cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019" : 5 Documents clear
ESTIMASI POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA LOBSTER PASIR (Panulirus homarus) DI PERAIRAN PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK Amula Nurfiarini; Danu Wijaya
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.673 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.3.2019.169-178

Abstract

Spiny lobster atau dikenal dengan sebutan udang karang merupakan komoditas perikanan unggulan yang pemanfaatannya cukup intensif di Teluk Prigi, Kabupaten Trenggalek. Sejauh ini informasi mengenai status stok sebagai dasar pengelolaannya masih sangat terbatas. Salah satu pendekatan untuk menduga status stok yang dapat dilakukan adalah dengan penandaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumberdaya lobster pasir dan dinamika pemanfaatanya di Perairan Prigi. Metode penelitian menggunakan pendekatan tandai-lepas-tangkap kembali (Capture-Mark-Recapture/CMR), sedangkan analisis potensi lobster mengacu pada Petersen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perikanan lobster termasuk kategori perikanan artisanal (small scale fisheries) yang dijalankan paruh waktu dan dilakukan secara one day fishing. Alat tangkap yang digunakan meliputi; jaring insang (gillnet), krendet (trap net) dan bubu (trap net). Penyebaran lokasi penangkapan di sepanjang tebing pantai berkarang di pesisir Teluk Prigi. Musim puncak penangkapan terjadi pada bulan Oktober-Maret. Karakteristik hasil tangkapan yang didaratkan masih didominasi oleh ukuran larang tangkap yakni mempunyai panjang karapas < 8 cm atau pada kisaran bobot 200-300 g per ekor yang mana proporsi ini mencapai 84,79% dari total tangkapan. Potensi Lobster Pasir di Teluk Prigi adalah 1,19 ton/th dengan tingkat pemanfaatannya baru sekitar 44,53 %. Spiny lobster is a superior fishery commodity that is utilized quite intensively in Prigi, Trenggalek Regency. However information about the status of stocks as a basis for management is still very limited. One approach to estimating stock status that can be done is by marking. This study aims to determine the potential of spiny lobster resources from type of sand lobster, and the dynamics of its utilization in the Prigi Bay waters. The research method uses the Capture-mark-recapture (CMR) approach, while the analysis of lobster stock potential refers to Petersen. The results showed that lobster fisheries were categorized as artisanal fisheries (small scale fisheries) which were run part-time and carried out one day fishing. The fishing gear used includes; net (gillnet), trap net is called as krendet and bubu. Distribution of fishing location along the rugged coastal cliffs on the coast of Prigi waters. The peak for catching season occurs in October-March. The characteristics of the landed catches are still dominated by the no-take size carapace length <8 cm or in the weight range of 200-300 g per tail which reaches 84,79% of the total catch. Sand Lobster Potential in Prigi is 1.19 tons per year with a new utilization rate of around 44,53%.
MODEL PENEBARAN IKAN NILA DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH Setiya Triharyuni; Dipo Aldila; Aisyah Aisyah; Husnah Samhudi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.3 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.3.2019.161-168

Abstract

Waduk Malahayu merupakan salah satu waduk yang dimanfaatkan untuk perikanan. Kegiatan penangkapan di waduk ini telah lama dilakukan baik oleh nelayan sekitar maupun luar daerah. Saat ini telah terjadi indikasi adanya penurunan produksi sebagai akibat adanya degradasi sumber daya ikan dan lingkungan serta intensitas penangkapan yang tinggi. Diperlukan upaya pengelolaan untuk meningkatkan produksi ikan di Waduk Malahayu. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan penebaran ikan secara rutin baik oleh instansi pemerintah maupun nelayan setempat. Salah satu faktor keberhasilan penebaran ikan terhadap peningkatan produksi adalah jumlah padat tebar yang memadai. Akan tetapi, kajian mengenai jumlah padat tebar yang memadai melalui pendekatan model matematis belum banyak dilakukan. Model matematis mampu memperhitungkan aspek lain seperti penebaran kembali dan penangkapan ke dalam satu kajian model holistik dan analitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah benih nila yang sebaiknya ditebar. Kondisi populasi ikan nila digambarkan dengan skenario laju pertumbuhan logistik, dengan pertimbangan adanya penebaran dan penangkapan. Hasil menunjukkan bahwa jumlah benih nila untuk ditebar sehingga dapat meningkatkan produksi adalah sekitar 8 ton/tahun atau setara dengan 533.333 ekor/tahun. Hasil dari kajian ini diharapkan bermanfaat bagi pengelolaan sumber daya ikan di Waduk Malahayu melalui pemulihan sumber daya. Fish stocking has been done as an effort to increase fish stock in Malahayu Reservoir. The need to fish stocking is due to the degradation of environment, fish resources and high exploitation either, lead to the decreasing of fish production on those reservoir. Fish stocking that intensively done by local government and community does not yet give an impact to the increasing of fish production. The amount of stocked seeds by using mathematical model approach has not done yet. Mathematical model approach is able to consider other aspects such as restocking activities and fishing into a holistic and analytical study. The current research aimed to estimate the amount of seed of Tilapia that properly stocked in Malahayu Reservoir. Population condition of Tilapia is described by logistic growth rate scenario, taking into account of stocking and fishing. In effort to increase the production, the amount of Tilapia should be stocked about 8 tonnes/year or 533.333 individuals/year. The results obtained in this research are expected to be beneficial for the management of fish resources in Malahayu Reservoir through stock enhancement. 
UPAYA MEMBANGUN KEMBALI DAN PEMULIHAN STOK IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA Suherman Banon Atmaja; Duto Nugroho
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.329 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.3.2019.179-189

Abstract

Tujuan utama makalah ini adalah mengevaluasi kondisi  stok ikan pelagis kecil (dengan ikan layang Decapterus spp. sebagai acuan) sebagai pembangkit ekonomi di pantai Utara Jawa perairan laut Jawa WPPNRI 712. Analisis dilakukan sejalan dengan tren penurunan aktivitas penangkapan kapal pukat cincin yang berpangkalan di Pekalongan Jawa Tengah yang telah berlangsung selama hampir dua dekade. Teori klasik tentang penangkapan ikan mengisyaratkan bahwa pemulihan populasi ikan dapat berlangsung cepat jika penangkapan ikan dihentikan pada rentang waktu tertentu.  Analisis menggunakan pendekatan surplus produksi non-ekuilibrium dengan bantuan perangkat aplikasi ASPIC 7 dan Kobe plot digunakan untuk  memetakan perubahan arah status stok ikan pelagis kecil yang berkaitan langsung dengan perilaku perkembangan perikanan pukat cincin di laut Jawa pada kurun waktu 1976 - 2014.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan drastis baik jumlah armada pukat cincin maupun aktivitas penangkapannya akibat rendahnya peluang keberhasilan dan tingginya investasi operasional hampir dua dekade  telah telah memberikan peluang terhadap pemulihan stok secara alamiah menuju tingkat biomassa optimal.  Pergerakan status biomasa dan mortalitas penangkapan ikan pelagis kecil secara tahunan yang ditampilkan melalui penggunaan Kobe plot memberikan indikasi bahwa kondisi stok ikan setelah tahun 2015 mengarah pada status yang cenderung baik. The main objective of this paper is to evaluate the status and trend of small pelagic fish stocks (Decapterus spp.) as a major driver of economics in north coast of Java correspond to a direct reduction of purse seine fishing activities at around two decades. Classical theory of fishing suggests that rapid population recovery occurs when fishing pressures is reduced. These phenomenons were analyzed by applying non-equilibrium surplus production model incorporate covariance of the programs package of Aspic 7.  Simple Kobe plots were also applied to track the annual trend of stock status directly which presumably related to the course of fisheries development.  The results showed that drastic decline of fishing pressures of both number of purse seine fleet and their activity within the last decade provided an opportunity of stock recovery at optimum biomass levels. Applying simple Kobe plots indicates the stock status and trend in 2015 relatively in rebuilding condition
BIVALVIA DAN GASTROPODA PERAIRAN TAWAR DI SULAWESI TENGGARA Muhammad Fajar Purnama; Alfi Kusuma Admaja; Haslianti Haslianti
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.046 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.3.2019.203-214

Abstract

Penelitian Bivalvia dan Gastropoda air tawar di Sulawesi Tenggara dilaksanakan pada Januari-Desember 2018 di (delapan) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara, meliputi Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis Gastropoda dan Bivalvia perairan tawar, diharapkan menjadi basis data tentang biodiversitas Gastropoda dan Bivalvia di Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian menggunakan metode purposive randhom sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara manual dan diawetkan dengan larutan alkohol 70%. Identifikasi jenis dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari. Komposisi jenis Bivalvia dan Gastropoda perairan tawar di Sulawesi Tenggara - Klaster Daratan, diperoleh 11 Famili, 19 Genus dan 102 Spesies yang terdiri dari 33 jenis dengan status identified atau teridentifikasi sampai dengan tingkat spesies dan 69 jenis berstatus unidentified atau teridentifikasi hanya sampai ketingkat genus (genus Clithon 42 jenis, genus Septaria 2 Jenis dan genus Melanoides 25 jenis). Bivalvia dan Gastropoda yang berstatus unidentified didominasi oleh famili Neritidae genus Clithon dan famili Thiaridae genus Melanoides. Sedangkan yang berstatus identified juga didominasi oleh famili Neritidae, Thiaridae, Ampullariidae dan Corbicullidae. Disimpulkan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara secara empirik memiliki biodiversitas gastropoda dan bivalvia air tawar yang sangat tinggi. Bivalvia and freshwater Gastropod research in Southeast Sulawesi was conducted in January-December 2018 in (eight) Regencies or municipality in Southeast Sulawesi Province, covering Kendari City, Konawe Selatan District, Bombana Regency, Kolaka Regency, Kolaka Utara Regency, Kolaka Timur Regency, Regency Konawe and Konawe Utara District. This study aims to determine the composition of freshwater gastropods and bivalves in Southeast Sulawesi Province - Mainland Clusters. This study aims to determine the composition of Gastropod and Bivalvia species of freshwater waters, is expected to be a database of Gastropod and Bivalvia biodiversity in Southeast Sulawesi Province. The study used a purposive randhom sampling method. Sampling was done manually and preserved with 70% alcohol solution. Species identification was carried out at the Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Halu Oleo University, Kendari. The composition of bivalvia and gastropoda in Southeast Sulawesi, were obtained by 11 families, 19 Genus and 102 Species, which consisted of 33 types identified or identified up to species level and 69 unidentified status types or identified only to the genus level (genus Clithon 42 species, genus Septaria 2 Type and genus Melanoides 25 species). bivalves and Gastropods with unidentified status are dominated by the family Neritidae genus Clithon and the Thiaridae family genus Melanoides, while the identified status is also dominated by the families Neritidae, Thiaridae, Ampullariidae and Corbicullidae. It was concluded that Southeast Sulawesi Province empirically has a very high biodiversity of gastropods and freshwater bivalves. 
PENANGKAPAN, PARAMETER POPULASI SERTA TINGKAT PEMANFAATAN LOBSTER PASIR (Panulirus homarus) DAN LOBSTER BATU (Panulirus penicillatus) DI PERAIRAN GUNUNG KIDUL DAN SEKITARNYA Ali Suman; Ap&#039;idatul Hasanah; Andina Ramadhani Putri Pane; Anthony Sisco Panggabean
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.25.3.2019.147-160

Abstract

Tingginya permintaan pasar terhadap lobster mengakibatkan aktivitas penangkapannya di perairan Gunung Kidul dan sekitarnya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun sehingga mengancam kelestariannya. Penelitian tentang status stok merupakan salah satu dasar utama dalam merumuskan pengelolaan menuju pemanfaatannya secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika penangkapan, parameter populasi serta tingkat pemanfaatan lobster pasir (Panulirus homarus) dan lobster batu (Panulirus penicillatus) di perairan Gunung Kidul. Pengumpulan data bulanan dilakukan dengan bantuan enumerator dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2016 menggunakan metode survey. Parameter populasi dianalisis dengan program FISAT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap yang digunakan untuk menangkap lobster adalah jaring lobster dan jaring krendet. Musim penangkapan berlangsung sepanjang tahun dengan puncaknya antara bulan Oktober sampai dengan Desember. Struktur ukuran lobster pasir berkisar antara 35-100 mm (panjang karapas) dan untuk lobster batu berkisar antara 30-110 mm (panjang karapas). Ukuran rata-rata pertama kali tertangkap (Lc) kedua jenis lobster tersebut umumnya lebih kecil dari ukuran rata-rata pertama kali matang kelamin (Lm). Laju pertumbuhan (K) lobster tergolong rendah dan laju kematian karena penangkapan (F) lebih besar dari laju kematian almiah (M). Laju eksploitasi (E) lobster pasir adalah 0,66 per tahun dan untuk lobster batu adalah 0,52 per tahun, dengan demikian status stok lobster sudah berada pada penangkapan berlebih (overfishing). Agar sumber daya lobster terjamin kelestariannya, maka harus dilakukan pengurangan upaya dari jumlah upaya yang ada saat ini.The high market demand for the spiny lobster cause an intensive fishing for its resources efforts in Gunung Kidul and adjacent waters and tend to threatening their sustainability. Studies for spiny lobster stock status are the main foundations for formulating a management for sustainable utilization. The purpose of this study was to determine the fishing dynamic, population parameters and exploitation rate of scalopped spiny lobster (Panulirus homarus) and pronghorn spiny lobster (Panulirus penicillatus) in Gunung Kidul and adjacent waters. Monthly data were collected by enumerators. Study was conducted in Gunung Kidul and adjacent waters from January to October 2016 using a survey method. The results showed that the main fishing gears for spiny lobster were lobster net (bottom gillnet monofilament) and krendet net (hoop net). Fishing season of this lobster occur throughout the yearly with the peak season at October to December. The carapace length range for scalopped and pronghorn spiny lobsters were in the range of 35-100 mm and 30-110 mm, respectively. The length at first capture (Lc) of those spiny lobster were smallert han the length at first maturity (Lm). The growth rate (K) of spiny lobster was low and the fishing mortality rate (F) was higher than natural mortality rate (M). The exploitation rate (E) of scalopped and pronghorn spiny lobster was 0.66 per year and 0.52 per year, respectively. It showed that the exploitation rate of spiny lobster were overfishing. In order to ensure the sustainability of the spiny lobster, there is needed to apply the precautionary approach such as reducing fishing effort by 32 % for scalopped spiny lobster and 4 % for pronghorn spiny lobster from the current situation.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue