cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Studi Komunikasi dan Media
ISSN : 19785003     EISSN : 24076015     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media" : 6 Documents clear
REPRESENTASI ASPIRASI PUBLIK DALAM MEDIA CETAK Analisis Konten Terhadap Aspirasi Pembaca Terkait Isu Dana Aspirasi dalam Rubrik Suara Anda Harian Media Indonesia Edisi Juni 2010 Aryo Cahyo Nugroho
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.316 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150103

Abstract

This paper will examine public's aspirations in Suara Anda Rubrication, Media Indonesia newspaper in June 2010, related to ‘the aspiration fund issues’. This research using ‘positivistic paradigm’, with ‘quantitative research approach’ through ‘content analysis method’. Problem in this research is how the readers aspirations representation related to ‘the aspiration fund issues’ in Suara Anda Rubrication, Media Indonesia, Edition June 2010? The purpose of this study is to find out how the media through the columns represent the aspirations of the readers related to the issues of aspirations fund proposed by Parliament party. Based on the findings and analysis showed that in a number of letters which were facilitated by the Media Indonesia, can be found that writers in ‘the reader letter’ also appears highlighting some issues that are linked to the main issue itself, the issues of ‘aspirations funding’. In this appointment, apparently carried out by following their own reasoning, as they wishes. The main issues that attached, there are Anti-Golkar Issues, anti-corruption issues, and Some issues that label or granting specific labeling of the DPR and Golkar. Related to the conclusions, that can be drawn from the exposure of the contents of ‘the letter reader’ author. From nine conclusion, the biggest part is the author concludes that they are upset with Golkar  related to aspiration fund issues. Among the authors there also can be conclude that they were angry and disappointment with the members of Parliament.   Tulisan ini akan mengkaji aspirasi publik dalam Rubrik Suara Anda Suratkabar Media Indonesia Edisi Juni 2010 Terkait Isu Dana Aspirasi dimaksud. Terkait dengan hal ini, penelitian menggunakan paradigma positivistik dengan pendekatan penelitian kuantitatif melalui metode content analysis. Masalah dalam penelitian ini yakni: “Bagaimana Representasi Aspirasi Pembaca Terkait Isu Dana Aspirasi dalam Rubrik Suara Anda Harian Media Indonesia Edisi Juni 2010? Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana media melalui rubriknya merepresentasikan aspirasi pembaca terkait persoalan dana aspirasi yang diusulkan pihak DPR. Berdasarkan temuan dan analisis penelitian menunjukkan bahwa dalam sejumlah surat pembaca yang difasilitasi oleh Harian Media Indonesia ini, dapat ditemukan bahwa para penulis surat pembaca itu, melalui suratnya juga tampak ada upaya untuk mengangkat sejumlah isu yang sifatnya dikait-kaitkan dengan isu utama itu sendiri, yakni isu dana aspirasi. Dalam pengangkatannya, tampaknya dilakukan dengan mengikuti nalar mereka masing-masing, sesuai keinginannya. Isu utama yang sifatnya dilekatkan pada isu dana aspirasi tadi, di antaranya adalah seperti pengangkatan Isu Anti Golkar, Isu anti korupsi, dan bahkan sampai pada isu yang sifatnya melebel atau pemberian cap-cap tertentu terhadap DPR dan Golkar. Terkait dengan gambaran kesimpulan yang dapat ditarik dari paparan isi surat pembaca yang dibuat para penulis surat pembaca, diketahui terdapat sebanyak sembilan yang dimunculan para penulis itu. Dari sembilan kesimpulan ini, maka bagian terbesar penulis itu menyimpulkan bahwa mereka kecewa terhadap Golkar terkait persoalan dana aspirasi ini. Di antara penulis ada juga yang dapat diimpulkan bahwa mereka itu marah terhadap DPR dan terhadap anggota DPR. Selain itu, ada juga penulis yang kecewa terhadap anggota DPR.
SELF CENSORSHIP DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MEDIA MASSA Artini Artini
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.716 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150105

Abstract

When the press faced a choice to determine the appropriate event for the news, their obligation is not only just present the facts, but also the truth and the effects of the news. This is the importance of journalists’ self censorship and social responsibility to measure and assess the meaning of reporting. The measurement of self censorship itself is self concience and the ethic of press as their moral grip. This research aims to describe the extent of self-censorship among the media in reference to the press ethics, conscience and social responsibility in media coverage. The perspective of meta-analysis was being used in this research by utilizing the results from existing research of STIKOM LSPR 2009 students, the findings of complained cases from Indonesia Press Council (Dewan Pers) 2001-2007, and the results of group discussion between Indonesian dan Australian journalists on 8-11 November 2010 in Canberra and Sydney. The results of this research showed that journalists prefer to play their role as media demand and industrial markets. Accordingly, there are many media irrelevances intentionally. The implication of this research was the element of self censorship shoud be inheren as journalists’ intelectual process in playing their role as the spearhead of the mass media and its first loyalty to the truth and to citizens.   ABSTRAKKetika pers dihadapkan pada pilihan untuk menentukan peristiwa-peristiwa yang tepat untuk dijadikan berita, kewajiban mereka tidak hanya untuk menyajikan fakta, namun juga kebenaran dan dampak dari berita tersebut. Di sinilah pentingnya sensor pribadi dan tanggung jawab sosial dari jurnalis untuk mengukur dan menilai arti dari sebuah laporan. Pengukuran sensor pribadi itu sendiri didasarkan pada kesadaran pribadi dan kode etik pers sebagai pegangan moral mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat sensor pribadi dalam media mengacu pada etika pers, hati nurani, dan tanggung jawab sosial dalam liputan media. Penelitian ini menggunakan perspektif meta-analisis dengan memanfaatkan hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu yang dilakukan oleh mahasiswa STIKOM LSPR 2009, temuan kasus dari Dewan Pers 2001-2007, and hasil dari FGD antara jurnalis-jurnalis Indonesia dan Australia pada tanggal 8-11 November 2010 di Canberra dan Sydney. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jurnalis cenderung untuk memainkan fungsinya berdasarkan permintaan media dan kebutuhan pasar. Sejalan dengan itu, ada banyak media yang dengan sengaja bertindak tidak relevan. Impikasi dari penelitian ini yaitu elemen dari sensor pribadi harus menyatu dengan proses intelektualisasi jurnalis dalam memainkan fungsinya sebagai ujung tombak dari media massa dan kesetiaannya pada kebenaran dan masyarakat.
SELEKTIVITAS DAN PENILAIAN KUALITAS INFORMASI PERTANIAN DALAM PERSPEKTIF GENDER Matindas K; Hubeis AVH; Suwardi H; Saleh A
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.303 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150104

Abstract

Farmers (male and female) of organic vegetables always need agricultural information. The term information in communication is the actual degree of freedom in a selecting signals, symbols, messages and patterns to be transferred. Selectivity is the ability to select agricultural information based on needs. The objectives of this research were (1) to identify the characteristics of male and female farmers, selectivity over agricultural information and communication channels, evaluation of information qualityand use of information and communication channels, and evaluation of information quality and the use of agricultural information. The study was conducted in the District of Megamendung in Bogor Regency and District of Pacet in Cianjur Regency. The relationships between the variables were analyzed with the rank Spearman Method. The result showed that age of both genders range from 19 to 69 years. Their farmland varies from 0.01 to 2 ha, and the maximum natural farming experience is 40 years. Both genders are active in getting information and discussing it with fellows, traders and families. The control of information is dominant on males as heads of families. The agricultural information often sought by men is on the environmental aspect, while the aspect of harvest are looked for by women. The personal channel is still dominant for both genders to find information. Both genders were critical in evaluating the information and would say that information was relevant, easy to understand, could friendly but less attractive source. Among men the information on all aspects and from personal channels and media would useful for them. Among women, the useful information for them is one that can solve problems and bring benefits, and particularly that is obtained from the group channel.  Petani (laki-laki dan perempuan) sayuran organik selalu membutuhkan informasi tentang pertanian. Istilah informasi dalam komunikasi merupakan tingkat kebebasan bagi sebuah sinyal-sinyal, simbol-simbol, pesan dan pola terpilih untuk ditransfer. Selektivitas merupakan kemampuan untuk menyaring informasi pertanian sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) untuk mengidentifikasi karakteristik dari petani laki-laki dan perempuan, selektivitas terhadap informasi pertanian dan saluran komunikasi, evaluasi terhadap kualitas informasi    dan    penggunaan informasi    pertanian.    Penelitian   dilakukan   di   Kecamatan  Megamendung di Kabupaten Bogor dan kecamatan Pacet di Kabupaten Cianjur. Hubungan antar variabel dianalisis dengan metode ranking Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden untuk kedua gender berkisar antara 19-69 tahun. Tanah perkebunan mereka berkisar antara 0.01-2 ha, dan pengalaman bertani maksimal 40 tahun. Kedua gender aktif dalam menerima informasi dan mendiskusikannya dengan petani lain, pedagang, dan keluarga. Kontrol informasi dominan pada laki-laki sebagai kepala keluarga. Informasi pertanian yang sering dicari oleh laki-laki berkaitan dengan aspek lingkungan, sementara aspek tentang panen dicari oleh perempuan. Saluran komunikasi pribadi tetap dominan pada kedua gender untuk mencari informasi. Kedua gender kritis dalam mengevaluasi informasi dan akan berpendapat apakah suatu informasi relevan, mudah dimengerti, bisa jadi sebuah sumber bersahabat namun kurang menarik. Para laki-laki memandang informasi tentang semua aspek dan dari saluran komunikasi pribadi dan media sangat berguna bagi mereka. Sementara para perempuan berpendapat informasi yang berguna bagi mereka yaitu informasi yang dapat memecahkan masalah dan membawa manfaat, dan khususnya yang didapat dari saluran komunikasi kelompok.
PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF SERTA PEMIKIRAN DASAR MENGGABUNGKANNYA Mohammad Mulyadi
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.684 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150106

Abstract

Quantitative research is a research approach that represents the understanding of positivism, while qualitative research is an approach that represents a familiar naturalistic research (phenomenology). Research with quantitative and qualitative approach by some may not be mixed, but knowledge is considered wrong by researchers who noticed that each research approach has a weakness, and therefore deemed necessary to do a combination, for each approach complement each other. The reason for the selection of both research approaches is that both types of research are mutually reinforcing and complementing each other so that research results will be achieved not only an objective, structured and measurable but it will be achieved also in-depth research results and factual.   Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham positivisme, sementara itu penelitian kualitatif  merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham naturalistik (fenomenologis). Penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif oleh sebagian kalangan tidak boleh dicampuradukan, namun pemahaman ini dianggap keliru oleh para peneliti yang melihat bahwa masing-masing pendekatan penelitian mempunyai kelemahan, dan oleh karenanya dianggap perlu untuk melakukan kombinasi, agar masing-masing pendekatan saling melengkapi. Alasan pemilihan kedua pendekatan penelitian tersebut adalah bahwa kedua jenis penelitian tersebut saling memperkuat dan saling melengkapi sehingga akan dicapai hasil penelitian yang tidak hanya obyektif, terstruktur dan terukur namun akan dicapai juga hasil penelitian yang mendalam dan faktual
REPRESENTASI UMAT ISLAM DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR IBUKOTA MENGENAI KASUS MAKAM MBAH PRIOK Analisis Isi Terhadap Tajuk Rencana Suratkabar Ibukota Bambang Mudjiyanto
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.745 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150101

Abstract

The Content of newpaper editorials in general is a representation of the newspaper viewpoint concerning social environment, such as: politic, economy, etc.  A number of newpapers tend to be different in representing it although the object that represented is same – ex. Mbah Priok tomb incident, in Jakarta Utara on April 2010. This study uses social semiotic analysis of the text model of Hallyday in the newspaper Media Indonesia, Kompas, Republika, and Tempo newspaper. Newspaper editorials in representing Muslims in the tomb Mbah Priok incident was carried out by emerging the dominant discourse. Muslims were portrayed as the victims of violence acts done by government, as parties who are victims in Mbah Priok unrest, and as antagonists who fought against the government. Isi tajuk surat kabar harian umumnya bersifat penyampaian sikap surat kabar terhadap lingkungan sosialnya seperti iklim politik, kekuasaan, ekonomi, dan sejenisnya. Berbagai surat kabar tampaknya masing-masing relatif berbeda dalam merepresentasikannya meskipun yang dipresentasikan itu sama sifatnya-misalnya seperti persitiwa kasus makam mbah priok di Jakarta utara April 2010. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika sosial model Hallyday terhadap teks dalam tajuk surat kabar Media Indonesia, Kompas, Republika, dan Koran Tempo. Tajuk surat kabar dalam merepresentasikan umat muslim dalam kasus makam Mbah Priok dilakukan dengan cara memunculkan wacana dominan. Umat muslim digambarkan menjadi pihak yang menjadi korban atas tindakan kekerasan pemerintah, sebagai pihak yang menjadi korban dalam kasus kerusuhan makam Mbah Priok, dan sebagai antagonis yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah.
KONSTRUKSI MEDIA TENTANG REALITAS KORUPSI ANGGOTA PARLEMEN Analisis Teks Norman Fairclough Terhadap Teks/Berita Korupsi Anggota DPR RI Terkait Kasus Aliran Dana BI di DPR dalam Suratkabar Media Indonesia Hasyim Ali Imran
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.225 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2011.150102

Abstract

This research tries to address a problem on how media (Media Indonesia) construct texts/ reality news about corruption of Indonesian parliement’s member in the case of flow of funds of Bank Indonesia in Indonesian parliement and emerging discourse in the process of its construction. The goal of this research is to know how Media Indonesia construct texts/news about corruption of Indonesian parliement’s member pertaining flow of funds of  Bank Indonesia in Indonesian parliement. The assumptions on which this problems based are: first, news diccourse makes up integral part of framing process in a number of issues. Second: when media report about the content, it is indicated that there is ideology factor and power influencing news making. Third, there is  certain dominant groups  which tend to be able to control undominant groups or even to marginalize them by predominating media. Those reasons guide this research to harness paradigm of constructivism. In this relation, theoretical concept used is: News is a reality constructed and media discourse. To answer this problem, this research uses analytical method of Norman Fairclough. The result shows that in constructing corruption done by parliaments member in Bank Indonesia’s flow of funds, media direct into emerging a discourse in case of BI’s flow of funds that parliament members are more dominantly determined as corruptors. In that position, parliament’s members are positioned unfairly to each other: as main players, as proponent players, and players who are victimize for other party’s interests. Meanwhile, the discourse that parliament’s members regarded as whistle-blowers in the embezzlement of Bank Indonesia’s flow of funds, never become media’s choice. Emerging that discourse, theoretically, it is enabled by –in constructivism’s view- subject (media) are regarded as central factor of discourse activity which is able to control in order to achieve media’s vested interest.   Penelitian ini mencoba menjawab permasalahan tentang bagaimana media (Media Indonesia) mengkonstruksi teks/berita realitas korupsi Anggota DPR RI terkait kasus aliran dana BI di DPR RI dan wacana apa yang muncul dalam pengkonstruksian itu. Tujuan penelitian yaitu  Ingin mengetahui cara Suratkabar Media Indonesia dalam mengkonstruksi teks/berita tentang korupsi Anggota DPR RI dalam  kasus aliran dana BI di DPR RI. Asumsi-asumsi yang mendasari permasalahan ini adalah: pertama, wacana berita merupakan bagian integral dari proses framing sejumlah isu. Kedua, pada saat media memberitakan isinya diindikasikan adanya faktor-faktor ideologi dan kekuasaan yang memberikan pengaruh dalam pengemasan berita. Ketiga, adanya kelompok yang dominan cenderung dapat mengontrol kelompok yang tidak dominan bahkan memarjinalkan mereka dengan menguasai media. Alasan-alasan tersebut mengarahkan penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Dalam kaitan ini, konsep-konsep teoritik yang digunakan yaitu: Berita sebagai Konstruksi Realitas dan Wacana Media. Untuk menjawab permasalahan, penelitian ini menggunakan metode analisis teks Norman Fairclough. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengkonstruksian realitas tentang korupsi Anggota DPR RI terkait kasus aliran dana BI di DPR RI, media mengarahkannya pada munculnya wacana bahwa dalam kasus aliran dana BI tadi, anggota dewan lebih dominan dipilih dalam posisi sebagai pemain korupsi. Sebagai pemain korupsi, anggota dewan diposisikan secara berbeda, yakni sebagai pemain utama, sebagai pemain pendukung, dan sebagaimana pemain yang menjadi korban kepentingan pihak lain. Sementara wacana anggota dewan sebagai wasit dalam kasus korupsi aliran dana BI, tidak pernah menjadi pilihan media.  Munculnya pewacanaan yang demikian, secara teoritis ini dimungkinkan karena dalam pandangan konstruktivis, subjek yang dalam hal ini media, dianggap sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana yang memiliki kemampuan dalam melakukan kontrol guna mencapai maksud-maksud tertentu dari media.  

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No No. 2 (2024): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 28 No No 1 (2024): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 27 No 2 (2023): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 27 No 1 (2023): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 26 No 2 (2022): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 26 No 1 (2022): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 25, No 2 (2021): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 25, No 1 (2021): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 2 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 1 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 23, No 2 (2019): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 23, No 1 (2019): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 2 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 2 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 1 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 1 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 1 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 1 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 20, No 2 (2016): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 20, No 1 (2016): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 19, No 2 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 19, No 1 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 1 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 2 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 1 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 1 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 2 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media More Issue