Prevalensi anemia pada remaja putri menurut Depkes RI (2007) masih cukup tinggi yaitu sebesar 28%, angka ini tergolong masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya ≥40%. Data pra survei terhadap 100 remaja putri di SMKN 1 Terbanggi Besar pada bulan September 2011 diketahui sebanyak 30 (30%) remaja putri mengalami gejala anemia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012 yang meliputi pendapatan keluarga, pendidikan ibu, kebiasaan minum teh, indeks massa tubuh, pengetahuan, sikap, kejadian infeksi, keadaan menstruasi, asupan suplemen zat besi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan pada bulan februari 2012, jumlah populasi seluruhnya adalah 600 remaja putri sedangkan sampel yang diambil sebanyak 255, tekhnik sampling yaitu randome sampling dan alat pengumpulan data adalah dengan tekhnik angket. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan uji statistik menggunakan chi square, dan multivariat dengan regresi logisatic model prediksi. Hasil penelitian menyimpulkan dari 255 responden, yang anemia sebanyak 155 remaja putri (60,8%), dan dari 9 variabel yang diteliti didapatkan hasil: pendapatan keluarga (p-value 0,004 dan OR=2,442, pendidikan ibu (p-value 0,002 dan OR=2,349), kebiasaan minum teh (p-value 0,002 dan OR=2,554), indeks massa tubuh (p-value 0,002 dan OR=2,329), pengetahuan (p-value 0,002 dan OR=2,298), sikap (p-value 0,011 dan OR=2,047), keadaan menstruasi (p-value 0,004 dan OR=2,349) dan asupan suplemen zat besi (p-value 0,005 dan OR=2,344). Peneliti menyarankan bagi petugas kesehatan agar terus meningkatkan penyuluhan dan konseling serta bimbingan bagi remaja putri untuk dapat mencegah anemia.
Copyrights © 2016