cover
Contact Name
Dwi Nurwulan Pravitasari
Contact Email
saintika_medika@umm.ac.id
Phone
+628123086679
Journal Mail Official
saintika_medika@umm.ac.id
Editorial Address
Editorial Office: Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No 188A Malang, East Java
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
ISSN : 0216759X     EISSN : 2614476     DOI : https://doi.org/10.22219/
Core Subject : Health,
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015" : 13 Documents clear
PERBANDINGAN PENGGUNAAN FIKSASI HAIR SPRAY DENGAN FIKSASI RUTIN PADA PAP SMEAR DENGAN METODE BETHESDA Dian Yuliartha Lestari
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4198

Abstract

Latar belakang. PAP smear merupakan metode deteksi dini yang rutin digunakan untuk lesi peradangan serta kankerserviks di seluruh dunia. Metode fiksasi basah untuk PAP smear saat ini selain menggunakan alkohol, juga menggunakan Hair spray. Tujuan. Untuk membandingkan kualitas fiksasi menggunakan alkohol dan hair spray. Metode. Merupakan penelitian observasional analitik, dengan total sampling dari bulan September-Desember 2014. Variabel yang dinilai adalah adekuat spesimen, kualitas staining, ada tidaknya artefak, serta ada tidaknya sel yang degenerasi. Uji statistik menggunakan Uji Kesesuaian Kappa, dikatakan sesuai jika koefisien kappa >0,6 (p<0,05). Hasil. Didapatkan jumlah sampel sebanyak122 sampel. Hasil koefisien kappa untuk adekuat spesimen sebesar 0,792. Hasil koefisien kappa untuk kualitas staining sebesar 0,627. Hasil koefisien kappa untuk ada tidaknya artefak sebesar 0,196. Hasil koefisien kappa untuk ada tidaknya sel yang degenerasi sebesar 1,000. Kesimpulan. Terdapat kesesuaian antara penggunaan fiksasi menggunakan alkohol maupun hairspray, dalam hal adekuat sel, kualitas staining, maupun ada tidaknya sel yang degenerasi.Keyword : PAP smear, alkohol, hairspray
EKSTRAK NIGELLA SATIVA L MENINGKATKAN EKSPRESI HNF-4Α PADA TIKUS MODEL FIBROSIS HATI Fathiyah Safithri
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4199

Abstract

Latar Belakang : Sirosis hati merupakan stadium akhir fibrosis hati. Pasien sirosis hati yang mengonsumsi N. sativa mengalami perbaikan berupa berkurangnya udem tungkai dan ascites serta peningkatan kadar albumin serum. Peningkatan kadar albumin serum mungkin disebabkan terjadi regenerasi hepatosit melalui diferensiasi sel punca endogen menjadi hepatoblas dengan markernya berupa HNF-4α Tujuan penelitian : untuk membuktikan terjadi peningkatan ekspresi HNF-4α setelah pemberian N. sativa pada tikus yang diinduksi CCl4 Metode penelitian : ekspreimental dengan rancangan a randomized post test only control group design, menggunakan 35 ekor tikus yang dibagi menjadi lima kelompok, normal, kontrol fibrosis hati dan fibrosis hati yang mendapat terapi N. sativa dengan 3 dosis berbeda. Induksi fibrosis hati dengan injeksi CCl4 1ml/kgBB i.p tiga kali/minggu selama 8 minggu. Setelah induksi CCl4, diberikan ekstrak N. sativa p.o 1,2; 2,4; 4,8 g/kgBB selama 4 minggu. Pada akhir penelitian, tikus dimatikan, organ hati diambil untuk diamati ekspresi HNF-4α dengan immunohistokimia. Hasil penelitian dan diskusi: Pemberian ekstrak N sativa meningkatkan ekspresi HNF-4α (p<0,001) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ekstrak N sativa memberikan pengaruh pada ekspresi HNF-4α (p<0,001; R2=81%). Kesimpulan : Ekstrak N sativa dapat meningkatkan ekspresi HNF-4α pada tikus model fibrosis hatiKata kunci : Nigella sativa. liver fibrosis, ekspresi HNF-4α
DISTRIBUSI SUMBING BIBIR DAN LANGIT-LANGIT DI CLEFT LIP AND PALATE CENTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG INDONESIA Ruby Riana A
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4200

Abstract

Objective: The purpose of this study was to investigate the distribution of different cleft pattern by the age of first operation, sex, side of cleft of Cleft Lips (CL), cleft palate (CP) and cleft lip and palate patients (CLP), and education level parents in Cleft Lip and Palate Center in Faculty of Medicine, University of Malang Muhammadiyah (CLPC FM UMM). Study design: Four hundred twenty-nine patients attending the CLPC FM UMM from January 2014 to December 2016 were studied. Most patients came from East Java, Indonesia and the surrounding areas. Result: Highest frequency of CL in CLPC FM UMM is in the age group 0-1 y.o, CP patients in the age group 1-5 y.o , while most CLP patients in the age group 1-5 y.o. Cleft lip and palate (61.31%) was most frequently found, followed by cleft lip with or without alveolus (33.33%) and cleft palate (5.36%). Cleft lip and palate, cleft lip with or without alveolus and cleft palate occurred more frequently in males. Left-sided unilateral clefts were observed in 57.34% of patients compared to right-sided unilateral clefts in 21.21%, the rest is bilateral cleft 21.45%. The unilateral complete CLP (45.22%) was most frequently found, followed by the unilateral incomplete CL (18.41%). Most of the parent’s education were elementary school graduated.Conclusion: The most frequent profile in the affected population were males, left sided unilateral complete CLP were most affected.
SINDROMA HIPERVENTILASI Iwan Sis Indrawanto
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4201

Abstract

Sindroma hiperventilasi merupakan gangguan yang sering didapatkan di Unit Gawat Darurat dimana penderita mengeluh sesak dan nyeri dada. Penderita seringkali sangat panik dan ketakutan serta bernafas dengan cepat dan dalam. Tak jarang dokter dan penderitanya menduga terkena serangan jantung/ angina pectoris atau gangguan pernafasan serius, sehingga dilakukan berbagai pemeriksaan yang memberatkan secara finansial dan membuat penderita semakin meyakini bahwa ia mengalami gangguan organik/ fisik. Sindroma ini merupakan gangguan psikiatrik yang pada umumnya terjadi bersamaan/ mengikuti gangguan panik.Kata Kunci: Sindroma hiperventilasi, gangguan panik
ASPEK MIKROBIOLOGI PADA PENYAKIT TROPIS YANG TERABAIKAN (MICROBIOLOGY ASPECT OF NEGLECTED TROPICAL DISEASES) Oei Stefani Yuanita Widodo
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4202

Abstract

Dalam beberapa dekade terahir, penyakit tropis yang terabaikan mulai mendapat sorotan dari berbagai negaradikarenakan meskipun angka kematiannya rendah tetapi angka kesakitan sangat tinggi. Dampak penyakit yang ditimbulkantidak hanya secara langsung baik pada individu dan komunitas, tetapi juga tidak langsung terhadap skala perekonomiannegara yang sangat merugikan. Pendekatan Mikrobiologis sangat diperlukan untuk menunjang diagnosis dan ketepatanpengobatan demi meminimalisir dampak dari penyakit tersebut.
EFEK JUS BAWANG BOMBAY (ALLIUM CEPA LINN.) TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN (STZ) Annisa Hasanah
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4203

Abstract

Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia. Sekitar 90% pria penderita DMmengalami penurunan kualitas spermatozoa. STZ  merupakan bahan toksik yang merusak sel β pankreas. Kandungan quercetin yang tinggi dalam bawang bombay (Allium cepa Linn.) melindungi spermatozoa dari kerusakan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only control group design. Besar sampel menggunakan rumus Federer dengan jumlah sampel 32 ekor mencit yang dibagi empat kelompok perlakuan : K0 adalah kelompok kontrol diberi placebo dan jus bawang bombay 1 g/kgBB, K1 adalah kelompok kontrol DM yang diinduksi STZ dosis rendah 50 mg/ kgBB, K2 adalah kelompok induksi STZ dosis rendah dan jus bawang bombay 0,5 g/kgBB, K3 adalah kelompok induksi STZ dosis rendah dan jus bawang bombay 1 g/kgBB. Kualitas spermatozoa yang diperiksa adalah motilitas spermatozoa. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney. Uji normalitas dengan Saphiro-Wilk didapatkan p<0,05 pada semua parameter (data tidak berdistribusi normal). Hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan p<0,05, menunjukkan ada perbedaan signifikan motilitas pada keempat kelompok perlakuan. Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan signifikan motilitas antar kelompok (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian jus bawang bombay dosis 0,5 g/kgBB dan 1 g/kgBB meningkatkan motilitas spermatozoa mencit yang dijadikan DM dengan induksi STZ.Kata Kunci : Jus bawang bombay (Allium cepa Linn.), motilitas spermatozoa, mencit (Mus musculus), streptozotocin (STZ)
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) TERHADAP PENURUNAN KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS TERPISAH MARMUT BETINA (CAVIA PORCELLUS) Mochamad Ma’roef; Arifatul Jannah2
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4204

Abstract

Ma’roef, Arifatul. The Influence of Tamarind (Tamarindus indica) Fruit Extract On Reducing Isolated Uterine Smooth Muscle Contraction of Female Guinea Pig (Cavia porcellus) Background : Tamarind (Tamarindus indica) is medicinal plant that is easy to get and has many adventages. Flavonoid, tannin, and some minerals in this plant have been supposed to be able to inhibit uterine contraction that could reduce menstrual cramps and decrease preterm delivery. Objective : To know the influence of tamarind fruit extract on reducing isolated uterine smooth muscle contraction of female guinea pig. Methods : True experimental with post test only control group design. Non-pregnant female guinea pig uterine strips in De Jalon solutions were contracted by 0,03 IU oxytocin and 3 doses of extract were added to the preparation, namely 2 mg/ml (P1), 4 mg/ml (P2), and 6 mg/ml (P3). Those groups were compared to positive control(only oxytocin induced) and negative control (without intervention). The contractions were recorded for 20 minutes and the result was shown in Labscribe2 software. Result : The result of ANOVA showed a significant difference between control group and treatment (p=0,00).The correlation test result showed that the higher dose of tamarind extract, the less contractions will be. Linear regression result showed a strong influence of tamarind extract on reducing uterine contraction, namely 84,7% with 4 mg/ml as effective dose. Conclusion : Tamarind extract has influence on reducing the isolated uterine smooth muscle contraction of female guinea pig.Key word : tamarind, uterine contraction, guinea pig
HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN CTS PADA PEKERJA PEMETIK DAUN TEH Moch. Bahrudin; Resi Lystianto Putra Perdana; Hafif Fitra Alief Sultana
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4205

Abstract

Latar belakang: CTS merupakan penyakit yang sering dijumpai pada pekerja industri dalam setiap kasus penyakitakibat kerja di beberapa negara. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian CTS, salah satunya yaitu masa kerja. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan masa kerja terhadap kejadian CTS pada pekerja pemetik daun teh. Metode penelitian: Analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 85 pekerja. Hasil penelitian dan Diskusi: Angka kejadian CTS pada pekerja pemetik daun teh adalah 56 ( 65,9%), kejadian CTS meningkat setelah umur 40 tahun dan kejadian CTS tertinggi pada umur 50-59 tahun (30,6%), kejadian CTS meningkat setelah masa kerja 30 tahun dan kejadian CTS tertinggi terjadi pada masa kerja 30-39 tahun (31,8%). Korelasi antara masa kerja dengan kejadian CTS menunjukan nilai korelasi positif (0,263) dengan nilai signifikansi 0,015 (<0,05), yang artinya semakin lama masa kerja maka angka kejadian CTS semakin besar. Kesimpulan: Semakin lama masa kerja semakin tinggi resiko terjadinya CTSKata kunci: Masa kerja, pekerja pemetik daun teh, CTS.
Sistem Pembiayaan Kesehatan Febri Endra Budi Setyawan
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4206

Abstract

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional, dalam pembangunan kesehatan tujuan yangingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kenyataan yang terjadi sampai saat ini derajat kesehatan masyarakat masih rendah khususnya pada masyarakat miskin. Hal ini dapat digambarkan bahwa derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya adalah karena mahalnya biaya kesehatan sehingga akses ke pelayanan kesehatan pada umumnyamasih rendah. Asuransi kesehatan adalah salah satu upaya untuk mengatasi masalah ketidakmampuan terhadap pembiayaan pelayanan kesehatan.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Gita Sekar Prihanti1; Sulistiyawati .; Ina Rahmawati
Saintika Medika Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4207

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah utama kesehatan secara global di dunia dan menyebabkan tingkat morbiditas pada jutaan orang setiap tahunnya. Provinsi Jawa Timur memiliki kasus TB terbanyak kedua pada tahun 2011 dengan kasus mencapai 41.404.Peningkatan infeksi TB tidak luput dari berbagai faktor, yaitu usia, jenis kelamin, status gizi, tingkat kebersihan, ventilasi, suhu, pencahayaan, kepadatan penghuni dan pendidikanTujuan:Mengetahui pengaruh faktor-faktor resiko tehadap kejadian tuberkulosis paru di wilayah Puskesmas Pesantren II Kota Kediri Metode: Menggunakan metode campuran antara kualitatif melalui Focused Group Discussion (FGD) dan kuantitatif,secara observasional analitik dengan desain studi case control. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Jumlah sampel kasus 33 orang dan sampel kontrol 33 orang.Hasil Penelitian: Hasil uji regresi logistik biner menunjukkan bahwa terdapat delapan variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kejadian TB paru, yaitu BMI (p = 0,002; OR = 8,785; CI = 1,153-66,93), tingkat pendidikan (p = 0,0026 OR = 2,944; CI = 0,183-47,29 ), riwayat imunisasi BCG (p = 0,001; OR = 0,048; CI =0,002-1,308), riwayat kontak dengan penderita TB (p = 0,004; OR = 13,269;CI = 0,737-238,96), ventilasi (p = 0,000; OR = 0,041; CI =0,001-1,432), kepadatan hunian (p = 0,000; OR = 0,113; CI 0,001-1,301), sumber air (p = 0,03; OR = 9,143; CI = 0,273-306,7), dan riwayat merokok (p = 0,000; OR = 11,706; CI = 0,746-183,66). Nilai adjusted R square menunjukkan bahwa faktor tersebut berpengaruh terhadap kejadian TB paru sebesar 85,9%. Sedangkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian TB paru adalah BMI. Kesimpulan:Faktor resiko yang mempengaruhi tingkat kejadian TB meliputi BMI, tingkat pendidikan, riwayat imunisasi BCG, riwayat kontak dengan penderita TB, ventilasi, kepadatan hunian, sumber air dan riwayat merokok.Kata Kunci: TB paru, faktor resiko

Page 1 of 2 | Total Record : 13


Filter by Year

2015 2017


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 2 (2024): December 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): June 2024 Vol. 19 No. 2 (2023): December 2023 Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023 Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 17 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 (on progress) Vol 16, No 1 (2020): June 2020 Vol. 16 No. 1 (2020): June 2020 Vol. 15 No. 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 15 No. 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018 Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018 Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017 Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017 Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 1 (2016): JUNI 2016 Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016 Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015 Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015 Vol. 11 No. 1 (2015): Juni 2015 Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014 Vol. 10 No. 1 (2014): Juni 2014 Vol. 9 No. 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013 Vol. 9 No. 1 (2013): Juni 2013 Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012 Vol. 8 No. 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012 Vol. 8 No. 1 (2012): Juni 2012 Vol. 5 No. 2 (2009): Juli 2009 Vol. 7 No. 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011 Vol. 7 No. 1 (2011): Januari 2011 Vol. 6 No. 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010 Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010 Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010 Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009 Vol. 5 No. 1 (2009): Januari 2009 Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009 More Issue