cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpptp06@yahoo.com
Editorial Address
Jalan Tentara Pelajar No. 10 Bogor, Indonesia
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 1410959x     EISSN : 25280791     DOI : -
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (JPPTP) adalah media ilmiah penyebaran hasil penelitian/pengkajian inovasi pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian wilayah.Jurnal ini memuat hasil penelitian/pengkajian primer inovasi pertanian, khususnya yang bernuansa spesifik lokasi. Jurnal diterbitkan secara periodik tiga kali dalam satu tahun.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018" : 9 Documents clear
PENENTUAN DOSIS PUPUK LAHAN SAWAH BERDASARKAN STATUS HARA FOSFOR DAN KALIUM DI LAHAN SAWAH KABUPATEN PANDEGLANG Muchamad Yusron; Rita Sinta Wati; Diah Setyorini; Hiriah Mutmainah
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p149-158

Abstract

 ABSTRACTGrowth and yield of rice are significantly determined by soil nutrient availability. Phosphorus and potassium  are two soil nutrients that are required in considerable amounts. The aims of this research was to investigate nutrient status of P and K in lowlandrice, which in turn could be used to set up fertilizer recommendation in Pandeglang Regency, Banten.The research was conducted in January to December 2016, consisted of three steps, namely research preparation, field survey, laboratory and data  analysis.  The result indicated that P and K status was found varying from low to high. 44,296 ha of rice field indicated high P status, which was found in 33 subdisctricts, 5,362 ha have medium P status, spread out at 21 subdistricts and  rice fields with low P status spread in 8 subdistricts covering an area of 5,110 ha. Nutrient status of paddy fields with high-K status of 36,710 ha scattered in 30 subdistricts, while the rice field with medium K status spread in 21 sub-bistrict covered of 7,616 ha and status of low-K spread across 9 subdistricts covered of area of 1,333 ha. Based on the 3 status level of P and K, it is recommended 9 packages of P and K fertilizers. Keywords: nutrient status, phosphorus, potassium, lowland rice, Pandeglang ABSTRAK Pertumbuhan dan produksi padi sangat ditentukan oleh ketersediaan hara dalam tanah. Hara P dan K merupakan dua unsur hara yang banyak dibutuhan tanaman padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status hara P dan K lahan sawah, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menentukan dosis pupuk rekomendasi di Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pandeglang, Banten. Pelaksanaan kegiatan dimulai bulan Januari hingga Desember 2016. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahap persiapan, survei lapang dan analisa laboratorium serta analisa data. Hasil menunjukkan bahwa kelas status hara P dan K lahan sawah bervariasi dari rendah sampai tinggi. Sawah dengan status hara P tinggi seluas 44.296 ha tersebar di 33 kecamatan, sawah berstatus hara P sedang seluas 5.362 ha tersebar di 21 kecamatan dan sawah berstatus P rendah menyebar di 8 kecamatan seluas 5.110 ha. Sawah dengan status hara K tinggi seluas 36.710 ha tersebar di 30 kecamatan, sedangkan sawah berstatus hara K sedang menyebar di 21 kecamatan seluas 7.616 ha dan sawah berstatus K rendah menyebar di 9 kecamatan seluas 1.333 ha. Berdasarkan variasi antara 3 status hara P tanah (rendah, sedang, dan tinggi) dan 3 status hara K tanah (rendah, sedang, dan tinggi), dihasilkan 9 paket rekomendasi pemupukan P dan K.Kata kunci: status hara, fosfor, kalium, sawah, Pandeglang
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI RAWA LEBAK DI KALIMANTAN BARAT Muhammad Hatta
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p101-112

Abstract

Lahan rawa lebak di Kalimantan Barat luasnya 35.436  ha, sekitar  9.796 ha ditanami padi satu kali setahun dengan hasil rata-rata 1 t ha-1. Kondisi tersebut berpotensi untuk ditingkatkan produktivitasnya. Tujuan pengkajian ini adalah meningkatkan produktivitas padi di lahan rawa lebak melalui perbaikan tata air, perbaikan varietas dan perbaikan kesuburan tanah. Metode penelitian berupa analisis kesesuaian lahan dan percobaan lapang. Percobaan lapang menggunakan Rancangan Acak Kelompok diulang 5 kali dengan 4 perlakuan  paket teknologi: 1) padi lokal, pemupukan N 45 kg ha-1, P2O5 9 kg ha-1, K2O 12 kg ha-1, 2) varietas Inpago 8, pemupukan N 90 kg ha-1, P2O5 22,5 kg ha-1, K2O 60 kg ha-1 dan kapur 2 t ha-1, 3) varietas Inpago 8, pemupukan N 90 kg ha-1, P2O5 22,5 kg ha-1, K2O 60 kg ha-1 dan kapur 2 t ha-1 dan bahan organik 2 t ha-1, 4) varietas Inpago 8, pemupukan N 90 kg ha-1, P2O5 22,5 kg ha-1, K2O 60 kg ha-1, kapur 2 t ha-1 dan bahan organik 2 t ha-1, serta sistem pengairan satu arah. Hasil kajian menunjukkan bahwa paket teknologi menggunakan varietas unggul, pemupukan berimbang dan pemberian kapur dan pupuk organik masing-masing 2 t ha-1 dengan sistem pengairan satu arah dapat meningkatkan hasil 148% dari 2,3 t ha-1 menjadi 5,7 t ha-1 GKG dan memperoleh kuntungan yang paling besar yaitu Rp. 24.442.500,-  ha-1 musim-1. Kata Kunci : Rawa Lebak, pengelolaan air, ameliorasi, produktivitas, padi
PERAN KELEMBAGAAN LOKAL KEUJREUN BLANG DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH BESAR husaini husaini
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p159-175

Abstract

 ABSTRACT The Role of Local Institution Keujreun Blang in Wetland Rice Farming at Aceh Besar District. The role of local institutions in wetland rice farming is needed to mobilize the farmers community in overcoming various problems, especially pest attacks that potentially provide vulnerability for farmers community. The objectives of this research were to: (1) to identify role of Keujreun Blang in paddy farmers community and (2) to assess local institutional role of farmers to adaptation on pest attack. Primary data were obtained by the survey (questionnaire) assisted with qualitative data obtained by observations and in-depth interviews key informants (key informants). Purposive sampling was obtained that counted 80 farmer respondents and 20 key informants. This research used quantitative descriptive and qualitative data. The result of the research showed that Keujreun Blang was effective in setting up the planting schedule and resolving irrigation system conflict therefore preserving the rice fields tend to decrease, in local wisdom conserve, its role in Khanduri Blang was still important yet it should be assisted tends by headman (Geuchik: i^e Achenese terminology) as well as his role in controlling pest attacks, but in demolition of rats and concurrently planting.  Keywords: rice farming, institutional, Keujreun Blang, pest attack  ABSTRAK Peran kelembagaan lokal dalam usahatani padi sawah sangat diperlukan untuk menggerakkan komunitas petani dalam mengatasi berbagai permasalahan, terutama serangan hama yang berpotensi memberikan kerentanan bagi komunitas petani. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran kelembagaan Keujreun blang dalam usahatani padi sawah dan melihat peran kelembagaan lokal dalam mengorganisir komunitas petani untuk dapat beradaptasi terhadap serangan hama. Data primer diperoleh dari hasil survei (kuesioner) dibantu data kualitatif yang diperoleh dari observasi, dan wawancara mendalam informan kunci (key informan). Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling sebanyak 80 responden petani dan 20 informan kunci. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif diperdalam dengan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Keujreun Blang tergolong efektif dalam pengaturan jadwal turun sawah, menyelesaikan sengketa di tingkat petani dan sistem pengairan, sedangkan dalam melestarikan adat (kearifan lokal) sawah cenderung berkurang. Perannya dalam melaksanakan Khanduri Blang masih tinggi, namun harus dibantu oleh kepala desa (Geuchik). Peran Keujreun Blang dalam mengorganisir komunitas petani dalam mengendalikan serangan hama cenderung berkurang, kecuali dalam melakukan geproyokan hama tikus dan melakukan tanam serentak.Kata kunci: usahatani padi, kelembagaan, Keujreun Blang, serangan hama
FORMULASI PEMBENAH TANAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI DI LAHAN SAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG SUMATERA BARAT Ismon Lenin; Widia Siska
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p113-126

Abstract

ABSTRACT Ameliorants formulation to increase rice yield in wetlands in Sijunjung District West Sumatera. The average yield of lowland rice in West Sumatra is still low due to low land fertility in the area of rice production centers. Low soil quality is characterized by low nutrient content, low organic matter, and high soil acidity. Improvement of soil quality can be done by managing soil enhancer such as providing organic materials, liming, zeolite applications, and balanced fertilization concepts. The study was conducted from June to October 2015 in Sei Langsek Village, Sijunjung District, West Sumatera. The experiments were arranged in a Two-Factor Randomized Block Design with 4 replications. As the first factor are three formulations of soil ameliorants, namely: 1) F1 (25% cow manure, 50% harzburgite, 25% zeolite, 0% dolomite); 2) F2 (50% cow manure, 25% harzburgite, 15% zeolite, 10% dolomite); 3) F3 (75% cow manure, 15% harzburgite, 5% zeolite, 5% dolomite); F4 (100% cow manure). As the second factor is the dosage of soil ameliorant, namely: 2.5; 5.0; 7.5; and 10 t/ha. Without soil ameliorant was used as a control, so the combination of treatment amounted to 17 treatments. The results showed that the highest yield (6,160 kg GKG/ha) was obtained at F3 treatment with a dose of 5 t/ha followed by F2 treatment with a dose of 2.5 t/ha (5,740 kg GKG/ha). Based on the regression analysis, a more efficient soil ameliorant formulation for low productivity paddy fields in Sijunjung district was F2 with a maximum dose of 4,391 kg/ha.Keywords: low land fertility, soil enhancer, productivity, West Sumatera ABSTRAK Hasil padi sawah di Sumatera Barat rata-rata masih rendah karena sebagian besar daerah sentra produksi padi sawah tingkat kesuburan lahannya tergolong rendah. Kualitas tanah yang rendah dicirikan oleh permasalahan kandungan hara, bahan organik, dan kemasaman tanah yang tinggi. Perbaikan kualitas tanah dapat dilakukan dengan pengelolaan bahan pembenah tanah seperti pemberian bahan organik, pengapuran, aplikasi zeolit, dan konsep pemupukan berimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh beberapa formulasi dan takaran bahan pembenah tanah terhadap hasil padi sawah di Kabupaten Sijunjung. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni – Oktober 2015 di Desa Sei Langsek Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Dua Faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah tiga formulasi bahan pembenah tanah, yaitu: 1) F1 (25% pupuk kandang sapi, 50% harzburgit, 25% zeolit, 0% dolomit); 2) F2 (50% pupuk kandang sapi, 25% harzburgit, 15% zeolit, 10% dolomit); 3) F3 (75% pupuk kandang sapi, 15% harzburgit, 5% zeolit, 5% dolomit); F4 (100% pupuk kandang sapi). Faktor kedua adalah takaran bahan pembenah tanah, yaitu: 2,5; 5,0; 7,5; dan 10 t/ha. Tanpa bahan pembenah tanah dijadikan sebagai kontrol, sehingga kombinasi perlakuan berjumlah 17 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tertinggi (6.160 kg GKG/ha) didapat pada perlakuan F3 dengan takaran 5 t/ha dikuti oleh perlakuan F2 dengan takaran 2,5 t/ha (5.740 kg GKG/ha). Berdasarkan uji korelasi, formulasi pembenah tanah yang lebih efisien untuk lahan sawah berproduktivitas rendah di Kabupaten Sijunjung adalah F2 dengan takaran maksimum pemberian 4.391 kg/ha.Kata kunci: kesuburan rendah, pembenah tanah, produktivitas, Sumatera Barat
PERAN PERTANIAN PERKOTAAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI DKI JAKARTA Chery Soraya Ammatillah
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p177-187

Abstract

ABSTRACT The Role of Urban Farming on Household Income in DKI Jakarta. Cultivating agriculture is still attractive for some people in DKI Jakarta although it is constrained by limited land and resources. Economic factor that contributes to household income is the factor influencing society to keep cultivate agriculture in urban area. The purpose of this study was to analyze the income of urban agriculture in Jakarta, to analyze the total household income and to analyze the role of urban agriculture on total household income. The study was conducted in five districts of DKI Jakarta with a total of 60 respondents. Farm and non-farm income were analyzed using income analysis. Household income was analyzed using household income analysis. The role of urban agriculture was analyzed using income contribution analysis. The result of analysis showed that the average of urban agricultural income based on total costs per year in 2017 was 24,431,176 IDR. The average household income based on total costs was 38,948,226 IDR. The contribution of urban agriculture to total household income was 62.7% on income based on total costs, thus urban agriculture have a role as the main source of household income in DKI Jakarta. Keywords: vegetable, contribution, urban agriculture, household ABSTRAK Usaha pertanian masih menjadi daya tarik bagi sebagian masyarakat Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, meskipun terkendala dengan lahan dan sumberdaya yang terbatas. Faktor ekonomi yang berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga adalah faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk tetap melakukan usaha pertanian di perkotaan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pendapatan usaha pertanian perkotaan di DKI Jakarta, menganalisis total pendapatan rumah tangga yang diperoleh, dan menganalisis peran usaha pertanian di perkotaan terhadap total pendapatan rumah tangga. Penelitian dilakukan di lima wilayah kota administratif DKI Jakarta dengan total 60 responden pada tahun 2017. Pendapatan rumah tangga dianalisis menggunakan analisis pendapatan rumah tangga sedangkan untuk menganalisis peran pertanian perkotaan dilakukan analisis kontribusi pendapatan dari pertanian terhadap total pendapatan rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan rata-rata pendapatan usaha pertanian perkotaan di DKI Jakarta sebesar Rp.24.431.176/tahun, sedangkan rata-rata pendapatan rumah tangganya sebesar Rp.38.948.226/tahun. Kontribusi yang diberikan dari usaha pertanian perkotaan terhadap total pendapatan rumah tangga sebesar 62,7%, dengan demikian pertanian perkotaan berperan sebagai sumber utama pendapatan rumah tangga tani di DKI Jakarta. Kata kunci: sayuran kontribusi, pertanian perkotaan, rumah tangga
KELAYAKAN USAHATANI VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA Bayu Suwitono
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p127-136

Abstract

ABSTRACT Feasibility Of Peanut Farming Of The New Superior Varieties Of Bean In North Halmahera Regency,Peanut farming in North Maluku is mainly grown in dry land with low level of productivity due to some factors. One of them is due to the low adoption of high-yielding varieties of seeds. Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) has developed superior varieties for peanut commodities. The objective of the research was to identify adaptive high yielding varieties of peanuts with high production potential and to analyze the feasibility of peanut farming in North Maluku. Research was conducted in Tiowor Village, North Halmahera District, from February to November 2014. Four high yielding varieties of peanuts namely Hipoma, Talam, Bima, and Tuban and one local variety were cultivated by applying the integrated crop management (ICM) technology. Results showed that the high yielding varieties tested had high level of adaptation.  Bima peanuts was the most adaptive variety producing 3.79 ton/ha. Peanut variety Bima and peanut local variety were the most feasible varieties to be developed. The R/C ratios of peanut farming using these two varieties were 4.35 and 4.57, respectively.Keywords: Peanut, High yielding variety, farming, feasibility, adaptive. ABSTRAK Usahatani kacang tanah di Maluku Utara dominan di lahan kering dengan tingkat produktivitas yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya rendahnya penggunaan benih varietas unggul. Di sisi lain, Balitbangtan mempunyai banyak varietas unggul untuk komoditas kacang tanah. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan Varietas Unggul kacang tanah yang adaptif dengan produksi tinggi dan menganalisa kelayakan usahatani  kacang tanah. Penelitian dilakukan di Desa Tiowor Kabupaten Halmahera Utara pada bulan Februari sampai November 2014. Empat varietas unggul kacang tanah yang terdiri atas Hipoma, Talam, Bima dan Tuban serta satu varietas lokal ditanam dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Hasil penelitian menunjukan bahwa varietas unggul yang diuji memiliki tingkat adaptasi yang tinggi di lokasi kajian.  Kacang tanah Bima merupakan varietas yang paling adaptif dengan produksi 3,79 ton/ha. Secara finansial  Kacang tanah varietas Bima dan  lokal paling layak dikembangkan dengan R/C ratio sebesar 4,35 dan 4,57. Kata kunci: Kacang tanah, Varietas unggul, Usahatani, kelayakan, Adaptif
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERLANJUTAN PELAKU USAHA UMKM DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN PROVINSI JAWA BARAT vera agustina yanti
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p137-148

Abstract

ABSTRACT Factors Influence the Sustainability of Small Medium Micro Enterprises in Bandung and Bogor. Small Medium Micro Enterprises (SMEs) provide a huge contribution on economic. In line with the global economic, the competitiveness among enterprises rises. SMEs have low competitiveness caused by low quality, limited innovation and technological mastery. To have the competitiveness and business sustainability, SMEs are required to respond rapid technological innovations, focus on long-term interests, produce environmentally friendly products and strive for natural resource conservation as well as efficient use of technology. Factors supporting business sustainability need to be improved on business activities to support the sustainability of SMEs. This study aimed to analyze the profile factor, external environmental support, utilization of ICT facilities and competence that affect the sustainability of the business. This study used survey design with sampling technique disproportioned stratified random sampling to 358 respondents in four research sites. Data were collected through data collection questionnaire and done in 2017. Data was analyzed using descriptive techniques and Structural Equation Models (SEM). The results showed the level of MSME sustainability in urban areas was higher than in the district. City of Bandung and City of Bogor with sub variable income and business growth had score percentage higher than Bandung District and Bogor Dictrict. This is shown in product quality as well as better innovation. Factors affecting business sustainability are the perceptions of SMEs and ICT utilization factors, which directly affected business sustainability. One variable of ICT utilization is more effective to increase ICT adoption among SMEs business actors.Keywords: business sustainability, utilization of ICT facilities, perception of UMKM business actors ABSTRAK Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberikan kontribusi besar pada perekonomian. Seiring perkembangan ekonomi global, persaingan usaha semakin kompetitif. Usaha Mikro Kecil Menengah memiliki daya saing rendah, salah satu penyebab adalah: mutu yang rendah, inovasi rendah, dan keterbatasan penguasaan teknologi (TIK). Untuk memiliki daya saing dan keberlanjutan usaha, UMKM harus merespon perubahan inovasi teknologi yang cepat, fokus pada kepentingan jangka panjang, menghasilkan produk ramah lingkungan dan mengupayakan pelestarian SDA, serta efisiensi penggunaan teknologi. Faktor-faktor pendukung keberlanjutan usaha perlu ditingkatkan pada aktivitas usaha untuk mendukung keberlanjutan usaha UMKM. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor profil, dukungan lingkungan ekternal, pemanfaatan sarana TIK, dan kompetensi yang mempengaruhi keberlanjutan usaha. Penelitian ini menggunakan desain survei dengan teknik pengambilan sampel dispropotioned stratied random sampling kepada 358 responden di empat lokasi penelitian. Data dikumpulkan melalui kuesioner pengumpulan data pada tahun 2017. Pengolahan data menggunakan teknik deskriptif dan Struktural Equation Models (SEM). Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberlanjutan UMKM pada wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan pada wilayah kabupaten. Kota Bandung dan Kota Bogor dengan sub peubah pendapatan dan pertumbuhan usaha memiliki skor persentase lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan pada kualitas produk, serta inovasi yang lebih baik. Faktor-faktor yang berpengaruh pada keberlanjutan usaha adalah faktor persepsi pelaku UMKM dan faktor pemanfaatan sarana TIK secara langsung berpengaruh pada keberlanjutan usaha, satu peubah pemanfaatan TIK tersebut lebih efektif untuk meningkatkan adopsi TIK di kalangan pelaku usaha UMKM.Kata kunci: keberlanjutan usaha, pemanfaatan sarana TIK, persepsi pelaku usaha UMKM
INTRODUKSI TEKNOLOGI USAHATANI BAWANG MERAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI KABUPATEN DEMAK JAWA TENGAH Dewi sahara; Chanifah -; Suwandi -
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p85-100

Abstract

 ABSTRACTIntroduction of shallot farming technologies to increase production in Demak subdistrict Central Java. Shallot farming system at the farmer level has been developed using excessive inorganic fertilizers and chemical pesticides and the production is not optimal in accordance with the potential results, so that it requires an introduction of technology to increase the production of shallots is needed. The study aimed to know the feasibility, the change of shallot farming technology, and the efficiency of technological cost change of shallot farming system. This study was conducted in Mulyorejo Village, Demak Subdistric, Demak District, from May-September 2016.  The activity was carried out by a pilot of shallot farming system with introduction technology consisting of: 1) technology of introduction using complete manure and biological agents (technology I), 2) farmer technology using manure and incomplete biological agent (technology II), and 3) without manure and without biological agents (technology III).  The results showed that shallot farming with the technology I was able to reduce the use of chemical pesticides by 20-25 times and the productivity was higher 426.5-726.5 kg than farmer’s productivity. The cost of shallot farming with technology I was higher, but the additional cost was smaller than the additional profit indicated by MBCR between 3.86-5.22 and the cost efficiency of farming was from 97.04% to 116.85% of farmer’s technology. Introduction technology can be used to increase production in Central Java.Keywords: shallot, technology introduction, increasing of production, farming system ABSTRAK                Pengusahaan bawang merah di tingkat petani masih menggunakan pupuk anorganik dan pestisida kimia secara berlebih, selain itu produksinya belum sesuai dengan potensi hasilnya, sehingga perlu introduksi teknologi untuk meningkatkan produksi bawang merah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani, perubahan teknologi usahatani, dan efisiensi perubahan biaya teknologi usahatani bawang merah. Penelitian dilakukan di Desa Mulyorejo, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak pada Mei–September 2016. Kegiatan dilaksanakan melalui percontohan usahatani bawang merah dengan teknologi introduksi, terdiri dari 3 perlakuan: 1) teknologi introduksi pada usahatani bawang merah menggunakan pupuk kandang dan agensia hayati secara lengkap (teknologi I), 2) teknologi petani menggunakan pupuk kandang dan agensia hayati tidak lengkap (teknologi II), dan 3) tidak menggunakan pupuk kandang dan tidak menggunakan agensia hayati (teknologi III). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani bawang merah dengan teknologi I mampu menekan penggunaan pestisida kimia hingga 20-25 kali dan produktivitasnya lebih tinggi 426,5-726,5 kg dari produktivitas petani. Biaya usahatani bawang merah dengan teknologi I lebih tinggi, namun tambahan biaya tersebut masih lebih kecil dibandingkan dengan tambahan keuntungan, diindikasikan dengan MBCR antara 3,86-5,22 dan efisiensi perubahan biaya usahatani berkisar antara 97,04-116,85% terhadap teknologi petani. Usahatani bawang merah dengan teknologi introduksi dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi di Jawa Tengah.Kata kunci: bawang merah, introduksi teknologi, peningkatan produksi, sistem usahatani
Halaman1 Susakti, Agung
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n2.2018.p-

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 3 (2021): Desember 2021 Vol 24, No 2 (2021): Juli 2021 Vol 24, No 1 (2021): Maret 2021 Vol 23, No 3 (2020): November 2020 Vol 23, No 2 (2020): Juli 2020 Vol 23, No 1 (2020): Maret 2020 Vol 22, No 3 (2019): November 2019 Vol 22, No 2 (2019): Juli 2019 Vol 22, No 1 (2019): Maret 2019 Vol 21, No 3 (2018): November 2018 Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018 Vol 21, No 1 (2018): Maret 2018 Vol 20, No 3 (2017): November 2017 Vol 20, No 2 (2017): Juli 2017 Vol 20, No 1 (2017): Maret 2017 Vol 19, No 3 (2016): November 2016 Vol 19, No 2 (2016): Juli 2016 Vol 19, No 1 (2016): Maret 2016 Vol 18, No 3 (2015): November 2015 Vol 18, No 2 (2015): Juli 2015 Vol 18, No 1 (2015): Maret 2015 Vol 17, No 3 (2014): November 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 16, No 3 (2013): November 2013 Vol 16, No 2 (2013): Juli 2013 Vol 16, No.1 (2013): Maret 2013 Vol 15, No 2 (2012): Juli 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 More Issue