Selamat bertemu lagi Teman Sejawat sekalian. Penemuan dan pengembangan obat dari kekayaan bahan alam masih merupakan salah satu cara yang banyak digunakan di tengah-tengah kemajuan ilmu pengetahuan yang seakan berlari kencang mengejar waktu. Eksplorasi bahan alam hayati yang nota bene merupakan sumber daya tak terhabiskan memang merupakan bidang penelitian yang sangat menarik dan menantang. Apa lagi kita semua menyadari bahwa tanah air kita merupakan gudang bahan alam hayati terkaya di dunia. Sumber baru bahan bioaktif yang akhir-akhir ini banyak dieksplorasi adalah mikroba endofit, terutama jamur endofit. Jamur endofit adalah jamur yang hidup di dalam jaringan tumbuhan tanpa menimbulkan kerugian pada inangnya. Istimewanya, jamur-jamur endofit ini ternyata dapat menghasilkan berbagai senyawa bioaktif yang banyak diantaranya memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi senyawa obat, antara lain sebagai anti kanker, anti virus, anti bakteri, antioksidan, immunomodulator, dan lain sebagainya. Dari berbagai hasil penelitian terungkap pula bahwa senyawa-senyawa bioaktif yang diproduksi oleh jamur-jamur endofit tersebut ternyata memiliki bioaktivitas yang sama atau mirip dengan senyawa bioaktif yang diproduksi inangnya, bahkan ada jamur endofit yang memproduksi senyawa bioaktif persis sama dengan inangnya. Tentu ini merupakan informasi ilmiah yang sangat menggairahkan untuk dieksplorasi lebih jauh. Dalam edisi ini kami menyajikan 3 laporan penelitian tentang jamur endofit, yaitu isolasi dan uji daya antibakteri jamur-jamur endofit dari lengkuas (Alpinia galanga) dan bengle hantu (Zingiber ottensii) yang keduanya merupakan tumbuhan suku Zingiberaceae, dan satu makalah tentang identifikasi molekuler jamur endofit yang diisolasi dari tumbuhan Garcinia. Di samping itu kami juga menyajikan laporan penelitian tentang uji aktivitas antibakteri secara in vivo dari rebusan kayu secang (Caesalpinia sappan), dan formulasi obat-obat dengan bahan aktif berasal dari ekstrak tumbuhan, yaitu dari daun sukun (Artocarpus altilis) dan daun Nerium oleander. Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan kabar gembira kepada Teman sejawat sekalian, bahwa Jurnal Farmasi Indonesia yang kita cintai ini telah mendapat akreditasi B dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Mudah-mudahan kabar ini akan menambah semangat dan kegairahan kita semua untuk mengisi jurnal ini dengan laporan-laporan penelitian yang berbobot. Selamat membaca, selamat menambah wawasan iptek kefarmasian Anda. Maju terus Farmasi Indonesia. Salam Hangat Redaksi
Copyrights © 0000