cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kandai
ISSN : 1907204X     EISSN : 25275968     DOI : -
Kandai was first published in 2005. The name of Kandai had undergone the following changes: Kandai Majalah Illmiah Bahasa dan Sastra (2005) and Kandai Jurnal Bahasa dan Sastra (2010). Since the name of journal should refer to the name that was registered on official document SK ISSN, in 2016 Kandai started publish issues with the name of Kandai (refer to SK ISSN No. 0004.091/JI.3.02/SK.ISSN/2006 dated February 7th, 2006, stating that ISSN 1907-204X printed version uses the (only) name of KANDAI). In 2017, Kandai has started to publish in electronic version under the name of Kandai, e-ISSN 2527-5968.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2013): KANDAI" : 11 Documents clear
SIMBOL KHUSUS DALAM ELONG UGI KLASIK NFN Uniawati
Kandai Vol 9, No 1 (2013): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.474 KB) | DOI: 10.26499/jk.v9i1.284

Abstract

Elong ugi  klasik merupakan salah satu jenis karya sastra lisan Bugis yang dipakai sebagai media untuk mengungkapkan ekspresi jiwa penuturnya. Elong tersebut berisi ungkapan-ungkapan pendek yang memuat nilai dan falsafah hidup orang Bugis. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap makna simbol khusus (private simbol) yang terkandung dalam elong ugi  klasik. Data yang dianalisis berupa data lisan, yaitu elong ugi  klasik sebanyak 10 buah yang diperoleh secara acak dari informan lapangan melalui pengamatan singkat penulis. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis adalah metode semiotik dengan penerapan teori yang diajukan oleh Charles Sanders Pierce. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna yang terkandung dalam simbol khusus (private symbol) mengimplikasikan tentang kesetiaan, romantisme, keberanian, takdir Tuhan, perpisahan, siri’, perjodohan, kegigihan menuntut ilmu, dan perlunya menjaga lidah. Makna tersebut merefleksikan kondisi sosial budaya orang Bugis sebagai penuturnya. Elong ugi  yang dipahami orang Bugis tidak sekadar nyanyian penghibur saja, tetapi sekaligus sebagai pengingat untuk menegakkan pranata-pranata dan nilai-nilai yang berlaku dan masih diutamakan dalam kelompok masyarakatnya.

Page 2 of 2 | Total Record : 11