Abstract — Intellectual disability is a developmental disorder which is characterized by deficiency in the mental processing. This deficit leads to the inability in adaptation, which makes individuals unable to fulfill their own living standard and social responsibilities in many aspects of life. Siblings play an important role in the development of children diagnosed with intellectual disability. The existence of children with intellectual disability could affect their sibling in positive or negative way. The purpose of this research was to illustrate the siblings’ acceptance regarding their siblings whom were diagnosed with intellectual disability, the factors that affect their acceptance, and the process of how the acceptance formed. This qualitative study used phenomenological approach by doing observation and interview to the responsdents. This research was conducted on five adolescents (15-18 years old) whose sibling diagnosed with intellectual disability. The result of this research showed that three subjects have reached the acceptance phase, while two other subjects have not reached acceptance phase. This research also indicates good family communication, proper knowledge, and positive perception regarding intellectual disability as several factors that affect three successful subjects to reach the acceptance phase. Abstrak — Disabilitas intelektual merupakan gangguan selama periode perkembangan yang ditandai dengan kurangnya kemampuan mental secara umum. Akibat dari kurangnya kemampuan ini adalah gangguan dalam beradaptasi, sehingga individu gagal memenuhi standar kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial dalam satu atau lebih aspek kehidupan sehari-hari. Saudara kandung berperan penting bagi perkembangan anak yang menyandang disabilitas intelektual. Hadirnya anak yang menyandang disabilitas intelektual dapat memengaruhi secara positif ataupun negatif kehidupan dari saudara kandungnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai penerimaan saudara kandung penyandang disabilitas intelektual, faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan, dan proses dari penerimaan saudara kandung tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis fenomenologi dengan metode observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Penelitian dilakukan kepada lima remaja berusia 15-18 tahun dan memiliki saudara kandung penyandang disabilitas intelektual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiga subjek telah mencapai tahap acceptance, sementara dua subjek lainnya belum dapat mencapai tahap acceptance. Subjek yang telah mencapai tahap acceptance dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, komunikasi yang baik dalam keluarga, memiliki pengetahuan dan informasi mengenai disabilitas intelektual, dan persepsi postitif terhadap penyandang disabilitas intelektual.
Copyrights © 2018