Review terhadap studi kelayakan hasil pencairan batubara Banko dilaksanakanoleh tim due diligence yang diprakarsai oleh Puslitbang TEMIRA bekerjasamadengan peneliti dari ITB, UNSRI, Lemigas dan Pertamina. Pada pelaksanaannyasumber data dan informasi serta konsultasi dilakukan dengan bantuan BPPTdan PTBA, dan pemilik teknologi dalam hal ini NEDO/Kobe Steel Ltd. Evaluasistudi kelayakan mencakup observasi lokasi tambang dan pabrik, adumsi dasardan analisa sensitifitas, dengan focus studi paa aspek teknis dan keekonomianpencairan batubara Banko. Hasil due diligence telah dapat menerima katalisalami dapat menekan biaya produksi, tetapi resiko berupa suplai katalis secarakontinyu masih dipertanyakan. Oleh karena itu penggunaan katalis sintetis untukmenjamin suplai sanngat dianjurkan, namunbaik BPPT maupun NEDO/KobeSteel Ltd tidak dapat menyetujuinya. Tim due diligence menyatakan bahwapembesaran skala pabrik menjadi 6.000 ton per hari dari skala pilot plant 50 tonper hari dinilai terlalu berisiko. Pembesaran skala sebaiknya dilakukan melaluipabrik kapasitas 50 ton pe rhari sebelum masuk skala komersial. MeskipunNEDO/Kobe Steel dapat menerima keberatan tersebut, akan tetapi sangatdiyakini bahwa terbatasnya biaya dan waktu menyebabkanhal ini tidakmemungkinkan. Tim due diligence menekankan bahwa hasil studi kelayakantidak mengkaji secara rinci aspek teknis dan financial proses pemurnian untukmeningkatkan mutu minyak batubara hasil proses pencairan, bahkanmengandalkan Pertamina untuk mengambil peran tersebut. Dimintakan kepadakepada NEDO/Kobe Steel agar studi kelayakan pabrik pencairan batubaraberdasarkan pada perhitungan break even point, daripada menggunakan variasimodul kapasitas 6.000 – 12.000 dan 36.000 ton batubara (daf) per hari. Akantetapi NEDO/Kobe Steel meyakini bahwa pendekatan tersebut sebaliknya dinilaileih mudah, sederhana dan cepat.Keywords: batubara Banko , due diligence, studi kelayakan, katalis Soroako
Copyrights © 2007