cover
Contact Name
Nurjazuli
Contact Email
nurjazulifkmundip@gmail.com
Phone
+6282133023107
Journal Mail Official
jkli@live.undip.ac.id
Editorial Address
Faculty of Public Health, Diponegoro University Jl. Prof. Soedarto, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Central Java, Indonesia 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Lingkungan indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124939     EISSN : 25027085     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (JKLI, p-ISSN: 1412-4939, e-ISSN:2502-7085, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli) provides a forum for publishing the original research articles related to: Environmental Health Environmental Epidemiology Environmental Health Risk Assessment Environmental Health Technology Environmental-Based Diseases Environmental Toxicology Water and Sanitation Waste Management Pesticides Exposure Vector Control Food Safety
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 1 (2017): April 2017" : 5 Documents clear
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Filariasis Di Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan Sularno, Suryo; Nurjazuli, Nurjazuli; Raharjo, Mursid
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 16, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.16.1.22-28

Abstract

Latar belakang: Filariasis merupakan salah satu penyakit infeksi, disebabkan oleh cacing filaria yang hidup di kelenjar limfa dan darah manusia, termasuk penyakit tular vektor. Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan merupakan daerah endemis filariasis tinggi dengan mf rate 3,9%, Selain itu, hasil survei darah jari yang pernah dilakukan, di wilayah ini ditemukan 37 orang positif mikrofilaria dalam darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat sebagai faktor risiko kejadian filariasis di Kecamatan Buaran kabupaten Pekalongan.Materi dan Metode: Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol. Subyek penelitian dibagi menjadi kelompok kasus dan kelompok kontrol masing-masing 74 orang. Variabel bebas yang dikaji dalam penelitian ini adalah spesies keberadaan nyamuk di dalam dan luar rumah, kawat kasa, persawahan, saluran air, genangan air, tumbuhan air, dan ternak. Faktor perilaku meliputi kebiasaan penggunaan kelambu, menggantung pakaian, penggunaan obat anti nyamuk, keluar ada malam hari, pengetahuan dan layanan kesehatan. Variabel terikatnya adalah kejadian filariasis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan penangkapan nyamuk. Analisis data hasil penelitian menggunakan regresi logistik.Hasil: Dari 17 variabel bebas yang dikaji, hasil penelitian ini menemukan ada tiga variabel yang mempunyai asosiasi signifikan dengan kejadian filatiasis di Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan. Variabel tersebut meliputi tinggal di sekitar rumah penderita, kepadatan hunian, dan kepatuhan minum obat. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa kepadatan hunian merupakan faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap kejadian filariasis dengan OR=6,145 (CI:1,051 – 35,938).Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa tinggal di sekitar rumah penderita, kepadatan hunian dan kepatuhan minum obat filariais mempunyai kontribusi terhadap kejadian filariasis. Peneliti menyarankan upaya perbaikan lingkungan yang sehat dan kepatuhan minum obat oleh masyarakat perlu diupayakan semaksimal mungkin guna menekan kejadian penyakit tersebut di masa mendatang. AbstractTitle: Factors Related toThe Incidence of Lymphatic Fillariasis in Buaran, Pekalongan DistrictBackground: Filariasis or elephansiasis is one of infectious disease, is a systemic infection caused by filarial worms that live in the lymph nodes (lymph) and human blood that transmitted by mosquitoes (vector-borne disease). The survey result endemicity of filariasis in 2007 found that the highest area was in Buaran District with the number of microfilariae (mf) rate of 3.9% and according to the data Filariasis Research 2015, the result of Finger-prick Blood in Subdistrict Buaran discovery of microfilariae are 37 people. Based on this fact the purpose of this research is to describe environmental condition and behaviour society as a risk factor for the incidence of filariasis in Subdistrict Buaran Pekalongan regency.Method: This study was observational study with case control design. The subjects consisted of two groups of case and control, with each sample of 74 people. The independent variables studied were the vectors inside and outside the home existing, marshes existing, rice fields existing, trenches existing, ditches, puddles, aquatic plants existing, bushes existing, cattle existing, wire netting on the ventilation esiting, the habit of using nets, habits of hanging clothes have been used, the habit of using anti-mosquito drugs, the habit outdoors at night, knowledge and health efforts. While the dependent variable was the incidence of filariasis. Data was collected through interviews, observation, and measurement. Data would be analyzed using univariate, bivariate chi-square, and multivariate logistic regression at level of significance 0.05 (5%).Result: Bivariate analyze of 17 variables are the vectors inside and outside the home existing, marshes existing, rice fields existing, trenches existing, ditches, puddles, aquatic plants existing, bushes existing, cattle existing, wire netting on the ventilation esiting, the habit of using nets, habits of hanging clothes have been used, the habit of using anti-mosquito drugs, the habit outdoors at night, knowledge and health efforts, indicated that there were three variables that have a correlation to incidence of filariasis. They were staying or being around filariasis sufferers, density residential, and medication adherence. Results of multivariate analysis that density residential is the most dominant factor related to the incidence of filariasis with p-value = 0.044; OR = 6,145 (1,051 - 35,938). Conclusion: This study concluded that environment factors need to be improved, especially for staying or being around filariasis sufferers, density residential, and medication adherence to reduce fillariasis incident.
Hubungan Pajanan Kebisingan dengan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pekerja Industri Kemasan Semen Siswati, Siswati; Adriyani, Retno
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 16, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.16.1.29-36

Abstract

Latar belakang: Cemaran bising merupakan merupakan suara yang mengganggu dan membahayakan orang yang mendengarnya. Gangguan suara ini dapat menimbulkan berbagai respon psikologis, khusunya pada sistem kardiovaskuler pada orang-orang yang terpapar. Penelitian ini bertujuan  untuk menganalisis hubungan antara paparan bising dengan tekanan daran dan denyut nadi pada pekerja industi kemasan semen.Metode: Penelitian dengan disain cross sectional telah dilakukan di industri kemasan semen di Tuban Indonesia. Sampel diambil sebanyak 22 pekerja denan teknik random random. Pengukuran  tingkat kebisingan dilakukan di unit produksi menggunakan Sound Level Meter. Pengumpulan data karakteristik pekerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran tekanan daran dan denyut nadi dilakukan pada pekerja sebelum dan sesudah terpapar bising menggunakan tensimeter digital. Data penelitian dianalisis menggunakan paired t-test dan korelasi Perason pada level signifikasi 5%.Hasil: Tingkat bising di seluruh area unit produksi melebihi nilai ambang batas (lebih 85 dBA). Sebagian besar pekerja berumur 42 tahun., telah bekerja selama 15 tahun. Sebanya 77,3% pekerja menggunakan alat pelindung telinga berupa ear plug saat bekerja. Tenanan darah sistolik maupun diastolik sebelum terpapar bising adalah normal, akan tetapi setelah terpapar bising menunjukkan gejala pre hipertensi. Rerata denyut nadi pekerja sebelum dan sesudah terpapar bising masing-masing 76,64 x/menit dan 86,91 x/menit.Simpulan: Ada perbedaan secara signifikan (tekanan daran sistolik, diastolik, dan denyut nadi) antara sebelum dan sesudah bekerja (terpapar bising). Ada hubungan  signifiakan antara tingkat bising dengan peningkatan tekanan darah sistolik, diastlik, dan denyut nadi pekerja industri kemasan semen. Para pekerja disarankan untuk selalu menggunakan alat penuutup telingan saat melakukan pekerjaannya. AbstractTitle: The Relationship between Noise Exposure with Blood Pressure and Pulse of Workers in a Cement Packaging IndustryBackground: Noise pollution is the distrubing or excessive noise that may annoying, distracting or even harmfull to the people who hear it. Noise pollution can induces alteration of various physiological responses, especially on the cardiovascular system, in people exposed to it. The aim of the study was to analyze the relationship between noise exposure with blood pressure and pulse of workers in cement packaging industry. Methods: A cross sectional study design was employed in 2016 at cement packaging industry in Tuban, Indonesia. Sample size were 22 workers obtained by using simple random sampling technique. Noise level was measured at production unit with a calibrated Sound Level Meter. Workers characteristics were gathered with an appropriate questionnaire. Blood pressure and pulse were measured cross shift (before and after noise exposure) using digital tensimeter. For analyzing data, paired t-test and pearson correlation test were used. P < 0.050 was considered statistically significant.Results: Noise level at all production areas were exceed the TLV, over 85 dBA. Most workers were 42 years old, had over 15 years of worked periode and 77.3% of respondents were using EPE with ear plug type. Either sistolic and diastolic blood pressure before noise exposure were normal, but after that, they were prehypertension. Mean pulse of workers before and after noise exposure were 76,64 x/second and 86,91 x/second.Conclusion: There were significant differences between the systolic blood pressure, diastolic and pulse before and after work. Meanwhile,  there were significant associations between noise with raised systolic blood pressure, diastolic blood pressure and pulse on workers of cement packaging industry. So, preventive of noise should be controled by using convenient EPE for workers. 
Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga tentang Pengelolaan Sampah Melalui Pemberdayaan Keluarga di Kelurahan Tamansari Kota Bandung Ruhmawati, Tati; Karmini, Mimin; P., Dwi Tjahjani
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 16, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.16.1.1-7

Abstract

Judul: Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga tentang Pengelolaan Sampah Melalui Pemberdayaan Keluarga di Kelurahan Tamansari Kota BandungLatar belakang: Sungai Cikapundung merupakan tempat dimana masyarakat banyak membuang sampah ke dalamnya. Pemberdayaan keluarga merupakan alternatif model yang diharapkan merubah pengetahuan dan sikap menuju keluarga yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap keluarga sebelum dan sesudah pemberdayaan pengelolaan sampah.Materi dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan “pre and post design.” Intervensi yang dilakukan adalam pemberdayaan model keluarga mencakup konseling, pelatihan, dan pendampingan. Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga atau wakilnya yang tinggal di sekitar aliran sungai Cikapundung di Rw 06 Kelurahan Tamansari Bandung Wetan. Pengambilan sampel diambil secara non random. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Analisis ststistik untuk uji beda digunakan indepnden T test pada taraf signifikasi 5%.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 82,6% responden berumur tidak produktif; 56,5% berpendidikan Sekolah Menengah Atas; 87% tidak bekerja; 56,5% berpenghasilan di bawah UMR; 100% muslim, telah tinggal lebih dari satu tahun, sebagian besar mempunyai 4 anggota keluarga. Fasilitas pendukung pengelolaan sampah yang ada di lingkungan mereka adalah tempat pembuangan sampah sementara (TPS, motor angkut sampah, dan ada lembaga bank sampah. Setelah intervensi pemberdayaan, pengetahuan dan sikap mereka sangat baik masing-masing 78,3% dan 82,6%. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan pengetahuan dan sikap secara signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi pemberdayaan keluarga  (p=0,001 dan p=0,005).Simpulan: Intervensi pemberdayaan mampu meningkatkan secara signifikan pengetahuan dan sikap keluarga dalam pengelolaan sampah.AbstactTitle: The Increasing of Knowledge and Attitudes of Family Head on Waste Management Through Family Empowerment in Tamansari Urban Village Bandung.Background : Cikapundung river was deteriorated due to the behavior of people who throw garbage directly into the river. Empowerment is an alternative family model that is expected to change knowledge and attitudes towards a better family. This research aimed to analyze the knowledge and attitudes of families before and after the empowerment of waste management.Methods : Type of this research was quasi-experimental design with one group pre and post test design, which is a study design before and after the intervention using a control group without. The form of intervention is the empowerment model families which include counseling, training, and mentoring. The population in this study were all heads of families or representing in citizens association (RW) 06 Sub Tamansari Sub-District Bandung Wetan located around the river flow of Cikapudung river, while the sample is part of the head of household who are respondents, the sampling technique is non-random (accidental). The data collected by interview and observation. Data collector in the form of questionnaires, observation sheets. Analysis of the data by univariate and bivariate dependent T test.Results : The research results showed 82.6% of respondents age groups unproductive, 56.5% high school educated, 87% did not work, 56.5% income below the minimum wage, 100% Muslim, length of stay more than one year, 78.3% of domicile as wives, the number of family members 47.8% more than 4 people. Supporting infrastructure and facilities available in RW 06 in waste management is their shelter temporary garbage (TPS), the motor of garbage (Triseda), and the presence of garbage bank. Knowledge and attitude of the respondent after the intervention, including the excellent category with a percentage of 78.3% for the knowledge and attitude of 82.6%. there are differences in knowledge and attitude of the respondent after the intervention with p = 0.001 for knowledge and p = 0.005 for the attitude.Conclusion : There are significant difference between knowledge and attitudes before and after intervention.
Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat Purnama, Wary; Nurjazuli, Nurjazuli; Raharjo, Mursid
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 16, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.16.1.8-16

Abstract

Judul : Faktor Lingkungan dan Perilaku Yang Berhubungan Dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang, Kalimantan BaratLatar belakang: Tahun 2015, terdapat 79 kasus filariais di Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang dengan micrifilaria rate sebesar 2,5%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian filariasis, serta mengidentifikasi spesies nnyamuk yang diduga sebagai vektor filariasis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case control. Subyek penelitian terdiri dari 32 kasus dan 32 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan uji Chi-square dengan taraf signifikasi 0,05.Hasil: Dari 419 nyamuk yang ditangkap. Tidak ditemukan adanya larva cacing dalam tubuh nyamuk. Hasil identifikasi nyamuk menemukan 6 spesies yaitu Anopheles letifer, Mansonia uniformis, Culex tritaeniorhyncus, Culex vishnui, Culex cressipes, and Mansonia annulifera. Analisis statistik menunjukkan bahwa keberadaan breeding places, resting places, pengetahuan, dan kebiasaan keluar pada malam hari merupakan faktor risiko kejadian filariasis di Kecamatan Muara Pawan Kalimantan Barat.Simpulan: Faktor lingkungan dan perilaku masyarakat merupakan faktor risiko kejadian filariasis di Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang. ABSTRACTTitle: Enviromental and Community Behaviour Factors Associated with the incidence of Lymphatic Filariasis in Muara Pawan Distrct of Ketapang Regency, West KalimantanBackground: In the year of 2015, there were 79 cases of filariasis in Ketapang Regency and in Muara Pawan District, in particular, from 32 cases who contracted microfilariae resulted in Mf rate = 2,5% while for prevalence rate (PR) = 2,18. The objectives of this research were to analyze correlation between evironmental and community behavioral factors associated with cases of filariasis as well as to identify the mosquitos which are being the potential vector of filariasis.  Methode: The research was an observational one with a case-control study. The cases and the control of this research were both using 32 respondents. The data were collcted by doing observation and interviews. The collected data were than analyzed using chi-square test. Results: From the surgery of 419 mosquitos, it was revealed that the mosquitoes contained zero filarial larvae, while for the species identification, there were six species of mosquitoes indentified, i.e Anopheles letifer, Mansonia uniformis, Culex tritaeniorhyncus, Culex vishnui, Culex cressipes, and Mansonia annulifera. The resulth of statistical analysis revealed that there were 4 variables associated with the cases of filariasis in Muara Pawan Distict of Ketapang Regency, ie. breeding places (p-value = 0,047), resting places (p-value = 0,007), knowledge (p-value = 0,045), and habit of going out at night (p-value = 0,043)Conclusion: It is concluded that there is a correlation between 4 mentioned variables with the cases of filariasis in Muara Pawan Dictrict of Ketapang Regency.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Neurotoksik Akibat Paparan Pestisida Pada Petani Sayuran Di Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok Gusti, Aria; Desnizar, Ira
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 16, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.16.1.17-21

Abstract

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Neurotoksik Akibat Paparan Pestisida Pada Petani Sayuran Di Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten SolokLatar belakang: Sekitar 60% petani penyempro sayur di Kanagarian Alahan Panjang mempunyai riwayat gejala neurotoksik.. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala gangguan syaraf pada petani penyemprot yang menggunakan pestisida di Kanagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional. Subyek penelitian sebanyak 75 responden. Penarikan sampel dilakukan secara random. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi jenis pestisida, komposisi pestisida, pemakaian alat pelindung diri, dan gejala neurotoksik. Instrument penelitian menggunakan kuesioner Q18 versi Jerman. Analisis data menggunakan uji Chi-square pada taraf signifikasi 5%.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 62,7% petani penyemprot sayuran pernah mengalami gejala neurotoksik. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan signifikan antara jumlah dan komposisi pestisida yang digunakan dengan gangguan neurotoksik pada petani sayuran (p-value <0,05). Sedang kebiasaan pemakaian alat pelindung diri tidak berpengaruh terhadap kejadian gangguan neorotoksin.  Simpulan: Jumlah dan komposisis pestisida berhubungan dengan gangguan neurotoksik pada petani sayuran di Kanagarian Alahan Kabupaten Solok. Petani sayur disarankan untuk memperhatian komposis pestidian dan tidak menggunakan secara berlebihan dalam menyemprot sayuran. AbstractTitle: Factors related with neurotoxic symptoms on pesticides exposed vegetable farmer in Kanagarian Alahan Panjang, Solok DistrictBackground: Around 60% of vegetable farmer sprayer in Kenagarian Alahan Panjang have experienced of the neurotoxic symptoms. The purpose of this study was to determine factors associated with neurotoxic symptoms on vegetable farmer sprayer with pesticide in Kenagarian Alahan Panjang Solok District in 2016. Method: Type of this research was quantitative using cross-sectional design. The sample were 75 respondents. Sampling using simple random sampling technique. Processing data using univariate and bivariate analysis with chi-square test. Results: The result of this research showed (62,7%) vegetable farmer sprayer have experienced of the neurotoxic symptoms. Bivariate analysis showed there were significant relationship (p<0,05) between pesticide composition and amount of pesticide with neurotoxic symptoms. There was no significant relationship between use of personal protective equipment with neurotoxic symptoms. Conclusion: The number and compostion of pesticides were factors which had associated significantly with neurotoxic symptoms. It was suggested to vegetable farmers to change organofosfat pesticide which was not dangerous to health like faction of pyrethroids. Vegetable farmers were suggested to use appliance protector of X’self completely when activity of mixing and application of pesticide.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 3 (2025): Oktober 2025 Vol 24, No 2 (2025): Juni 2025 Vol 24, No 1 (2025): Februari 2025 Vol 23, No 3 (2024): Oktober 2024 Vol 23, No 2 (2024): Juni 2024 Vol 23, No 1 (2024): Februari 2024 Vol 22, No 3 (2023): Oktober 2023 Vol 22, No 2 (2023): Juni 2023 Vol 22, No 1 (2023): Februari 2023 Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022 Vol 21, No 2 (2022): Juni 2022 Vol 21, No 1 (2022): Februari 2022 Vol 20, No 2 (2021): Oktober 2021 Vol 20, No 1 (2021): April 2021 Vol 19, No 2 (2020): Oktober 2020 Vol 19, No 1 (2020): April 2020 Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019 Vol 18, No 1 (2019): April 2019 Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018 Vol 17, No 1 (2018): April 2018 Vol 16, No 2 (2017): Oktober 2017 Vol 16, No 1 (2017): April 2017 Vol 15, No 2 (2016): Oktober 2016 Vol 15, No 1 (2016): April 2016 Vol 14, No 2 (2015): Oktober 2015 Vol 14, No 1 (2015): April 2015 Vol 1, No 2 (2002): OKTOBER 2002 Vol 13, No 2 (2014): Oktober 2014 Vol 13, No 1 (2014): April 2014 Vol 12, No 2 (2013): Oktober 2013 Vol 12, No 1 (2013): April 2013 Vol 11, No 2 (2012): Oktober 2012 Vol 11, No 1 (2012): April 2012 Vol 8, No 2 (2009): Oktober 2009 Vol 8, No 1 (2009): April 2009 Vol 6, No 2 (2007): Oktober 2007 Vol 6, No 1 (2007): APRIL 2007 Vol 5, No 2 (2006): OKTOBER 2006 Vol 5, No 1 (2006): APRIL 2006 Vol 4, No 2 (2005): OKTOBER 2005 Vol 4, No 1 (2005): APRIL 2005 Vol 3, No 2 (2004): OKTOBER 2004 Vol 3, No 1 (2004): APRIL 2004 Vol 2, No 2 (2003): OKTOBER 2003 Vol 2, No 1 (2003): APRIL 2003 Vol 1, No 1 (2002): APRIL 2002 More Issue