Aging atau penuaan merupakan sebuah proses yang merubah seorang manusia dewasa menjadi lanjut usia. Kebanyakan manusia dewasa adalah sehat dan dapat beraktivitas tanpa bantuan siapapun. Lalu, saat berusia lanjut akan mengalami penurunan fungsi fisiologis dan menjadi lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit. Frailty syndrome sering dikorelasikan dengan munculnya kondisi patologis pada lanjut usia. Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa malnutrisi dan imobilitas merupakan kunci dari berkembangnya frailty. Penelitian ini ingin membuktikan adanya hubungan antara pola makan yang dilihat dari asupan protein dengan frailty syndrome di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode case control dengan populasi lansia di Kota Malang. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Frailty syndrome diukur menggunakan frailty index yang berisi 40 item. Asupan protein diukur dalam g/hari dan dalam asupan energi. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang signifikan antara jumlah protein dengan frailty syndrome. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan frailty syndrome. Kesimpulan penelitian ini adalah asupan protein yang tinggi berhubungan dengan semakin kecilnya kejadian frailty syndrome. Namun, asupan energi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap angka kejadian frailty syndrome. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2018