cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Kedokteran
ISSN : 02164752     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah FK UKI bertujuan sebagai wadah publikasi hasil penelitian staff pengajar fakultas kedokteran internal dan eksternal UKI, sebagai sharing knowledge para dosen fakultas kedokteran serta menunjang pengembangan ilmu kedokteran/kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 35 No. 4 (2019): OKTOBER-DESEMBER" : 6 Documents clear
Analisis Pengaruh Mutasi Titik pada Faktor Transkripsi Gen HNF4A (Hepatocyte Nuclear Factor 4-Alpha) Melinda Remelia; Silvia T. Widyaningtyas
Majalah Kedokteran UKI Vol. 35 No. 4 (2019): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

AbstrakMutasi titik pada basa nukleotida yang ke-370 pada gen hepatocyte nuclear factor 4-alpha (HNF4A) diketahui menyebabkan sindrom renal Fanconi. Penelitian molekular terhadap mutasi tersebut masih perlu dikembangkan untuk pencegahan dan terapi. Sejumlah perangkat lunak dapat digunakan untuk analisis bioinformatika sebelum dilakukan penelitian molekular. Pada penelitian ini, dilakukan prediksi struktur sekunder protein, analisis enzim restriksi, serta analisis perubahan struktur tiga dimensi protein yang dihasilkan. Informasi yang diperoleh menunjukkan perubahan satu basa nukleotida tersebut mempengaruhi karakteristik protein yang dihasilkan melalui analisis komposisi protein. Perubahan struktur sekunder berkaitan dengan perubahan fungsi biologis gen HNF4A sebagai DNA binding pada proses transkripsi. Analisa struktur tiga dimensi menampilkan beberapa perubahan interaksi antar asam amino pada protein HNF4A yang termutasi.Kata kunci: HNF4A, mutasi titik, sindrom renal fancony AbstractPoint mutations in the 370th nucleotide base in the hepatocyte nuclear factor (HNF4A) gene are known to cause renal Fancony syndrome. Molecular research on these mutations still needs to be developed for the prevention and therapy. A number of software can be used for bioinformatics analysis before molecular research is conducted. We predicted the secondary structure of the protein, analyzed restriction enzymes, and analyzed the changes in the three-dimensional structure of the protein produced. The information obtained shows how changes in one nucleotide base affect the characteristics of the protein produced through analysis of protein composition. Changes in secondary structure are related to changes in the biological function of the HNF4A gene as DNA binding in the transcription process. Three-dimensional structure analysis shows some changes in interactions between amino acids in mutated HNF4A proteins.Keywords: HNF4A, point mutation, renal fancony syndrom
Pola Kepekaan Bakteri yang Diisolasi dari Liang Telinga Penderita Otitis Media Supuratif Kronis Terhadap Antibiotik Noni N. Sari; Bambang S. R. Utomo; Lina Marlina; Fransiscus H. Poluan; Dame J. Pohan
Majalah Kedokteran UKI Vol. 35 No. 4 (2019): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

AbstrakOtitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan infeksi telinga tengah yang ditandai dengan keluarnya sekret dari telinga lebih dari dua bulan, sekret cair atau kental berwarna bening atau seperti nanah, frekuensi terus-menerus atau hilang timbul, dan membran timpani mengalami perforasi. Pengobatan konservatif pada OMSK adalah antibiotik topikal dan sistemik. Pola sensitivitas mikroba berubah dari waktu ke waktu, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas antibiotik pada bakteri sekret telinga penderita OMSK. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan desain case series. Pengambilan data dilakukan dengan total sampling, yaitu seluruh pasien OMSK yang datang ke Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, pada bulan Agustus 2019 hingga November 2019. Dari 16 responden penderita OMSK, terdapat 10 laki-laki (62,4%), 5 berasal dari kelompok usia 0-10 tahun (31,2%), dan 16 memiliki keluhan utama keluar cairan (93,8%). Kuman terbanyak adalah Staphylococcus aureus (6 atau 35,3%), sensitivitas antibiotik tertinggi adalah Imipenem (16 atau 94.4%), diikuti gentamisin (13 atau 76,5%) dan Amikasin (13 atau 76.5%). Antibiotik resistensi tertinggi adalah kloramfenikol (13 atau 76,5%), diikuti eritromisin (13 atau 76.5%) dan amoksisilin (7 atau 70,6%).Kata kunci: Otitis media supuratif kronis (OMSK), sekret telinga, kultur, sensitifitas antibiotik. AbstractChronic suppurative otitis media (CSOM) is an infection of the middle ear characterized by secretions from the ear for more than two months, liquid or thick discharge that is clear or pus-like, continuous frequency or recurrent, with a tympanic membrane perforation. Topical and systemic antibiotics are used to treat CSOM. The pattern of microbial sensitivity can changes over time, and the purpose of this study was to evaluate the sensitivity of antibiotics in CSOM patients. This study used a descriptive method with a case series design. Total sampling was done by including all CSOM patients who came to the Indonesian Christian University Hospital from August 2019 to November 2019 based on the inclusion and exclusion criteria. Of 16 respondents with CSOM, there 10 males (62.4%), 5 were in the age group of 0-10 years (31.2%), and 16 had the main complaint of fluid discharge (93.8%). The most common bacteria were Staphylococcus aureus (6 or 35.3%), antibiotic with the highest sensitivity were imipenem (16 or 94.4%), gentamicin (13 or 76.5%) and amikacin (13 or 76.5%). Antibiotics with the highest resistance were chloramphenicol (13 or 76.5%), erythromicin (13 or 76.5%) and amoxicillin (7 or 70.6%).Keywords: Chronic suppurative otitis media (CSOM), culture, ear secretions, antibiotic susceptibility.
Analisis Sistem Pengawasan dan Pengendalian Perbekalan Kefarmasiaan di Instalasi Farmasi RS Mitra Husada Tangerang Siti A. Ningrum; Alih G. Kodyat; Lili Indrawati
Majalah Kedokteran UKI Vol. 35 No. 4 (2019): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

AbstrakPelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan bermutu. Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit harus menjamin ketersediaan perbekalan kefarmasiaan (sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai) yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau. Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di rumah sakit, harus dilakukan pengendalian mutu pelayananan kefarmasian yang meliputi monitoring dan evaluasi (monev). Pengawasan dan pengendalian perbekalan kefarmasian dilakukan RS Mitra Husada dengan stok opname dilaksanakan setiap 6 bulan. Analisis sistem pengawasan dan pengendalian perbekalan kefarmasiaan dilakukan untuk mememenuhi Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit (Permenkes 72 tahun 2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengawasan dan pengendalian perbekalan kefarmasiaan di Instalasi Farmasi RS (IFRS) Mitra Husada, Tangerang sesuai satandar Permenkes 72 tahun 2016 dan mendeskripsikan proses pengawasan, pengendalian yang telah dilakukan di RS Mitra Husada, Tangerang. Penelitian dilakukan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Populasi yaitu pihak terkait kegiatan di Instalasi Farmasi. Penelitian dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi dari IFRS. Kesimpulan penelitian ini, sistem pengawasan dan pengendalian perbekalan kefarmasian telah sesuai dengan kebijakan berlaku, Ka. IFRS sebagai penanggung jawab belum dapat melakukan secara optimal. Hal ini disebabkan dukungan SDM, Sarana & Prasarana, ketersediaan dana, metode, persiapan, pelaksanaan, pelaporan dan kekosongan obat, obat yang tidak bergerak, dan kepatuhan penulisan kartu stok yang belum sesuai.Kata Kunci: Pengawasan, pengendalian, stok opname, kekosongan obat AbstractPharmacy service is one of the activities in a hospital that supports quality health services. Pharmaceutical services in hospitals must ensure the availability of pharmaceutical supplies (pharmaceutical preparations, medical devices, and medical consumables) that are safe, quality, useful, and affordable. To ensure the quality of pharmaceutical services in hospitals, quality control of pharmaceutical services must be carried out which includes monitoring and evaluation. Management and controlling of pharmaceutical supplies carried out by Mitra Husada Hospital with stock taking held every 6 months. The analysis of the surveillance and control system for pharmaceutical supplies is carried out to meet the standards of pharmaceutical services in hospitals (Permenkes 72, 2016). This study aims to analyze the management and controlled system for pharmaceutical supplies at the Mitra Husada, Hospital Pharmacy Installation (IFRS), Tangerang according to the Minister of Health Regulation 72 of 2016 and describe the process of monitoring and control that has been carried out at Mitra Husada Hospital, Tangerang. This research was conducted using a descriptive qualitative method. Population, namely parties related to activities in the Pharmacy Installation. The research was conducted by interviewing, observing and documenting IFRS. The conclusion of this study is that the management and controlled system for pharmaceutical supplies is in accordance with the applicable policies, Ka. IFRS as the person in charge has not been able to perform optimally. This is due to the inadequate support of the components HR, facilities, infrastructure, availability of funds, methods, preparation, implementation, reporting and empty stock, slow moving drugs, and uncompliance writing stock cards).Keywords: Controlled, management; stock take, empty stock
Pengukuran Weight for Height Z-Score (WHZ) dan Mid Upper Arm Circumstance (MUAC) di Berbagai Tempat di Dunia untuk Menentukan Status Gizi Balita dan Risiko Kematian – Sebuah Tinjauan Sistematis Reviana Christijani
Majalah Kedokteran UKI Vol. 35 No. 4 (2019): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

AbstrakGizi buruk atau severe acute malnutrition (SAM) adalah salah satu permasalahan kurang gizi yang menyebabkan kematian balita setiap tahun. Pengukuran status gizi dibutuhkan untuk mengidentifikasi kasus malnutrisi dan sebagai indikator dalam kegiatan monitoring, baik kasus individu maupun dalam penanganan masalah di masyarakat. Pengukuran berat badan per tinggi badan atau weight-for-height Z-scores (WHZ) dan lingkar lengan atau mid-upper arm circumference measure (MUAC) menjadi indikator yang saat ini direkomendasikan World Health Oragnisation (WHO) untuk menentukan status gizi balita. Tetapi, beberapa penelitian menemukan bahwa pengukuran dengan WHZ dan MUAC menimbulkan kontradiksi untuk mendiagnosis SAM. Tujuan kajian ini adalah mengetahui penggunaan indikator WHZ dan MUAC untuk menentukan status gizi balita dan risiko kematiannya berdasarkan beberapa penelitian di seluruh dunia dan mengetahui indikator mana yang lebih disarankan oleh para peneliti tersebut. Metode melalui penelusuran artikel yang bersumber dari Medline, Google, dan PubMed dengan penuntun kata kunci. Hasil diperoleh artikel terseleksi sesuai kriteria inklusi ada 10 artikel yang memberikan informasi yang variatif. Simpulan dari kajian ini adalah beberapa penelitian merekomendasikan penggunaan WHZ atau MUAC sebagai indikator tunggal, tetapi penelitian lain menunjukkan bahwa WHZ dan MUAC sama-sama dapat digunakan mendeteksi status gizi sekaligus risiko kematian pada balita SAM. Pengukuran MUAC dianggap lebih baik untuk mengidentifikasi risiko kematian pada balita gizi buruk.Kata kunci: status gizi, gizi buruk, WHZ ,MUAC AbstractSevere acute malnutrition (SAM) is one of under nutrition problems that cause deaths of many children every year. The nutritional status of a child needs to be evaluated periodically to identify and monitor malnourished children, both at individual and community levels. Measurement of weight for height z-score (WHZ) and mid upper arm circumstance (MUAC) have been recommended by the World Health Oragnisation (WHO) as indicators to determine nutritional status and diagnose malnutrition in children aged between 6–59 months. However, there are contradictive results between WHZ and MUAC in assessing the nutritional status and risk of mortality risk of the children with SAM. We searched articles from Medline, Google, and PubMed. Ten articles were selected: some recommended the use of WHZ or MUAC as the only indicator, but some also stated that WHZ and MUAC can be used together to assess the nutritional status and risk of mortality in children with SAM. MUAC is assumed to identify better the risk of death among malnourished children.Keywords: Nutritional status, SAM, WHZ, MUAC
Laporan Kasus: Gambaran Patologi Anatomik pada Adenokarsinoma Gaster Stadium Lanjut pada Usia Lanjut dengan Gejala Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Fajar L. Gultom; Wifanto S. Jeo
Majalah Kedokteran UKI Vol. 35 No. 4 (2019): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

AbstrakKarsinoma gaster adalah neoplasma epitelial ganas terdiri atas grup tumor yang secara biologik dan genetik heterogendengan etiologi multifaktorial, umumnya ditemukan pada laki-laki, dekade ke-5 hingga ke-7 dengan keluhan nyeriepigastrium, dispepsia, anemia dan penurunan berat badan. Seorang pasien laki-laki 65 tahun datang ke rumahsakit dengan keluhan dada dan tenggorokan terasa sakit hilang timbul sejak enam bulan yang lalu. Hasil biopsimenunjukkan adenokarsinoma intramukosa disertai metaplasia intestinal dan Helycobacter pylori. Reseksi gaster/distal gastrektomi dilakukan tiga minggu kemudian dengan hasil histopatologik karsinoma gaster tipe tubular/intestinal infiltratif hingga lapisan muskularis (pT2N0). Hasil histopatologik ini sesuai dengan kulminasi dariinflamasi – metaplasia – displasia – karsinoma dikenal dengan correa cascade of multistep gastric carcinogenesis.Kata kunci: karsinoma gaster, histopatologik, stadium lanjut, karsinogenesis. AbstractGastric carcinoma is a malignant epithelial neoplasm consists of both biological and genetic heterogenous groupwith multifactorial etiologies, men predominant (2:1) in fifth to seventh decade. Symptoms are epigastric pain,dyspepsia, anemia and weight loss. Male 65 years old complaining of chest pain and heartburn with suspected GERD.Gastroscopy and biopsy results showed intra mucosal adenocarcinoma. Intestinal metaplasia and Helycobacterpylori both are positive. Partial distal gastrectomy was performed with histopathology reports showed tubular/intestinal adenocarcinoma that invades muscularis propria (pT2N0). These histopathologic findings are suitablewith culmination of an inflammation – metaplasia – dysplasia – carcinoma sequence known as correa cascade ofmultistep gastric carcinogenesis.Key words: gastric carcinoma, histopathologic, advanced stage, carcinogenesis.
Tumor Neurogenik Orbita Marjasa D. D. Newton
Majalah Kedokteran UKI Vol. 35 No. 4 (2019): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mkvol34iss2pp60

Abstract

AbstrakTumor neurogenik orbita merupakan sekelompok tumor yang berasal dari sel-sel neuroektodermal dan nonmesenkim yang meliputi saraf optik, meningen dan saraf perifer. Masing-masing jaringan memiliki karakteristik seltersendiri yang membedakannya dengan jaringan yang lain. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui patologidan tatalaksana tumor neurogenik orbita yang sering ditemui. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaanyang bersifat objektif, analitis, sistematis dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Dapat disimpulkan bahwa padaumumnya tumor neurogenik orbita bersifat jinak dan jarang berkembang menjadi suatu keganasan. Manifestasioftalmologis yang dapat ditemukan berupa penonjolan bola mata, mata merah, kekeruhan pada lensa mata, gangguanpada saraf mata hingga menyebabkan gangguan tajam penglihatan baik ringan maupun berat. Pemeriksaan yangdiperlukan untuk menegakkan diagnosis dapat mencakup biopsi tumor maupun pencitraan seperti CT-Scan danMRI. Penatalaksanaan tumor dapat berupa tindakan bedah, kemoterapi ataupun radioterapi.Kata kunci: tumor, orbita, manifestasi oftalmologis, tatalaksana. AbstractOrbital neurogenic tumor is a group of tumor arising from neuroectodermal and mesencyhmal cells which includeoptic nerve, meninges and peripheral nerves. Each cell tissues have different characteristics from the others. Thepurpose of this paper is to provide information on the mechanisms and factors that affect damage to optic nervein glaucoma. The method used is a literature study with an explorative descriptive approach that are objective,analytical, and systematic. It can be concluded that most of the orbital neurogenic tumors are benign and rarelydevelop into malignancies. Ophthalmic manifestations include proptosis, red eyes, lens opacity, optic nervedisorder which may lead to mild or severe visual acuity diminuition. Imaging examinations such as CT-Scan andMRI or tumor biopsy need to be done to confirm the diagnosis. The management of the tumor includes surgery,chemotherapy and radiotherapy.Key words: tumor, orbit, ophthalmic manifestation, management.

Page 1 of 1 | Total Record : 6