AbstrakRemaja yang tinggal panti asuhan mempersepsikan dirinya kurang beruntung, kurang bisa menerimakelebihan dan kekurangan diri dan kurang tangguh dalam menghadapi kesulitan hidup, yangmenyebabkannya sulit untuk menemukan makna hidup. Padahal kebermaknaan hidup sangat pentingdirasakan oleh setiap orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerimaan diri danresiliensi dengan kebermaknaan hidup remaja yang tinggal di panti asuhan. Populasi dalam penelitianini adalah remaja yang tinggal di panti asuhan Pelayanan Kasih Bhakti Mandiri Jakarta, adapunsampelnya berjumlah 108 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Metodepengambilan data menggunakan skala Likert, terdiri dari skala kebermaknaan hidup yang diadaptasidari teori James Crumbaugh dan Leonard Maholick, skala penerimaan diri yang diadaptasi dari teoriSupratiknya, dan skala resiliensi yang diadaptasi dari teori Reivich dan Shatte. Hasil analisis datadiperoleh nilai R sebesar 0.695 yang berarti ada hubungan positif signifikan antara penerimaan diridan resiliensi dengan kebermaknaan hidup, artinya semakin tinggi penerimaan diri dan resiliensiremaja panti asuhan, maka akan semakin tinggi kebermaknaan hidupnya. Dari uji stepwise ditemukankontribusi variabel penerimaan diri dan resiliensi terhadap kebermaknaan hidup sebesar 48.2%,kontribusi penerimaan diri 45.5% dan resiliensi 2.7%.
Copyrights © 2019