cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bionatura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Cikal bakal jurnal ilmiah di Unpad adalah Majalah Unpad. Majalah Unpad pada tahun 1999 dipecah menjadi dua berdasarkan bidangnya yaitu eksak dan sosial. Untuk bidang eksak diterbitkan Jurnal Bionatura sedangkan untuk bidang sosial diterbitkan Jurnal Sosiohumaniora.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012" : 10 Documents clear
BIOPROSES LIMBAH UDANG WINDU (Penaeus monodon) MELALUI TAHAPAN DEPROTEINASI DAN MINERALISASI UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN GIZI PAKAN Abun Hasbuna -; Balia, R.L -; Aisjah, T -; Darana, S. -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.585 KB)

Abstract

meningkatkan kandungan gizi pakan telah dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh dosis inokulum dan waktu fermentasi pada pengolahan limbah udang windu (Penaeus monodon) secara mikro biologis yang menghasilkan kandungan gizi tinggi. Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu proses deproteinasi oleh Bacillus licheniformis dan proses mineralisasi oleh Aspergillus niger. Penelitian menggunakan rancangan tersarang. Faktor A yaitu dosis inokulum (Bacillus licheniformis 3%; 4%; 5%; dan Aspergillus niger2%; 3%; 4%) tersarang dalam faktor B yaitu waktu bioproses (deproteinasi 3 hari; 4 hari; 5 hari; dan mineralisasi 2 hari; 3 hari; 4 hari) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bioproses limbah udang windu melalui tahapan deproteinasi oleh Bacillus licheniformis dosis 4 persen selama 4hari, dan mineralisasi oleh Aspergillus niger dosis 3 persen selama 3 hari, menghasilkan kandungan gizi tertinggi (protein kasar 49,54 %, serat kasar 9,62 %, kalsium 6,94 %, dan fosfor 2,01 %).Kata kunci: Bioproses, deproteinasi, mineralisasi, Limbah udang windu, gizi pakan.
KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH PESISIR PANTAI ACEH UTARA YANG TERPENGARUH TSUNAMI Khusrizal -; Basyaruddin -; Mulyanto -; Rauf, A. -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.389 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat mineralogi tanah pesisir pantai Aceh Utara yang terpengaruh Tsunami. Sembilan belas contoh tanah horison permukaan dan horison bawah dari delapan profil tanah telah diambil guna dianalisis sifat mineral fraksi pasir dan mineral fraksi liat. Penentuanposisi profil tanah dibuat berdasarkan ada tidaknya pengaruh Tsunami dan jarak dari pinggir pantai. Profil tanah dipengaruhi Tsunami terdiri dari jarak <500 meter dari pinggir pantai dan jarak 1000-2500 meter dari pinggir pantai. Profil tanah tidak dipengaruhi Tsunami berjarak 3000-5000 meter dari pinggirpantai. Hasil analisis mineral fraksi pasir menunjukkan bahwa tanah yang diteliti didominasi oleh mineral sukar lapuk (MSL). Selain mineral sukar lapuk juga dijumpai mineral mudah lapuk (MML) dan mineral hasil lapukan (MHL). Tanah-tanah terpengaruh Tsunami memiliki MML lebih tinggi dibanding tanah tidak terpengaruh Tsunami. Hasil analisis diferensial termal (DTA) dan difraksi sinar-X (XRD) memperlihatkan tanah yang diteliti didominasi oleh bahan amorf dan kaolinit. Bahan amorf pada tanah terpengaruh Tsunami lebih tinggi daripada tanah tidak terpengaruh Tsunami. Hasil analisis DTA bahan amorf dicirikan oleh reaksi endotermik suhu 84oC sampai 175oC, dan kaolinit oleh reaksi endotermik 576-578oC. Hasil analisis XRD bahan amorf dicirikan oleh reaksi cembung tidak berpola dan kaolinit muncul melalui reaksi pertama berukuran 7.17-7.19Å dan kedua berukuran 3.56 Å. Pada tanah terpengaruh Tsunami ditemukan adanya mineral goetit, sebaliknya pada tanah tidak terpengaruh Tsunami tidak ditemukan mineral ini. Lumpur Tsunami menyebabkan berbedanya pola puncak (peak) kurva mineral fraksi liat. Pada tanah terpengaruh Tsunami, pola puncak kurva mineral liat tidak tegasdan tidak menonjol, sedangkan pada tanah tidak terpengaruh Tsunami lebih tegas dan lebih menonjol.Kata kunci: Aceh utara, mineralogi, tanah pesisir pantai, tsunami
KEANEKA RAGAMAN IKAN DI SUNGAI SIAK RIAU Iskandar, J -; Dahiyat, Y -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.149 KB)

Abstract

Sungai Siak merupakan sungai yang penting keberadaannya di Propinsi Riau, Sumatera, karena mengingat sungai tersebut biasa digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat yang hidup di sepanjang sungai ini. Air sungai ini antara lain digunakan sebagai sumber air minum, mandi, mencuci perkakas dapurdalam rumah tangga, habitat ikan, sumber bahan baku industri dan transportasi. Akan tetapi dengan serbagunanya sungai Siak ini, berbagai tekanan terhadapnya makin besar yaitu pencemaran limbah industri, erosi tanah dan sedimentasi, abrasi pinggiran sungai/pelebaran sungai dan menurunnya jumlah jenis dan jumlah populasi sumberdaya ikan yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sungai.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji jenis-jenis ikan dan gambaran populasinya yang masih ada di Sungai Siak, selain mengukur beberapa parameter kualitas air di Sungai Siak yang mempempengaruhi kehidupan jenis-jenis ikan di sungai tersebut. Dua metoda utama digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara dengan responen dan pengukuran langsung beberapa parameter kualitas air di lapangan, serta analisis sampel air di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah tercatat 36 jenis ikan di Sungai Siak. Beberapa jenis ikan masih relatif banyak ditemukan di sungai Siak yaitu baung, juara dan selais, dan yang jarang adalah patin, belido, gabus dan udang air tawar. Keanekaan jenis ikan di sungai Siak apabila dibandingkan dengan sungai-sungai yang ada di Kawasan PropinsiRiau cenderung relatif rendah, mengingat hasil penelitian di sungai di sekitar Bukit Tigapuluh, Siberida tercatat 97 jenis. Berdasarkan pengukuran di lapangan dan analisis laboratorium beberapa parameter kualitas air, hasilnya menunjukkan bahwa telah melampaui baku mutu kualitas air berdasarkan PP20/1990 yaitu TSS, pH, BOD, COD, serta logam Zn, Fe, Mn dan F.Kata kunci: jenis ikan, populasi ikan, kualitas air, sungai Siak, Riau, Sumatera.
AKTIVITAS ANTI BAKTERI SINGAWALANG (Petiveria alliaceae) TERHADAP BAKTERI YANG RESISTEN DAN PEKA TERHADAP ANTIBIOTIK Mulyani, Y., -; Sukandar, E.Y -; Adyana, I.K -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman singawalang (Petiveria alliaceae) secara tradisional di Indonesia digunakan sebagai analgetik, anti inflamasi dan obat untuk batuk darah. Obat tradisional yang mengandung Petiveria alliacea telah digunakan di Karibia, Amerika Latin, Afrika Barat dan daerah lainnya selama ratusan tahun untuk mengobati rasa sakit, flu, inflamasi, tumor, infeksi bakteri, jamur, hiperlipidemia, diabetes dan penyakit lainnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas singawalang yang tumbuh di Indonesia terhadapbakteri yang resisten dan peka terhadap antibiotik. Pengujian dilakukan dengan menentukan konsetrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bakterisidal minimum dengan metode broth microdilution dan kajian tipe kerja dengan melihat kurva pertumbuhan. Daun singawalang diperoleh dari daerah CilendeBogor. Pengujian aktivitas dilakukan terhadap daun kering, daun segar, batang segar dan akar segar yang diekstraksi secara maserasi dan daun kering secara refluks menggunakan etanol. Ektrak etanol daun kering menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap sepuluh bakteri yaitu MSCNS (Methicillin-Susceptible Coagulase-Negative Staphylococcus ), Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, B.cereus, Staphylocoocus aureus, MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus), Escherichia coli, MRCNS (Methicillin-Resistant Coagulase-Negative Staphylococcus), MSSA (Methicillin-SusceptibleStaphylococcus aureus), dam VRE (Vancomycin-Resistant Enterococcus ) dengan nilai KHM berturut turut 256, 16, 32, 64,16,16, 32,16, 128, dan 256 ìg/ml dan aktivitas antibakteria ektrak etanol daun segar pada bakteri yang sama dengan nilai KHM berturut turut 512, 64, 64, 512, 64, 256, 32, 256,512, dan 512ìg/ml. Hasil penentuan dengan kurva pertumbuhan bakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kering dengan maserasi bersifat bakteriostatik terhadap MRSA, VRE dan MRCNS sampai konsentrasi 8 KHM.Kata kunci: Singawalang, antibakteria, broth microdilution, kurva pertumbuhan.
PERKEMBANGAN AKTIVITAS ENZIM PADA SALURAN PENCERNAAN LARVA IKAN BETOK, (Anabas testudineus bloch) Yulintine -; Harris, E -; Jusadi, D -; Affandi, R -; Alimuddin -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.37 KB)

Abstract

Dewasa ini, pembenihan ikan betok (Anabas testudineus (Bloch) telah mulai berkembang, tapi masih banyak kendala yang ditemui, terutama masih rendahnya kelangsungan hidup larva (<20%). Oleh karena itu, kajian tentang perkembangan fisiologis selama fase perkembangan awal larva telahdilakukan untuk memperoleh informasi dasar dalam mengatasi rendahnya kelangsungan hidup. Dalam studi ini, pengujian aktivitas enzim saluran pencernaan pada larva ikan betok dilakukan, dimulai sejak larva menetas (D0) sampai ikan berumur 30 hari (D30) menggunakan teknik biokimia. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa hampir semua aktivitas enzim pencernaan terdeteksi sejak mulut larva terbuka pada D2 walaupun aktivitas maksimum bervariasi antar masing-masing enzim. Enzim amilase dan lipase keduanya terdeteksi sejak larva ikan menetas. Enzim protease yang alkalin (tripsin dankimotripsin) dengan aktivitas yang maksimum terdeteksi sejak D2 sampai D4 dan pada D12. Aktivitas enzim protease yang asam (pepsin) baru terdeteksi sejak D16, menunjukkan dimulainya stadia juvenil dan sempurnanya sistem pencernaan ikan betok. Aktivitas semua enzim relatif stabil sejak D25, yangbersamaan dengan terdeteksinya filorik kaeka, dan sejak itu direkomendasi untuk diberi pakan buatan.Kata kunci: enzim pencernaan, perkembangan larva, ikan betok (Anabas testudineus)
ANTI FUNGAL ACTIVITY OF METHANOLIC EXTRACT OF Usnea sp. AGAINST Malassezia furfur Rukayadi. Y -; Diantini. A -; Lestari K. -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.945 KB)

Abstract

The antifungal activity of methanolic extract of Usnea sp. (MEU) against Malassezia furfur ATCC 14521, in terms of in vitro susceptibility, minimum inhibitory concentration (MIC) and minimum fungicidal concentrations (MFC) were investigated using broth microdilution method with endpointafter 48 h. Time-kill curves were determined at concentrations 0~, 1/2~, 1~, 2~, 4~ and 8~MIC. MEU was susceptible against M. furfur with diameter clear zone of 34 mm for 1 mg/ml. MIC and MFC values were 16 ƒÊg/ml and 64 ƒÊg/ml, respectively. Time-kill curve demonstrated that treatment with 4~MIC (64 ƒÊg/ml) and 8~MIC (128 ƒÊg/ml) of MEU for 4 h and 1 h, respectively, was able to kill 100 % of M. furfur. MEU shows potential as an antifungal agent for inhibiting the growth of M. furfur ATCC 14521 in vitro. MEU might be a useful alternative for treating dandruff, tinea versicolor, tinea capitis, and seborrhoeicdermatitis due to the growth inhibition of M. furfur.Key words: antifungal, in vitro Malassezia furfur, methanolic extract of Usnea sp. (MEU)
PERBANDINGAN MEDIA MURASHIGE & SKOOG DAN PENN STATE CACAO UNTUK EMBRIOGENESIS SOMATIK DARI EKSPLAN BEBERAPA BAGIAN BUNGA KAKAO Avivi, S -; Hardjosoedarmo, S -; Hartono, S.P. -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daya regenerasi kakao secara in vitro sangat dipengaruhi oleh komposisi media, jenis eksplan dan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini mempelajari perbandingan efektivitas media Murashige & Skoog (MS) dan Penn State Cacao (PSC) untuk regenerasi embriogenesis somatik organ bunga kakao. Penelitiandisusun menurut rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah dua macam media terdiri atas media MS dan media PSC, sedangkan faktor kedua adalah 5 macam bagian organ bunga terdiri dari petala, staminodia, anthera, dasar bunga, dan putik. Bahan tanaman yang digunakan adalah klon DR1. Tahap penelitian ini terdiri dari tahap inisiasi, induksi, multiplikasi dan perakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media PSC memberikan respon lebih baik dibandingan media MS pada tahap inisiasi dan induksi. Dari lima organ bunga yang dikulturkan, hanya petala, staminodia dan anthera yang mudah berkalus. Inisiasi kalus terbaik terjadi pada media PSC yang ditunjukkan oleh parameter persentase eksplan berkalus. Respon persentase kalus yang terbentuk pada 12 hari setelah tanam (HST) tertinggi terjadi pada eksplan petala (100%), diikuti staminodia (98,5%) dan anthera (22,3%). Pada tahap induksi, media PSC juga menjadi media yang lebih baik dari media MS. Persentase eksplan menghasilkan embrio pada tahap induksi (10 minggu setelah tanam/MST) tertinggi dihasilkan oleh petala (12,0%) diikuti oleh staminodia (4,0 %) dan anthera (2,8 %).Kata kunci: bibit kakao, embriogenesis somatik, organ bunga
PENGARUH IONTOFORESIS NaF 2% DAN KCl TERHADAP KADAR MMP-8 PADA Gingival Crevicular Fluid (GCF) DENTIN HIPERSENSITIF KELOMPOK USIA DEWASA Tjahajawati, S -; Maskoen, A.M -; Adhita, H.D. -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.45 KB)

Abstract

Dentin hipersensitif merupakan masalah utama dalam bidang kedokteran gigi. Pada umumnya lebih dari 90% area hipersensitif adalah terbukanya dentin di daerah akar gigi, biasanya di permukaan bukal gigi. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh efektivitas iontoforesis NaF 2% dan KCl terhadap nilai ambang nyeri dan kadar matrix metalloproteinase (MMP-8). Penelitian eksperimental dilakukan dengan cara mengukur nilai ambang nyeri gigi menggunakan vitalytester dan mengambil cairan gusi (GCF) menggunakan paper point sebelum dan sesudah iontoforesis pada gigi yang mengalami resesigusi yang diamati selama 2 minggu dengan indikator kadar MMP-8 menggunakan metode ELISA. Sampel penelitian dibagi dalam beberapa kelompok perlakuan yaitu dilakukan iontoforesis dengan NaF2%, KCl 2%, KCl 3%, KCl 3,5%, KCl 4%. Rancangan analisis untuk ambang nyeri dan kadar MMP-8 sebelum dan sesudah iontoforesis dengan paired T-test dan analysis of varians.Untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi bahan terhadap nilai ambang nyeri dan MMP-8 yang dipengaruhi oleh waktu digunakan mulivariate of analysis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keterkaitan antara konsentrasi larutan, waktu, nilai ambang rangsang dan kadar MMP-8. Konsentrasi larutan memengaruhi perubahan nilai ambang rangsang dan kadar MMP-8. Waktu perawatan mempengaruhi nilai ambang rangsang dan kadar MMP-8. Konsentrasi larutan yang tinggi dan waktu perawatan yang singkat belum tentu memengaruhi nilai ambang rangsang dan kadar MMP-8. Interaksi antara konsentrasi larutan dan pemeriksaan klinis serta laboratoris berpengaruh pada perubahan nilai ambang rangsang dan kadar MMP-8. Ion kalium dalam larutan desensitasi lebih efektif dalam mengatasi dentin hipersensitif.Kata kunci: dentin hipersensitif, kadar MMP. 8, iontoforensis, KCl, GCF.
RESPONS OF CACAO SEEDLINGS FERTILIZED WITH PAPUAN AYAMARU PHOSPHATE ROCK (PAPR) COMBINED WITH HUMIC ACID, INOCULATION OF AMF AND PHOSPHATE SOLUBILIZING BACTERIA Suparno, A -; Yahya, S -; Sudrajat -; Setiadi, Y -; Idris, K -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The effect of Papuan Ayamaru Phosphate Rock (PAPR) dosage levels combined with inoculation of humic acid (HA), arbuscular mycorrhizae fungi (AMF), and Phosphate Solubilizing Bacteria (PSB) was studied on the growth of cocoa seedling. The treatment of PAPR consisted of 0, 1, 2, 4 g P2O5 / seedling and 2 g P2O5 SP-36 /seedling as control. Ultisol was collected from Jasinga, West Java and used as planting media, while the Upper Amazone Hybrid F-1 cocoa seeds were obtained from the Coffee and Cacao Research Center, Jember-East Java. The study was carried out for 16 weeks after planting under 60 % of shading net. All fertilization treatments which were inoculated with AMF produced better seedling growth compared to the seedling growth without AMF. The response of seedling growth and P available content of the media due to 4.0 g P2O5 plant-1 of PAPR was still linearly increased. The responses were improved by application of HA, AMF and PSB inoculation. Synthesis of organic acids by PSB inoculation and the release of acid phosphatase by AMF to the media was an indication that there was an external mechanism of P solubilization of the phosphate rock. The effectiveness of AMF, HA and PSB on shoot dry weight were 104.29%, 4.38% and 4.24% respectively on P uptake were 191.00%, 33.20% and 18.31% respectively, on root colonization were 681.82%, 10.26% and 6.17% respectively, on acid phosphatase activity were 30.07%, 7.58%, 7.34% respectively, and on PAPR efficiency were 104.29%, 438% and 4.24% respectively.Key words: biofertilizer, inoculation, mycorrhizae, phosphate rock, SP-36
Peran morfotektonik DAS DALAM PENGEMBANGAN potensi energi mikro hidro di Cianjur-Garut bagian selatan Sukiyah, E -; Sulaksana, N. -; Hendarmawan -; Rosana, M.F -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.141 KB)

Abstract

Geomorfologi kawasan Cianjur-Garut bagian selatan berupa pegunungan dengan kemiringan lereng landai hingga terjal. Sebagian wilayah memiliki anak-anak sungai berlembah sempit dan berjeram sehingga potensi sumberdaya air di kawasan ini termasuk berlimpah. Potensi tersebut dapat dimanfaatkansebagai sumber energi mikro hidro. Permasalahan yang diteliti adalah sejauh mana peran karakteristik geomorfologi akibat proses tektonik dalam pengembangan potensi energi mikro hidro. Sistematika penelitian didasarkan atas pola pikir bahwa peristiwa geologi masa lampau menghasilkan karakteristik geomorfologi tertentu. Bentuk geomorfologi dikontrol oleh tektonik, seperti diperlihatkan oleh karakteristik geomorfologi di Cianjur-Garut bagian selatan. Beragam parameter morfotektonik DAS dapat menjadi indikator untuk mendeteksi potensi energi mikro hidro. Daerah Aliran Sungai (DAS)yang dikontrol oleh tektonik memiliki bentuk ramping. Jaringan pengaliran berpola menangga, dengan orde sungai 1 dan 2. Kondisi ini memungkinkan debit air permukaan relatif besar dengan elevasi jatuhan yang tinggi. Pendekatan probabilistik digunakan dalam analisis data. Hasil analisis data karakteristik geomorfologi antara DAS Cipandak dan Cikaingan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Fenomena tersebut mengakibatkan perbedaan potensi energi mikro hidro di kedua DAS.Kata kunci: morfotektonik, DAS, mikro hidro

Page 1 of 1 | Total Record : 10