cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender
ISSN : 20858353     EISSN : 25025368     DOI : -
Core Subject :
Muwazah adalah jurnal kajian gender dengan ISSN Print: 2085-8353; Online: 2502-5368 yang diterbitkan oleh Pusat Studi Gender (PSG) IAIN Pekalongan. Kata Muwazah berasal dari bahasa Arab yaitu (??????) yang memiliki arti kesetaraan. Jurnal ini fokus pada isu-isu aktual dan kontemporer yang berkaitan dengan kajian gender lokalitas dalam berbagai perspektif. Redaksi mengundang para ilmuwan, sarjana, professional, praktisi dan peneliti dalam berbagai disiplin ilmu yang konsern terhadap kajian gender berupa analisis, aplikasi teori, hasil penelitian, terjemahan, resensi buku, literature review untuk mempublikasikan hasil karya ilmiahnya setelah melalui mekanisme seleksi naskah, telaah mitra bebestari, dan proses penyuntingan. Jurnal ini terbit setahun dua kali setiap bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 7 No 1: Juni 2015" : 8 Documents clear
NARKOBA DAN HUKUMAN MATI AKIBAT KORBAN PERDAGANGAN PEREMPUAN Rosyid, Moh.
MUWAZAH Vol 7 No 1: Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.266 KB)

Abstract

Narcotics are substances causing change of consciousness. Psychotropic is a substance that causes changes in mental activity and behaviour. There is negative impacts on its users. Surprisingly, the demand for narcotics is increasing. Some starts it as trial and error, to have fun, be used under certain conditions such as sadness, tense and disappointed, abuse / deviation and addicts. With the increasing demand, drug sellers attempt to increase their market in various ways including using women as couriers, although the death penalty confronting. The issue needs to be discussed further is the reasons these women becoming drug couriers. Data shows some women are trapped by drug sellers and they are victims of human trafficking promised to be married.Poverty is one factor of this problem. Thus, among the solutions is to fight against poverty by means of entrepreneurship education facilitated by government to become independent generation. Poverty is one of casualties in war against drug. Parents awareness to monitor and educate their children needs to be strengthen in order to prevent becoming targets of drugs' mafia, both becoming user or dealers. Meningkatnya animo konsumen, produsen terhadap narkotoka dan psikotropika, mengakibatkan mereka melakukan pemasaran dengan berbagai cara, antara lain, memanfaatkan perempuan menjadi pemasok/pengedar, meski hukuman mati menghadangnya. Persoalan yang perlu diurai adalah apa yang menjadi penyebab mau menjadi pengedar? Para perempuan yang menjadi pemasok/pengedar terjadi karena korban perdagangan manusia oleh oknum tertentu yang memanfaatkan celah kelemahan perempuan, yakni dinikah untuk dijadikan tumbal pengedar narkoba. Kemiskinan menjadi faktor penyebab menjadi korban. Dengan demikian, jalan awal yang harus dicari solusi adalah memerangi kemiskinan warga dengan cara pendidikan kewirausahaan agar menjadi generasi yang mandiri dan pemerintah memfasilitasinya. Bila kemiskinan masih akut, memerangi korban pengedar narkoba menghadapi jalan terjal. Perlunya kesadaran orangtua dalam mengawasi dan mendidik anaknya untuk dioptimalkan agar tidak menjadi target mafia narkoba, baik menjadi pengonsumsi, pengedar atau pemroduk narkoba. Ketegasan pemerintah dalam menindak kejahatan narkoba dengan hukuman mati yang prosedural jangan surut di tengah pro-kontra dari publik.
INVASI PASUKAN KOALISI: KEBANGKITAN ATAU KETERPURUKAN KEHIDUPAN SOSIAL-POLITIK PEREMPUAN IRAK Aryaputri, Hafiza
MUWAZAH Vol 7 No 1: Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.65 KB)

Abstract

Iraq once touted as the Middle Eastern country that offers freedom to women. However, the fall of Saddam's regime in April 2003 by the Coalition Forceshas brought the Iraqi women in to uncertain change. One of the Coalition Forces agenda to Iraqwas to set UN Security Council Resolution No.1483 to improve the lives of Iraqi women in a stable democratic system. But until the withdrawal of Coalition Forces in 2011, the lives of women in Iraq remain decayed. The purpose of this study was to assess descriptively the changes occured in Irak under the regime of Saddam Hussein (1979-2003) and under the Coalition Forces invasion (2003-2011).Methodused was qualitative approach by interviewing some Iraqi emigrants in Malaysia with additional of literature review. Result of this study showed that women conditions in Iraq during the invasion has worsened. Even some Iraqis claimed prefer to live in Saddam’s erarather than the time of Coalition Forces presence. Irak pernah disebut-sebut sebagai salah satu negara Timur Tengah yang menawarkan kebebasan kepada perempuan. Hal ini dikarenakan oleh salah satu ideologi awal sosialisme partai Ba'ath Irak adalah pembebasan perempuan dan kesetaraan. Akan tetapi di bawah rezim Saddam, rakyat Irak termasuk perempuan diklaim mengalami represi. Rezim Saddam semakin menjauh dari cita-cita sosialis Arab dan toleransi terhadap perempuan di ranah sosial-politik dirasakan semakin berkurang. Jatuhnya rezim Saddam pada April 2003, membawa Irak dan perempuan yang hidup di dalamnya kepada perubahan yang tidak pasti. Salah satu agenda Pasukan Koalisi, seperti yang termaktub di Resolusi DK PBB No.1483 adalah untuk memperbaiki kehidupan perempuan Irak dalam sebuah sistem demokrasi yang stabil. Permasalahannya adalah bahwa hingga ditariknya Pasukan Koalisi pada tahun 2011, kehidupan perempuan di Irak masih buruk. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan kajian ini adalah untuk mengkaji perubahan yang terjadi secara deskriptif antara rezim Saddam Hussein (1979-2003) dengan saat invasi pasukan koalisi (2003-2011) sesuai dengan agenda Resolusi DK PBB No.1483. Metode kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai beberapa pengungsi Irak di Malaysia dengan tambahan kajian pustaka. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk dua periode tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa kondisi di Irak saat invasi lebih buruk daripada saat rezim Saddam Hussein. Bahkan beberapa warga Irak mengaku lebih memilih untuk hidup di era Saddam dibandingkan dengan setelah hadirnya Pasukan Koalisi.
MELAWAN EKSPLOITASI TUBUH ANTARA FEMINISME BARAT DAN ISLAM Ayub, Ayub
MUWAZAH Vol 7 No 1: Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.477 KB)

Abstract

This paper discusses about one of the major themes in the movement and thought in Western feminism namely the issue of the exploitation of women's bodies. The modern feminism was born in the context of Western civilization. This paper discussion starts from a review of how Western society treats women and an effort from feminism in changing the community. Then, this paper will explain the main point about how come the feminism stuck in a similar pattern to their opponentsociety. Islam will describe a unique way of looking at this issue.Makalah ini mendiskusikan salah satu tema dalam pergerakan dan pemikiran feminism Barat, yakni persoalan eksploitasi terhadap tubuh perempuan Bagaimana pun feminism modern lahir dalam konteks peradaban Barat, olehnya Pembahasan dimulai dari tinjauan terhadap cara Barat memperlakukan perempuan, kemudian usaha feminisme dalam merombak masyarakat tersebut. Selanjutnya akan ditunjukan titik fatal yang membuat feminisme terjebak pada pola yang sama dengan masyarakat yang mereka lawan dan caraIslam yang unik dalam melihat persoalan ini.
DEKONSTRUKSI PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG WARISAN PEREMPUAN MENUJU KEADILAN GENDER Fikri, Wasiul
MUWAZAH Vol 7 No 1: Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.479 KB)

Abstract

This article will be reviewing how the interpretation holly Quran verse’s that seem biased. It is related to the gender in division of heritage to women with a sulk on the opinions from Indonesian’s Mufassir and Egypt’s Mufassir to reveal religious teaching which have been considered impartiality or less fair to women, especially in heritage area. Makalah ini mengkaji tentang penafsiran ayat Al-Qur’an yang terkesan bias gender terkait dengan pembagian warisan bagi perempuan dengan merujuk pada pendapat Mufassir Indonesia dan Mufassir Mesir. Selain itu untuk mengungkap ajaran agama yang selama ini dianggap tidak berpihak atau kurang adil terhadap perempuan khususnya dalam bidang waris menuju keadilan gender.
ANALISIS WACANA FEMINIS MENGENAI HUMAN TRAFFICKING DALAM FILM JAMILA DAN SANG PRESIDEN Handayani, Diah
MUWAZAH Vol 7 No 1: Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.038 KB)

Abstract

Human trafficking is one of the problems that still cannot be resolved in Indonesia.In general, there are still many problems from patterns of prevention and crime controlling of human trafficking which is currently being implemented. The movie of ‘Jamila and the President’ is a representation of a survey result conducted by a filmmaker who cares about women problems in this country, namely Ratna Sarumpaet. This research was developed from critical discourse analysis models by Sara Mills. The result showed that there was an impartiality of the state's role to a female victim of human trafficking which affects the moral aspect, gender, and the so many cases of human trafficking. The contribution of this study is to give knowledge and awareness of women to fight and or without someone’s help in order to fix their condition to be better. Human trafficking merupakan salah satu permasalahan yang masih belum dapat teratasi di Indonesia. Secara umum, masih terdapat banyak permasalahan dari implementasi pola pencegahan dan penanggulangan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang saat ini telah dilaksanakan. Film Jamila dan Sang Presiden merupakan representasi dari hasil penelitian survei yang dilakukan oleh seorang sineas yang peduli tentang permasalahan perempuan di negeri ini, yakni Ratna Sarumpaet. Penelitian ini dikembangkan melalui analisis wacana kritis model Sara Mills. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidakberpihakan peran negara kepada seorang perempuan korban human trafficking yang berdampak pada aspek moral, gender, dan makin maraknya kasus human trafficking. Adapun kontribusi dari penelitian ini ialah memberikan pemahaman kepada perempuan akan kesadaran mereka untuk berjuang dan atau tanpa bantuan pihak lain untuk dapat memperbaiki kondisi dirinya menjadi lebih baik. Di mana perempuan diperlakukan tidak adil, tersubordinasi, dieksploitasi, tidak dapat memperoleh haknya, dan dimarjinalkan.
MUAMALAH MALIYAH DALAM PERSPEKTIF GENDER Royani, Royani
MUWAZAH Vol 7 No 1: Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.024 KB)

Abstract

The muamalah maliyah in the Islamic law is the important think for the Moslem to teaching it, because every one is practicing it. The basic principle on the Islamic law is that a muslimah women or a wife should remain at home, and not go out except for necessary purposes, she is no allowed to work outside her house. It is like Al Quran says in surah Al Ahzab : 33 and this is addressed to the wives of the prophet Muhammad (peace and blessings of Allah be upon him). The Arabian women different between the Indonesian women, on the other situation is permissible for a women to go out of her house for work, but that is subject to certain conditions. That she needs to work in order to acquire the money she needs, the work should be suited to the nature women, such as a medicine, nursing, teaching, and so on, in the work she should observe complete shar’i hijab.Muamalah Maliyah dalam hukum Islam adalah bagaimana seorang muslim belajar dan berlatih melakukan transaksi keuangan baik laki-laki maupun perempuan. Prinsip dasar hukum Islam menyatakan bahwa seorang muslimah atau istri harus tetap di rumah , dan tidak pergi keluar kecuali untuk tujuan yang diperlukan, perempuan tidak diizinkan untuk bekerja di luar rumahnya. Hal ini seperti termaktub dalam Alquran surat Al Ahzab : 33 dan ini ditujukan kepada istri-istri Nabi Muhammad Saw.Para perempuan Arab berbeda dengan perempuan Indonesia , pada situasi lain diperbolehkan bagi perempuan untuk pergi keluar dari rumahnya untuk bekerja, tapi itu tergantung pada kondisi tertentu. Perempuan boleh bekerja untuk memperoleh uang yang dibutuhkan, pekerjaan harus disesuaikan dengan pekerjaannya, seperti dalam dunia kedokteran, dunia keperawatan, ketika mengajar, dan sebagainya, dan perempuan ketika bekerja disyariatkan untuk berjilbab.
PROBLEMATIKA BURUH MUSLIMAH DAN SOLUSINYA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Munir, Taufiq
MUWAZAH Vol 7 No 1: Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.299 KB)

Abstract

Labour in pre-Islamic times, synonymous with slavery. Slaves are considered as human beings who have no rights and used as a trade commodity. The condition causes the Prophet Muhammad called on to provide prosperity of the slaves. For example, requires that people have an attitude of loving one another, being humane and improving the situation of slaves. Slaves were given the right to have resources like those of his master. Prophet Muhammad expect people to put a slave as a partner. The reforms of the Prophet Muhammad, became the basis of the Islamic community labor. Perburuhan pada masa pra-Islam, identik dengan perbudakan. Budak dianggap sebagai manusia yang tidak memiliki hak dan dijadikan komoditi perdagangan. Kondisi tersebut menyebabkan Nabi Muhammad saw membuat program menyeluruh untuk emansipasi dan kesejahteraan para budak. Misalnya, mengharuskan orang mempunyai sikap saling mengasihi, bersikap manusiawi dan memperbaiki keadaan budak dalam masyarakat. Budak yang semula bekerja untuk tuannya tanpa upah ditingkatkan menjadi saudara dan kolega tuannya. Mereka diarahkan untuk memiliki sumber daya seperti yang dimiliki tuannya. Nabi Muhammad saw mengharapkan masyarakat menempatkan budak sebagai mitra kerja. Reformasi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, menjadi landasan perburuhan masyarakat Islam.
TEOLOGI PEMBEBASAN PEREMPUAN DALAM ISLAM Maulana, Luthfi
MUWAZAH Vol 7 No 1: Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.876 KB)

Abstract

This study aims to understand the theology of liberation as an alternative solution that freed because of the discrimination against women. Discrimination against women is a result of the hegemony of patriarchal society jahiliya that is still growing in the view of Islam, so that religion can not function as a mercy to entire human race. Religion as the foundation of justice also become invisible. That condition requires a liberating theology, so it can be used as an alternative to achieve maslaha of the people, including women.Kajian ini dimaksudkan untuk memahami teologi pembebasan sebagai alternatif pemahaman yang membebaskan karena adanya diskriminasi terhadap perempuan. Diskriminasi terhadap perempuan adalah akibat dari hegemoni patriarki masyarakat jahiliyah yang masih berkembang dalam pandangan Islam saat ini, sehingga agama tidak dapat mengfusikan dirinya sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia. Agama sebagai landasan adanya keadilan juga menjadi tidak nampak. Kondisi tersebut membutuhkan sebuah teologi yang membebaskan, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mewujudkan kemaslahatan umat termasuk kaum perempuan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8