Swamedikasi merupakan upaya pengobatan secara mandiri yang dilakukan masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri. Namun bila tidak dilakukan dengan tepat justru menimbulkan masalah baru yaitu adanya resistensi bakteri dan ketergantungan. Kesalahan prediksi juga mengakibatkan munculnya penyakit baru karena efek samping obat antara lain seperti gangguan sistem pencernaan, reaksi hipersensitif, serta memungkinkan terjadi keracunan. Pelaksanaan swamedikasi, diprediksi akan menimbulkan kesalahan penggunaan obat (medication error) yang disebabkan keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaanya. Untuk itu, pada penelitian terdahulu dibangun sebuah sistem informasi obat buatan yang berisi tentang data-data dan pengetahuan tentang obat buatan yang dapat diakses masyarakat secara bebas dan mudah. Namun pada penerapannya, belum diketahui apakah sistem informasi tersebut dapat meningkatkan rasionalitas dan keterampilan dalam melakukan swamedikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem informasi obat buatan yang telah dibangun dapat meningkatkan rasionalitas dan keterampilan masyarakat. Pendekatan dilakukan dengan melakukan quasi eksperimen terhadap 150 responden, yaitu memberikan treatment dengan menyebar kuesioner sebelum dan sesudah sistem informasi obat buatan digunakan. Dari kesenjangan tersebut, dilakukan pendekatan kualitatif kepada empat informan, untuk menggali lebih dalam apakah terjadi perubahan perilaku pengguna sistem informasi untuk kebutuhan swamedikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sistem Informasi Obat Buatan yang diimplementasikan dapat meningkatkan rasionalitas dan keterampilan masyarakat dalam melakukan swamedikasi berdasarkan perbandingan nilai sebelum treatment sebesar 3,95 menjadi 8,77 pada skala 0 9,00. Hal ini terjadi karena sistem memuat informasi lengkap seputar gejala, penyakit, dan obat-obatan.Kata Kunci: perilaku pengguna sistem informasi, swamedikasi, quasi eksperimen.
Copyrights © 2019