Articles
10 Documents
Search results for
, issue
"Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN"
:
10 Documents
clear
TANTANGAN PROFESI KEPERAWATAN MENYONGSONG DUNIA KERJA BERTEPATAN DENGAN “ERA OF ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (125.018 KB)
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.13
Keperawatan sebagai profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang memenuhi standar dan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga masyarakat akan memperoleh pelayanan yang bermutu. Dalam memasuki dunia kerja tentu dilakukan uji kompetensi dan registrasi, sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Perawat saat ini berbenah diri baik untuk peningkatan mutu dan profesi keperawatan di rumah sendiri di Indonesia ataupun dapat bersaing di pasar global Asean, karena sebentar lagi perawat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 atau Era of Asean Economic Community 2015, yang merupakan tantangan bagi profesi keperawatan. tantangan yang dihadapi berupa ancaman ataupun peluang yang harus diambil dan dihadapi, mau tidak mau atau suka tidak suka sebentar lagi dalam hitungan minggu, hari kita sudah memasuki MEA 2015, sehingga apa yang harus dilakukan dan apa tantangan yang yang dihadapi profesi keperawatan dalam menyongsong Dunia Kerja yang bertepatan dengan Era of Asean Economic Community 2015. Kata Kunci : Profesi Keperawatan, MEA 2015.
TANTANGAN PROFESI KEPERAWATAN MENYONGSONG DUNIA KERJA BERTEPATAN DENGAN “ERA OF ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.14
Keperawatan sebagai profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang memenuhi standar dan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga masyarakat akan memperoleh pelayanan yang bermutu. Dalam memasuki dunia kerja tentu dilakukan uji kompetensi dan registrasi, sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Perawat saat ini berbenah diri baik untuk peningkatan mutu dan profesi keperawatan di rumah sendiri di Indonesia ataupun dapat bersaing di pasar global Asean, karena sebentar lagi perawat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 atau Era of Asean Economic Community 2015, yang merupakan tantangan bagi profesi keperawatan. tantangan yang dihadapi berupa ancaman ataupun peluang yang harus diambil dan dihadapi, mau tidak mau atau suka tidak suka sebentar lagi dalam hitungan minggu, hari kita sudah memasuki MEA 2015, sehingga apa yang harus dilakukan dan apa tantangan yang yang dihadapi profesi keperawatan dalam menyongsong Dunia Kerja yang bertepatan dengan Era of Asean Economic Community 2015. Kata Kunci : Profesi Keperawatan, MEA 2015.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI Rg. ANAK BLUD RS H. HASAN BASRY KANDANGAN
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.15
Visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010 dan visi perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010, masyarakat yang bersikap proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2002)Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. di negara berkembang pada tahun 2003 diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur < 2 tahun. Rata-rata anak usia< 3 tahun di negara berkembang mengalami episode diare 3 kali dalam setahun, di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Berdasarkan laporan Data Kesehatan Indonesia tahun 2011 sekitar 9.739.163 kasus diare dan angka kematian pada penduduk umum mencapai 23,57 per 1.000 penduduk dan angka kejadian diare di Kalimantan Selatan terdapat sebanyak 146.139 kasus (Soepardi, 2011).Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan, salah satu sendi utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keterkaitan erat dengan upaya untuk mewujudkan pola hidup bersih dan sehat. Faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang amat besar pengaruhnya terhadap kesehatan, kedua faktor ini banyak disebabkan oleh berbagai pihak di luar sektor kesehatan, oleh karena itu masalah kesehatan tidak hanya ditanggulangi bersama oleh berbagai pihak dan segenap masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat (Depkes RI, 2000).
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI Rg. ANAK BLUD RS H. HASAN BASRY KANDANGAN
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (124.836 KB)
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.16
Visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010 dan visi perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010, masyarakat yang bersikap proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2002)Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. di negara berkembang pada tahun 2003 diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur < 2 tahun. Rata-rata anak usia< 3 tahun di negara berkembang mengalami episode diare 3 kali dalam setahun, di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Berdasarkan laporan Data Kesehatan Indonesia tahun 2011 sekitar 9.739.163 kasus diare dan angka kematian pada penduduk umum mencapai 23,57 per 1.000 penduduk dan angka kejadian diare di Kalimantan Selatan terdapat sebanyak 146.139 kasus (Soepardi, 2011).Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan, salah satu sendi utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keterkaitan erat dengan upaya untuk mewujudkan pola hidup bersih dan sehat. Faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang amat besar pengaruhnya terhadap kesehatan, kedua faktor ini banyak disebabkan oleh berbagai pihak di luar sektor kesehatan, oleh karena itu masalah kesehatan tidak hanya ditanggulangi bersama oleh berbagai pihak dan segenap masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat (Depkes RI, 2000).
PERAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN SEKS
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (97.104 KB)
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.17
Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks, khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi dan perasaan berdosa.Pendidikan seks bila dilakukan oleh orang tua sebagai orang yang paling dekat bagi si anak akan dapat membuat anak merasa aman selama dalam proses penjelajahan terhadap masalah seks. Dan dengan peran orang tua untuk berkomunikasi dalam keluarga secara positif dapat membuat anak mengerti bagaimana mencegah berperilaku negatif. Penyampaian pengetahuan seks secara benar, akan menentukan nilai pandang dan sikap mereka terhadap seks, dan hal ini juga sangat menentukan keharmonisan keluarga anak di kemudian hari
TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PENDERITA TB PARU DI RUANG PARU RSUD ULIN BANJARMASIN
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (94.759 KB)
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.18
Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bacteria Mikrobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsumsi energy dan protein penderita TB paru terhadap di ruang paru RSUD Ulin BanjarmasinJenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif, yaitu menilaitingkat konsumsi energy dan protein responden terhadap diet TKTP TB paru. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Paru RSUD Ulin Banjarmasin pada bulan maret 2012. Populasi penelitian ini adalah penderita TB Paru yang berusia > 20 tahun. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan food record. Data penelitian di tabulasi dan dinarasikan.Jenis kelamin responden paling banyak laki-laki (55,9 %), tingkat pendidikan responden paling bannyak adalah SMP (38,2 %), pekerjaan responden yang paling banyak adalah swasta                ( 61,8 %), umur responden paling banyak antara 41 - 50 tahun. Diet yang diberikan kepada penderita TB Paru adalah diet Tinggi Energi Tinggi Protein. Tingkat konsumsi energi responden yang paling besar adalah kategori kurang yaitu 44,12%, dan responden yang konsumsi protein yang paling besar adalah kategori kurang yaitu 47,06%. Kata Kunci : Tingkat konsumsi Energi, Protein Penderita TB Paru
HUBUNGAN PATIENT BELIEVE DAN DUKUNGAN KELUARGA TENTANG PROGRAM DIIT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN DIIT PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (104.531 KB)
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.19
 Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeratif kronik yang dapat dikendalikan dan keberhasilan pengobatan salah satunya adalah ketaatan dalam pola makan. Ketaatan penderita DM dalam pola makan perlu dukungan dari berbagai pihak, diantaranya adalah dukungan keluarga.Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan patient believe dan dukungan keluarga dengan kepatuhan penatalaksanaan diit penderita DM. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional . Sampel pada penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru. Teknik sampling yang dipergunakan adalah accidental sampling.. Analisis data dengan menggunakan Spearman Rank dengan taraf signifikasi α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0,529 > α = 0,05 maka ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara keyakinan (patient believe) dengan kepatuhan diit penderita DM dan p = 0,003 < α = 0,05, maka ho ditolak, jadi ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita DM. Diharapkan bagi penderita untuk senantiasa meningkatkan keyakinan dan kepatuhan dalam program pengobatan dan pengelolaan diit (pola makan) sehingga glukosa darah bisa terkontrol dan dapat dipertahankan dalam batas yang normal Kata Kunci : Patient Believe, Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Diit
LOYALITAS PERAWAT DITINJAU DARI SEGI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (133.937 KB)
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.20
Perawat merupakan salah satu provider dalam sebuah Rumah Sakit, disamping provider lain seperti dokter, analis kesehatan, ahli gizi dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga provider tersebut, pihak manajemen Rumah Sakit harus membuat perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Planning). Hal ini sejalan dengan pendapat Sabarguna (2003) yang menyatakan bahwa pelayanan Rumah Sakit memerlukan sumber daya manusia yang handal, karena proses pelayanan dan keberhasilan pelayanan terhadap pasien berada ditangan mereka. Kurangnya jumlah perawat akan berpengaruh negatif terhadap produktivitas, efesiensi, efektivitas dan kompetensi pelayanan asuhan keperawatan serta komitmen perawat terhadap organisasi tempat mereka bekerja (Al-Smadi, 2007)Rumah Sakit sejatinya adalah sebuah organisasi, yang mana setiap organisasi sangat membutuhkan anggota atau karyawan yang memiliki loyalitas tinggi. Loyalitas akan membentuk kesadaran untuk mengabdikan diri kepada organisasi (RS/Perusahaan/Institusi) yang akan selalu menyokong peran serta karyawan dalam organisasi tersebut. Flippo (1996) menyatakan bahwa loyalitas kerja merupakan tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara loyalitas dengan kinerja anggota/karyawan/perawat sehingga berdampak pada terbentuknya komitmen dan kesetiaan anggota terhadap organisasinya Salah satu faktor yang berperan dalam terbentuknya loyalitas terhadap organisasi adalah budaya organisasi. Robbins (2008) menyatakan bahwa pola perilaku anggota organisasi dapat dipengaruhi oleh budaya perusahan. Ketika seorang karyawan bekerja pada sebuah perusahaan atau organisasi yang mempunyai budaya organisasi yang kuat, maka karyawan tersebut akan berusaha untuk menanamkan pada dirinya dan memegang teguh nilai-nilai atau falsafah yang berlaku pada organisasi tersebut. Selanjutnya budaya organisasi yang kuat ini akan membentuk kohesivitas, loyalitas dan komitmen terhadap organisasi.Selain budaya organisasi, faktor lain yang berperan dalam terbentuknya loyaklitas adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja akan berdampak pada beberapa faktor seperti produktivitas dan absensi serta keluarnya anggota organisasi (Azhar, 2001). Robbins (2008) menyebutkan beberapa respon yang dapat muncul akibat ketidakpuasan seperti Exit (keluar), Voice (menyuarakan), Neglect (mengabaikan) dan Loyalty (setia). Loyaltydisini maksudnya adalah bahwa muncul suatu ungkapan dan atau perilaku yang dilakukan untuk menunggu sampai kondisi berangsur-angsur menjadi lebih baik.Berbagai persoalan yang berhubungan dengan loyalitas antara lain adalah keluarnya anggota dari organisasi, kurangnya ketaatan terhadap perintah atasan dan tidak mengamalkan falsafah atau nilai-nilai yang dianut serta kinerja yang lemah. Persoalan ini dapat juga terjadi pada sebuah Rumah Sakit, dimana ada anggotanya atau karyawannya (sebut saja perawat) yang menyatakan untuk keluar, pindah kerja dan atau berhenti bekerja sebagai perawat.
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 12 BANJARMASIN TAHUN 2014
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (118.821 KB)
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.21
Menurut World Health Organization (WHO, dalam sarwono, 2002) remaja merupakan individu dengan batasan usia antara 10-20 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa dimana masa ini memerlukan perhatian khusus khususnya perhatian dari orang tua. Keluarga khususnya orang tua merupakan lingkungan utama yang memberikan bimbingan dan pengasuhan pada remaja sehingga membentuk penilaian remaja terhadap diri sendiri atau disebut dengan harga diri. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menghargai secara negatif. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri remaja penerapan pola asuh orang tua pada remaja.  Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan harga diri pada remaja di SMP Negeri 12 Banjarmasin tahun 2014. Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah siswa SMPN 12 Banjarmasin. Teknik sampling Simple Random Sampling, jumlah sampel 75 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Fisher Exact Test.Hasil penelitian pola asuh pada remaja di SMP Negeri 12 Banjarmasin paling banyak adalah pola asuh demokratis yaitu 39 orang (52%), pola asuh permisif sebanyak 8 orang (11 %), dan pola asuh 28 orang (37 %). Harga diri remaja siswa SMPN 12 Banjarmasin paling banyak mempunyai harga diri tinggi yaitu 42 orang (56%), dan harga diri rendah sebanyak 33 orang (44 %). Ada hubungan pola asuh orang tua dengan harga diri pada remaja di SMP Negeri 12 Banjarmasin tahun 2014, (p=0,000<0,05).Saran bagi remaja yang memiliki harga diri rendah diharapkan untuk konsultasi dengan guru bimbingan konseling (BK) dalam rangka meningkatkan harga diri remaja, dan sekolah dapat meningkatkan komunikasi dengan orang siswa untuk perbaikan pola asuh anak remaja.                                                                                          Kata kunci      : Harga diri, Pola asuh, Remaja.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS (OAT) PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (95.337 KB)
|
DOI: 10.31964/jck.v2i1.22
Latar Belakang: Penyakit tuberculosis paru telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, Laporan internasional menyatakan bahwa Indonesia merupakan penyumbang kasus TB terbesar ketiga setelah Cina dan India. Pengobatan TB Paru memerlukan waktu yang cukup lama, sedangkan kasus resistensi obat TB Paru semakin meningkat Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana efek yang jauh dari dukungan keluarga untuk meningkatkan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat anti tuberculosisTujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum OAT pada pasien TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan rancangan †Cross Sectionalâ€. Sampel penelitian berjumlah 49 orang dengan teknik pengambilan sampel “Proposive Samplingâ€. Analisis penelitian yang digunakan adalah uji korelasi “Spearman Rank†dengan nilai signifikan p<0,05Hasil: Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan pada pasien TB Paru di Puskesmas Pekauman Banjarmasin dengan nilai p=0,648Kesimpulan: Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum OAT pada pasien TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Kata Kunci: TB Paru, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum OAT¹  Mahasiswi STIKES Sari Mulia Banjarmasin²  Kaprodi D IV Kebidanan STIKES Sari Mulia Banjarmasin³  Dosen Poltekes Banjarmasin