Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah kesempatan bagi pemuda-pemudi Indonesia untuk menciptakan peluang di bidang wirausaha. Salah satunya adalah UD. Salacca yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan. Permasalahan yang dialami oleh perusahaan ini adalah kurangnya nilai tambah yang diberikan kepada pelaku rantai sehingga perlu dilakukan analisis rantai nilai (Value Chain Analysis) untuk mengetahui nilai masing-masing pelaku rantai. UD. Salacca juga belum mempunyai model bisnis yang tepat sehingga perlu dilakukan analisis model bisnis dengan menggunakan metode business model canvas yang bertujuan untuk mengetahui potensi produk olahan salak dan tindakan apa yang tepat bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bersama. Berdasarkan hasil perhitungan Nilai tambah (Value Added) yang paling besar adalah diterima oleh pihak pengolah salak sebesar 28% dengan nilai sebesar Rp. 3.239 Per Kg olahan salak, nilai tambah kedua adalah pada pihak petani salak sebesar 21,46% dengan besar nilai Rp. 1.060 Per Kg Penjualan Salak. Kemudian untuk pengumpul salak sebesar 11,48% dengan besar nilai Rp. 823,5 Per Kg penjualan salak. Kata Kunci: Business Model Canvas (BMC); Value Added; Value Chain Analysis
Copyrights © 2018