cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Seni Tari
ISSN : 22526714     EISSN : 25032585     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)" : 12 Documents clear
Tari Melinting Tari Melinting di Masa Lalu dan Masa Kini
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.24899

Abstract

Tumbuh kembang Tari Melinting yang notabane milik masyarakat Lampung menjadi menarik diperhatikan terutama merujuk pada tujuan dan fungsinya saat ini yang terus berubah. Perubahan-perubahan tersebut dapat terlihat dan dibandingkan dengan bentuk awalan tarian tersebut hidup. Secara rinci terdapat perbedaan dalam penyajian tari Melinting baik dari segi fungsi, bentuk, maupun maknanya. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan perkembangan dan perubahan bentuk tari melinting sebagai upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal. Metode yang digunakan untuk mengungkap perkembangan dan perubahan bentuk tari Melinting yakni metode deskriptif kualitatif. Perkembangan dan perubahan bentuk Tari Melinting dapat dilihat pada tiap elemen seni pertunjukan mulai dari aspek penari, gerak, pola lantai, tata rias, busana, iringan musik, penonton dan elemen pendukung lainnya. Perkembangan dan perubahan yang terjadi merupakan upaya pemerintah dan seniman Lampung dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya dan kearifan lokal.
Proses Penciptaan Tari Patholan di Kabupaten Rembang
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.29167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penciptaan Tari Patholan di Kabupaten Rembang. Tari Patholan merupakan tari kreasi yang ide dasarnya dari pathol sarang atau biasa disebut gulat yang bertemakan hiroik (kepahlawanan). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskripstif, dengan pendekatan koreografis. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Patholan merupakan tari berpasangan yang ditarikan oleh penari laki-laki. Proses penciptaan Tari Patholan meliputi tahap eksplorasi yaitu penjajagan tentang gerak gulat, tahap improvisasi yaitu pencarian gerak bantingan, dan komposisi yaitu penggabungan gerak menjadi tari utuh. Bentuk pertunjukan Tari Patholan meliputi tema, gerak, penari, musik/iringan, tata rias, tata busana, pentas, tata lampu, dan properti. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses penciptaan Tari Patholan terdiri dari, lingkungan, sarana atau fasilitas, keterampilan, identitas, orisinalitas, dan apresiasi.
Fenomena Erotis Tari Gondorio dalam Kesenian Reog Gondorio Grup Indah Priyagung Laras Kabupaten Grobogan
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30260

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tari Gondorio dari segi bentuk pertunjukan, dan fenomena erotis Tari Gondorio. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan emik-etik. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data diperiksa dengan triangulasi Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penyimpulan. Hasil dari penelitian mengemukakan bentuk tari Gondorio meliputi komponen verbal (berupa sastra tembang dan parikan) dan komponen non verbal (berupa tema, gerak, penari, ekspresi wajah, rias, busana, iringan, panggung, properti, dan pencahayaan). Fenomena Erotis Tari Gondorio dapat dianalisis dari bentuk gerak, mimik wajah, sikap tubuh, sentuhan, suara, dan kalimat.
Kesenian Kuda Lumping di Paguyuban Genjring Kuda Lumping Sokoaji: Kajian Enkulturasi Budaya
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30418

Abstract

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan enkulturasi budaya dengan kajian pokok bentuk pertunjukan kesenian Kuda Lumping Sokoaji dan proses enkulturasi budaya di Paguyuban Genjring Sokoaji. Metode penelitian kualitatif digunakan peneliti untuk mengkaji enkulturasi budaya dengan menggunakan pendekatan antropologi prehistori dan pendekatan etik emik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi/kesimpulan. Penelitian ini menjelaskan bahwa proses enkulturasi di Paguyuban Genjring Sokoaji terjadi secara turun-temurun melalui keluarga, lingkungan, dan pembelajaran. Anggota Paguyuban Genjring Sokoaji mengenkulturasi kesenian Kuda Lumping secara tradisional dan melalui proses pembelajaran informal.
Tari Angguk Rodat sebagai Identitas Budaya Masyarakat Desa Seboto Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30599

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk pertunjukan tari Angguk Rodat sebagai identitas budaya masyarakat Desa Seboto. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian mengemukakan bahwa identitas budaya Desa Seboto melalui Tari Angguk Rodat dapat dilihat dari faktor biologis, sosial, kultural, religius, dan faktor ekonomi masyarakat Seboto. Pertunjukan Tari Angguk Rodat terdiri dari tema, pelaku, gerak, iringan, tata busana dan tata rias, tata pentas, pola lantai dan properti. Tari Angguk Rodat kini dapat dikenal masyarakat Seboto sebagai salah satu identitas kesenian Desa Seboto.
Estetika Beksan Srimpi Mandrarini di Pura Mangkunegaran
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30632

Abstract

Beksan Srimpi Mandrarini merupakan salah satu beksan klasik yang berkembang di Pura Mangkunegaran tercipta pada masa Mangkunegaran V. Beksan Srimpi Mandrarini berasal dari kata “Mandra” yang artinya kelebihan dan “Rini” artinya perempuan jika digabungkan mengandung arti perempuan yang mempunyai kelebihan. Kelebihan yang dimaksud digambarkan dengan prajurit wanita yang sedang berlatih perang tanpa berganti pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan dan menginterpretasi Estetika Beksan Srimpi Mandrarini yang meliputi wujud/bentuk, bobot/isi dan penampilan. Metode yang digunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan estetika serta menggunakan pendekatan etik dan emik. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Estetika Beksan Srimpi Mandrarini dapat dilihat dari bentuk yang terbagi menjadi dua yaitu pola dan elemen. Pola terdri atas maju beksan, beksan, mundur beksan dan elemen terdiri atas gerak, pelaku, tema, tata iringan, tata rias dan busana, tata lampu, tata panggung dan properti. Bobot meliputi suasana, ide dan pesan. Penampilan meliputi bakat,ketrmpilan dan sarana. Saran bagi pelaku seni di Pura Mangkunegaran agar dapat meneruskan khususnya dalam mengembangkan Tari Gaya Mangkunegaran dengan cara memperhatikan nilai-nilai estetis pada Beksan Srimpi Mandrarini
Fenomena Cross Gender Pertunjukan Lengger pada Paguyuban Rumah Lengger
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30636

Abstract

Cross gender merupakan suatu istilah peran atau sifat yang menyeberang dari kepribadian seseorang. Fenomena cross gender yang terjadi adalah munculnya kembali penari lengger laki-laki pada kesenian Lengger yang sudah hampir hilang karena perkembangan zaman tepatnya di Paguyuban Rumah Lengger di Desa Pandak Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena bentuk pertunjukan kesenian Lengger Paguyuban Rumah Lengger yang ditarikan oleh penari cross gender dan fenomena penari cross gender dalam pertunjukan kesenian Lengger di Paguyuban Rumah Lengger. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil analisis data, hasil temuan dari fenomena cross gender pada kesenian Lengger paguyuban Rumah Lengger meliputi fenomena bentuk pertunjukan yang terdiri dari struktur pertunjukan (yang meliputi pola awal, pola tengah, dan pola akhir pertunjukan), gerak, properti, tata rias dan tata busana, musik iringan, dan tempat pertunjukan, serta fenomena penari cross gender dalam pertunjukan Lengger yang dapat ditunjukkan dari segi gerak dan tata rias busana.
Analisis Gaya Slangit Tari Topeng Tumenggung di Desa Slangit Cirebon
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30749

Abstract

Tari Topeng Tumenggung merupakan salah satu Tari Topeng Cirebon yang berada pada urutan keempat mengisahkan tentang Tumenggung Magangdiraja yang diutus oleh Raja Bawarna untuk mencari Jinggananom yang telah lama tidak membayar upeti. Tujuan penelitian yakni menganalisis bentuk penyajian Tari Topeng Tumenggung Gaya Slangit serta menganalisis Gaya Tari Topeng Tumenggung Slangit Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian bentuk penyajian Tari Topeng Tumenggung Gaya Slangit meliputi gerak yang terdiri dari 3 tahap yakni dodoan, unggah tengah serta deder/kering tilu dengan iringan musikTumenggungan, Waledan, dan Barlen, adapun pola lantai yang digunakan dalam pertunjukan Tari Topeng Tumenggung Gaya Slangit tidak baku artinya setiap penari dapat mengkreasikan sendiri pola lantai saat menari. Rias yang digunakan yaitu rias korektif serta busana yang meniru atribut-atribut dari orang yang berstatus sosial tinggi seperti pemakaian kalung, dasi, dan topi, adapun properti yang digunakan yaitu Topeng Tumenggung. Tari Topeng Tumenggung Gaya Slangit Cirebon dipentaskan di ruang terbuka. Analisis gaya Tari Topeng Tumenggung Gaya Slangit Cirebon muncul melalui analisis postur, interpretasi dan kreativitas.
Pelestarian Tari Pesta Baratan di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30770

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian dan pelestarian Tari Pesta Baratan di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi serta teknik keabsahan data diperiksa dengan metode triangulasi sumber. Penelitian menghasilkan data bahwa Tari Pesta Baratan dibagi menjadi tiga jenis yaitu penari impes/lampion, penari obor, dan penari tampah. Tari Pesta Baratan mempunyai gerak sederhana yang diperindah diambil dari gerakan sehari-hari pada masa dahulu, pada penari impes/lampion menceritakan jika menjelang ramadhan banyak yang berjualan impes/lampion di pinggir jalan, pada penari obor menceritakan pada jaman dahulu penerangan menggunakan obor, pada penari tampah menceritakan bahwa orang jaman dahulu sering menggunakan tampah yang diisi puli atau makan khas Jepara. Pelestarian Tari Pesta Baratan dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1) perlindungan, dilakukan oleh Yayasan Lembayung dengan mengadakan tari Pesta Baratan setiap tahunnya dan telah diakui pemerintah Kabupaten Jepara dengan dimasukannya ke dalam kalender event Jepara; 2) pengembangan, dilakukan Yayasan Lembayung yaitu tidak hanya menggelar tari Pesta Baratan di Kota Jepara namun sampai ke Kota Blora untuk memperkenalkan dan mempromosikan kepada masyarakat luar Kota Jepara; 3) pemanfaatan, dilakukan oleh pemerintah Jepara menghasilkan Rekor MURI sebagai pembawa impes/lampion terbanyak serta menjadi peserta Art Kids International Festival di Kota Jepara
Interaksi Simbolik pada Pertunjukan Sintren Desa Luwijawa Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v8i1.31075

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk pertunjukan Kesenian Sintren Desa Luwijawa dan memahami proses interaksi simbolik yang terjadi dalam pertunjukan Kesenian Sintren Desa Luwijawa. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan etik dan emik. Data diperoleh melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data menggunakan teori Adshead. Hasil dari penelitian yaitu: 1) bentuk Pertunjukan meliputi elemen-elemen pertunjukan yaitu tema, pelaku pertunjukan, busana/kostum , make up/rias, iringan, properti, gerak, tempat pertunjukan, tata cahaya dan suara; 2) proses interaksi simbolik yang terjadi antara pemain dengan pemain, pemain dengan penonton, pemain dengan pemusik, pemusik dengan pemusik, penonton dengan penonton. Berdasarkan dari hasil penelitian Kesenian Sintren Desa Luwijawa, peneliti memberikan saran kepada anggota kelompok Kesenian Sintren agar pertunjukan Kesenian Sintren lebih variatif dan lebih menarik. Perhatikan proses regenerasi para pelaku pertunjukan Kesenian Sintren.

Page 1 of 2 | Total Record : 12