cover
Contact Name
Laelatul Qodaryani
Contact Email
jsdlbbsdlp@gmail.com
Phone
+6285641147373
Journal Mail Official
jsdlbbsdlp@gmail.com
Editorial Address
Balai Besar penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Jln. Tentara Pelajar no 12, kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Ciwaringin, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16114
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Sumberdaya Lahan
Core Subject : Agriculture,
Jurnal ini memuat artikel tinjauan (review) mengenai hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan, dikaitkan dengan teori, evaluasi hasil penelitian lain, dengan atau mengenai kebijakan. Ruang lingkup artikel tinjauan ini meliputi bidang: tanah, air, iklim, lingkungan pertanian, perpupukan dan sosial ekonomi sumberdaya lahan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2020)" : 6 Documents clear
Pengelolaan Hara Terpadu pada Lahan Sawah Tadah Hujan sebagai Upaya Peningkatan Produksi Beras Nasional Antonius Kasno; Diah Setyorini; I Wayan Suastika
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.663 KB) | DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.15-24

Abstract

Abstrak. Beras merupakan makanan pokok bagi bangsa Indonesia dan strategis bagi keamanan pangan nasional. Produksi beras dapat ditingkatkan melalui ektensifikasi lahan, peningkatan mutu intensifikasi dan indeks pertanaman padi. Lahan sawah tadah hujan berpotensi besar untuk menjadi lahan pertanian produktif jika tingkat kesuburan tanahnya ditingkatkan melalui penerapkan pemupukan berimbang sesuai karakteristik tanahnya. Lahan sawah non irigasi seluas 3,30 juta ha, salah satunya adalah sawah tadah hujan. Pengembangan lahan sawah tadah hujan menjadi sangat relavan dengan peningkatan kebutuhan pangan nasional. Makalah ini bertujuan untuk menelaah pengelolaan lahan sawah tadah hujan untuk meningkatkan produksi padi nasional. Faktor pembatas yang sering dihadapi antara lain ketersediaan air hujan yang sulit diprediksi serta kesuburan tanah yang rendah akibat kandungan C-organik dan N-total yang rendah. Kegagalan panen dapat terjadi akibat akibat kekurangan air pada awal tanam musim hujan maupun saat menjelang panen pada musim kedua. Perbaikannya dapat dilakukan dengan tanam gogo rancah pada musim tanam pertama, dan sistem culik pada musim tanam ke dua. Pemberian bahan pembenah tanah seperti kompos jerami, pupuk kandang, biochar dan kapur pertanian/dolomit terutama untuk tanah yang bereaksi masam ditujukan untuk meningkatkan kesuburan tanah sebelum dilakukan pemupukan. Teknologi pemupukan berimbang yang dapat diterapkan pada lahan sawah tadah hujan, antara lain Urea 250-300 kg ha-1, SP-36 50-75 kg ha-1, dan KCl 50 kg ha-1, pemberian bahan organik minimal 2 t ha-1, serta pengembalian jerami sisa hasil panen ke dalam tanah. Pemupukan berimbang dapat meningkatkan hasil padi dari 1,8-3,5 t ha-1 menjadi 5,0-5,8 t ha-1. Abstract. Rice is a staple food for the Indonesian people and a strategic comodity for national food security. Rice production can be increased through land extensification, improved quality of intensification and rice cropping index. Rainfed lowland rice fields could be very potentially productive for agriculture  when the level of soil fertility is improved by applying balanced fertilization that based on the soil characteristics. Non-irrigated rice field area is 3.30 million ha, including the rainfed rice fields. The development of rainfed rice fields is very relevant to the increasing national food needs. The goal of this paper is to examine the management of rainfed lowland rice fields to increase the national rice production. Some of the limiting factors are the unpredictable rainwater availability and low soil fertility due to low C-organic and N-total content. Harvesting failures could be caused by water stress at the beginning of the planting stage in the rainy season or just before harvesting in the second season. This could be prevented by planting upland scaffolding in the first planting season, and the kidnap system in the second growing season. The application of soil enhancers is intended to increase soil fertility before fertilizer application, such as straw compost, manure, biochar and agricultural lime or dolomite especially for acidic soils. Balanced fertilization technology that can be applied to rainfed lowland rice fields are Urea 250-300 kg ha-1, SP-36 50-75 kg ha-1, and KCl 50 kg ha-1, providing organic material at least 2 t ha-1, and the return of the remaining crop straw to the ground. Balanced fertilization can increase rice yield from 1.8-3.5 t ha-1 to 5.0-5.8 t ha-1.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI ADAPTIF DAMPAK PERUBAHAN IKLIM Wihardjaka, Anicetus; Pramono, Ali; Sutriadi, Mas Teddy
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.341 KB) | DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.25-36

Abstract

Abstrak. Optimalisasi lahan sawah tadah hujan memberikan kontribusi terhadap ketersediaan pangan nasional yang sebagian besar masih dipasok dari lahan optimal sawah beririgasi. Lahan suboptimal sawah tadah hujan berpotensi dalam mendukung ketersediaan pangan nasional. Lahan sawah tadah hujan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim terutama cekaman kekeringan dan serangan organisme pengganggu tanaman. Antisipasi dampak perubahan iklim di lahan sawah tadah hujan dilakukan dengan penerapan teknologi adaptif dan sekaligus sebagai upaya mirigasi gas rumah kaca. Beberapa teknologi adaptif yang berpotensi meningkatkan produktivitas padi sawah tadah hujan adalah penggunaan varietas unggul baru, penentuan waktu tanam dengan kalender tanam, pengelolaan sumberdaya air dengan teknologi embung, pengendalian OPT terpadu dan pengelolaan lahan. Teknologi mitigasi seperti pengairan berselang, penggunaan varietas rendah emisi, penggunaan bahan amelioran, pemupukan secara berimbang, dan integrasi tanaman padi ? ternak efektif menurunkan emisi gas rumah kaca di lahan sawah tadah hujan. Integrasi tanaman pangan-ternak bebas limbah merupakan salah satu upaya mensinergiskan aksi adaptasi dan aksi mitigas terhadap perubahan iklim di ekosistem lahan sawah tadah hujan. Abstract. Optimization of rainfed lowland rice contributes on national food availability which is still generally supplied from irrigated lowland rice. The sub-optimal rainfed lowland is quite susceptible to climate change impacts, especially drought stress and incidence of pests and diseases. Anticipating climate change impacts in rainfed lowland are approached by applying adaptive technology as well as greenhouse gase mitigation. Some adaptive technologies which potentially increase rainfed rice productivity are new superior varieties, cropping calendar for determining planting time, water resources management with small water reservoir, and integrated pests and diseases control. Some mitigation technologies such as intermittent irrigation, high yielding varieties with low emissions, ameliorant materials use, balanced fertilization, and integrated food crop-livestock reduce effectively greenhouse gas emissions in rainfed lowland rice areas. Integrated food crops-livestock with zero waste systems is one of synergic efforts between adaptation and mitigation actions on climate change impacts in ecosystems of rainfed lowland rice.
AMELIORASI BERBASIS UNSUR HARA SILIKA DI LAHAN RAWA Siregar, Adha; Annisa, Wahida
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.039 KB) | DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.37-47

Abstract

Abstrak. Unsur hara Silika (Si) memiliki peranan penting pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman padi. Tanaman padi menyerap Si dalam jumlah yang besar yaitu sekitar 10 kali N, 20 kali P, 6 kali K dan 30 kali Ca. Budidaya padi di lahan rawa memiliki beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas padi diantaranya keracunan unsur toksik seperti Fe dan Al. Kadar unsur toksik terutama Fe di lahan rawa menyebabkan tanah menjadi masam, sehingga banyak tanaman yang tidak dapat beradaptasi dengan kondisi tersebut. Kondisi ini dapat diatasi diantaranya dengan aplikasi Si, yang berperan menurunkan serapan Fe dan Al yang berada dalam kondisi toksik. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Si berpengaruh dalam menurunkan tingkat toksisitas Al dan Fe di tanah. Aplikasi Si sebagai amelioran mengurangi kandungan Fe pada permukaan akar padi serta menurunkan serapan Fe pada tanaman padi sawah melalui peningkatan kekuatan oksidasi akar. Lebih lanjut, aplikasi Si pada budidaya tanaman padi dapat meningkatkan hasil gabah sebesar 50,8%. Abtract. Silicon (Si) has an important role on rice crops growth and productivity. Rice crops absorbs enormous amount of Si as much as ten times of N, twenty times of P, six times of K and thirty times of Ca. Rice cultivation in swampland has several limiting factors such as Fe and Al toxicity. Fe toxicity could increase soil acidity in swampland. However, most plants could not adapt to this condition. Si application as soil ameliorant could be an option to overcome this problem. Si could reduce the toxicity level of Fe and Mn in soil. Previous research proved that Si could decrease Fe and Al toxicity. Si application as ameliorant could reduce Fe concentration in root zone which lead to decreasing Fe uptake through increasing oxidation capability of the root. Moreover, Si application could increase rice yield up to 50.8%..
Cover JSDL Vol 14 No. 1 Laelatul Qodaryani, S. Kom
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.%p

Abstract

Cover JSDL Vol 14 No. 1, Juli 2020
Pemanfaatan Arang Aktif dalam Pengendalian Residu Pestisida di Tanah: Prospek dan Masalahnya Asep Nugraha Ardiwinata
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.49-62

Abstract

Abstrak. Penggunaan pestisida di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1965, jenis pestisida yang banyak digunakan adalah jenis organoklorin, antara lain Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) dan lindan. Saat ini pestisida yang umum digunakan adalah jenis organofosfat, karbamat dan piretroid. Dari jenis-jenis pestisida tersebut, yang paling toksik dan persisten adalah jenis organoklorin. Dampak dari penggunaan pestisida adalah dapat tertinggalnya pestisida tersebut di dalam tanah bahkan di dalam produk pertanian dalam jangka waktu tertentu (residu pestisida), sehingga berpotensi membahayakan lingkungan dan manusia karena bersifat toksik. Dampak negatif residu pestisida di dalam tanah adalah terbunuhnya biota-biota penting di dalam tanah seperti cacing tanah. Bila residu pestisida di tanah tersebut terbawa air dan masuk ke sungai, maka biota air atau ikan-ikan yang ada terancam mati. Bilamana residu pestisida di tanah tersebut diserap ke dalam produk pertanian, maka manusia sebagai konsumen produk tersebut ditengarai akan terstimulus kanker hingga EDs (terganggunya hormon endokrin). Beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk mengatasi masalah residu di tanah dengan memanfaatkan limbah pertanian seperti tempurung kelapa, bonggol jagung dan sekam padi sebagai bahan dasar pembuatan arang aktif. Arang aktif ini diketahui memiliki kemampuan daya serap yang tinggi terhadap pencemar residu pestisida dan disenangi oleh mikroba pendegradasi sebagai tempat tinggal dan berkembang biak.
Pengelolaan Tanah dan Air Pada Budidaya Padi Gogo dan Palawija di Bawah Tegakan Tanaman Tahunan untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Nani Heryani; Budi Kartiwa; Adang Hamdani; Nono Sutrisno
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.1-14

Abstract

Abstrak. Pengembangan padi gogo di lahan kering yang ditunjang oleh teknik pengelolaan tanah dan air yang tepat, berpeluang sebagai salah satu alternatif penyediaan pangan masa depan dan mampu mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional. Perluasan areal tanam untuk tanaman padi gogo di lahan kering di bawah tegakan merupakan salah satu strategi dalam menyokong peningkatan produksi padi sawah. Inovasi teknologi pertanian untuk pengembangan padi gogo pada lahan kering di bawah tegakan tanaman tahunan perlu dilaksanakan secara terpadu meliputi: 1) penggunaan varietas toleran naungan, 2) pengembangan teknik konservasi tanah seperti pembuatan teras, guludan, rorak; penggunaan mulsa dan penanaman rumput, 3) pengembangan sistem  integrasi tanaman-ternak, 4) pemanfaatan teknologi panen air melalui embung, dam parit, long storage, dan pemanfaatan air sungai. Pengelolaan air pada pengembangan padi gogo dan palawija di bawah tegakan tanaman tahunan terutama pada musim kemarau merupakan hal yang mutlak dilakukan. Sumber air irigasi dapat berasal dari infrastruktur panen air atau sumber air lainnya.Abstract. The development of upland rice in dry land, which is supported by appropriate soil and water management techniques, has the opportunity as an alternative in future food procurement efforts. It could also support the improvement of national food security. Expansion of the planting area for upland rice in dry land under crops is one of the strategies to support the increasing rice production. Innovations of agricultural technology for the development of upland rice on dry land under estate crops or forestry should  be implemented in an integrated manner, including: 1) the use of shade tolerant varieties, 2) the development of soil conservation techniques such as terraces, mulch and grass planting, 3) development of crop-livestock integration systems, and 4) utilization of water harvesting technology through small reservoir, channel reservoir, long storage, and river utilization. Water management is absolutely necessary in the development of upland rice and secondary crops under annual crops.  The alternatives  water resources for irrigation are water harvesting infrastructure and other water sources.

Page 1 of 1 | Total Record : 6