Pada umumnya sudu turbin angin dirancang untuk memberikan daya yang maksimum sehingga mempunyai bentuk yang rumit. Untuk kepentingan kemudahan proses produksi, biasanya dilakukan penyederhanaan bentuk sudu namun penyederhanaan tersebut dapat mengurangi prestasi aerodinamika sudu. Untuk mengetahui seberapa besar pengurangan prestasi yang terjadi, maka dilakukan penelitian dan analisis prestasi aerodinamis sudu akibat penyederhanaan geometri sudu dengan cara antara lain pengabaian puntiran, penyeragaman distribusi chord, maupun kombinasi puntiran dan penyeragaman chord. Melalui penelitian studi kasus sudu 50 kW buatan LAPAN yang menggunakan Blade Elemen-Momentum Theory, diperoleh penurunan prestasi daya sebesar 6,8 %, 6,5 %, dan 5,1 % berturut-turut untuk pengabaian puntiran, penyeragaman distribusi chord, dan kombinasi keduanya. Ini berarti penyederhanaan geometri sudu dapat dilakukan untuk kemudahan dan penghematan biaya produksi. Namun penyederhanaan geometri sudu juga mempengaruhi kemampuan start-up.
Copyrights © 0000