cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)
ISSN : 23388404     EISSN : 26572311     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) is published twice a year, containing research articles, review, and short communication in pharmacy science field, including medicinal chemistry, analytical chemistry, biologjcal pharmacy, pharmaceutical sciences and clinical pharmacy research and practice of pharmacy in industry, clinic, and community practice, such as pharmacies, distributors, and pharmacy education.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2021): Oktober" : 6 Documents clear
Sintesis dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa 4,4’-dinitrodibenzalaseton dengan Metode DPPH Jessica, Jessica; Budiati, Tutuk; Caroline, Catherine
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 8, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v8i2.2761

Abstract

Senyawa dibenzalaseton dan turunannya yaitu senyawa 4,4’-dinitrodibenzalaseton adalah salah satu jenis antioksidan sintetik dan tergolong ke dalam analog Kurkumin. Senyawa Dibenzalaseton dan 4,4’-dinitrodibenzalaseton merupakan senyawa yang dapat menangkal radikal bebas yang disintesis melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt dengan perbandingan Benzaldehida/4-nitrobenzaldehida dan Aseton adalah 2:1 mEq dengan menggunakan katalis NaOH. Hasil sintesis dilakukan uji kemurnian dan uji identifikasi struktur dengan menggunakan spektroskopi Inframerah. Persentase rendemen hasil sintesis dibenzalaseton dan 4,4’-dinitrodibenzalaseton adalah sebesar 92,30% dan 96,70%. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH, dengan senyawa Kurkumin dan Vitamin C sebagai pembanding dan hasilnya dinyatakan dengan nilai IC50. Perolehan rata-rata nilai IC50 dari senyawa dibenzalaseton, 4,4’-dinitrodibenzalaseton, kurkumin dan vitamin C secara berturut-turut adalah 66 mM, 1,6 mM, 0,074 mM, dan 0,0846 mM. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan senyawa 4,4’-dinitrodibenzalaseton lebih besar dibanding dengan senyawa dibenzalaseton. Nilai IC50 yang rendah dari senyawa kurkumin menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh Kurkumin lebih tinggi dari senyawa hasil sintesis. Potensi antioksidan yang dihasilkan oleh dan 4,4’-dinitrodibenzalaseton terhadap vitamin C adalah sebesar 5,28%.
Fenomena Pengaruh Terapi Farmakologi Terhadap Kepatuhan Berobat dalam Perspektif Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Renaldi, Fransiskus Samuel; Sauriasari, Rani; Riyadina, Woro; Maulida, Irianti Bahana
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 8, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v8i2.3044

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit yang kompleks dan membutuhkan manajemen terapi yang serius. Kepatuhan menjadi masalah utama dalam pengobatan diabetes melitus tipe 2 tersebut dan dapat berdampak pada komplikasi yang akan sulit ditangani. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap berbagai permasalahan yang mendorong seorang pasien memilih untuk tidak patuh sehingga dapat membantu tenaga kesehatan dalam mencari akar masalah ketidakpatuhan pada penderita diabetes melitus tipe 2. Sebanyak 30 penderita diabetes melitus tipe 2 terbagi atas beberapa golongan kriteria, yaitu komplikasi, usia, dan tingkat kepatuhan. Pemilihan pasien dilakukan menggunakan metode sampling bola salju. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam pada pasien yang dilakukan dengan teknik probing melalui telepon dan observasi langsung sebagai bentuk validasi. Data diolah dengan metode transkrip dan dianalisis secara tematik untuk kemudian diinterpretasikan dalam bentuk pernyataan hasil wawancara. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pasien menggunakan metformin. Hal ini dikarenakan banyak pasien merasa sesuai dengan metformin. Metformin dapat memberikan efek normalisasi gula darah yang diharapkan dengan efek samping ke sistem gastrointestinal yang masih dapat ditolerir. Di sisi lain, terdapat beberapa pasien yang sudah merasa jenuh dengan penggunaan obat secara terus-menerus, mereka ingin segera lepas dari obat. Perbandingan manfaat yang dirasakan ketika meminum obat dan tidak juga turut memotivasi pasien dalam menggunakan obat. Dari berbagai data yang telah dihimpun dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan berobat sangat dipengaruhi oleh efek yang diterima pasca penggunaan.
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Bettet Pamekasan tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas untuk Swamedikasi Kurniasari, Septiana; Zabadi, Achmad Fairuz; Ramadhani, Farisa; Azizah, Arfiana Nurin
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 8, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v8i2.3232

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya pengobatan sendiri yang biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit ringan, seperti diare, influenza, batuk, pusing, nyeri dan demam. Obat yang aman digunakan untuk swamedikasi yaitu golongan obat bebas dan obat bebas terbatas. Swamedikasi dapat menjadi sangat beresiko yang disebabkan oleh diagnosa diri yang tidak tepat, keterlambatan dalam mencari nasihat medis ketika diperlukan, cara pemberian yang tidak tepat dan dosis yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas untuk swamedikasi pada masyarakat Desa Bettet, Kabupaten Pamekasan. Jumlah responden yang sesuai dengan kriteria inklusi adalah sebanyak 60 orang, dengan cara wawancara menggunakan kuisioner. Data yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan kuisioner dikumpulkan lalu dilakukan  scoring. Jawaban “benar” akan memperoleh score 2, jawaban “salah” akan memperoleh score 1, jawaban “tidak tahu” akan memperoleh score 0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik mengenai penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas untuk swamedikasi, yaitu sebesar 46,9%. Responden tidak mengetahui penggolongan obat, penggunaan atau cara pemakaian serta cara penyimpanan obat.
Pharmacological effects and pharmaceutical dosage forms development of aloe vera Almaamari, Jamal Nasser Saleh
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 8, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v8i2.3219

Abstract

The Aloe Vera plant is one of the oldest plants used for thousands of years. Aloe Vera has been used as a herb that cures multiple diseases throughout history. The series of studies conducted in the past two decades shed light on the chemical properties and natural compounds that this plant contains, such as anthraquinone, amino acids, acemannan, aloesin, and glucomannan, which have diverse therapeutic effects. This review aimed at reviewing the pharmacological effects of aloe vera plant and its different pharmaceutical dosage forms. The data was collected from international published literature in PMID and Google Scholar. It is to conclude that the Aloe Vera has therapeutics effects such as anti-inflammatory, wound healing, anti-oxidation, anticancer, anti-tumor, antiulcer, antiviral and antibacterial, and anti-cholesterol. In addition, some pharmaceutical formulations of aloe vera such as suppositories, creams, gels, and tablets can be developed.
Pengaruh Efek Samping Obat Off Label terhadap Kualitas Hidup Pasien Lupus di RSUD Ulin Banjarmasin Yuwindry, Iwan; Noval, Noval
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 8, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v8i2.2925

Abstract

Lupus Eritematosus Sistemik merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya, memiliki variasi gambaran klinis yang luas dan tampilan perjalanan penyakit yang beragam. Penggunaan obat-obatan off label seperti kortikosteroid untuk pengobatan SLE dapat mengakibatkan potensi efek samping yang besar terhadap pasien Lupus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek samping penggunaan obat-obatan off label terhadap kualitas hidup pasien lupus, mengetahui tingkat efek samping penggunaan obat-obatan off label serta mengetahui tingkat kualitas hidup pasien lupus. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode potong lintang (cross sectional) dengan cara survey menggunakan intrumen Algoritma Naranjo dan instrumen kuesioner Quality of Life (WHOQOL)–BREF dengan responden pada penelitian ini berjumlah 28 responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan obat-obatan off label pada terapi lupus dapat memunculkan resiko kemungkinan besar terjadinya reaksi obat merugikan (ROM). Kualitas hidup yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tingkat kualitas hidup responden masuk dalam kategori baik. Hasil analisis pada penelitan ini menyatakan bahwa efek samping penggunaan obat-obatan off label tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kualitas hidup pada pasien lupus atau dalam kata lain tidak ada pengaruh efek samping penggunaan obat-obatan off label terhadap kualitas hidup pasien lupus. Data penelitian menunjukkan nilai r hitung (pearson correlations) adalah -0,016 dan nilai Sig (2-tailed) adalah 0,936. Hasil analisis pengaruh efek samping penggunaan obat-obatan off label terhadap kualitas hidup pada pasien lupus sangat jelas menggambarkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara efek samping penggunaan obat-obatan off label terhadap kualitas hidup pasien lupus, namun pada korelasi ini terdapat hubungan yang tidak searah, dimana apabila nilai efek samping yang dialami responden tinggi maka nilai kualitas hidup responden justru rendah. Sebaliknya apabila nilai efek samping yang dialami responden rendah maka nilai kualitas hidup responden akan tinggi.
Studi Literatur: Agen Antivirus pada Pasien COVID-19 dengan Penyakit Ginjal Kronis Meiliana, Made Laksmi; Hasmono, Didik
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 8, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v8i2.3365

Abstract

At the end of 2019, Wuhan, Hubei Province, reported the first case of a virus similar to pneumonia. The World Health Organization (WHO) reports this outbreak as the Corona virus (COVID-19). Infection with COVID-19 may be more common in people who have chronic kidney disease (CKD). Patients with chronic kidney failure may experience infectious complications due to a weakened immune system and immunosuppressive state. Similarly, they suffer from a chronic systemic inflammatory state, which can contribute to increased morbidity and mortality. Thus, the purpose of this study is to conduct a review of antiviral agents and to summarize recommended antiviral regimens in COVID-19 patients with chronic kidney disease. This article search used Mendeley, Google Scholar, ScienceDirect, and PubMed from the NCBI database in October 2020. The administration of drugs to patients with chronic kidney disease who have been exposed to COVID-19 must be seriously considered. Certain antivirals must be adjusted to avoid deteriorating the patient's kidney condition. Antiviral agents are medications used to treat and prevent COVID-19 infection. Numerous antiviral agents, including ramdesivir, ribavirin, hydroxychloroquine or chloroquine, and umifenovir, must be administered with caution and dose adjustments as necessary in CKD patients exposed to COVID-19.

Page 1 of 1 | Total Record : 6