cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 4 (2016)" : 14 Documents clear
Isolasi DNA pada Sampel Darah Tepi dan Swab Buccal pada Bayi Penderita ROP: Perbandingan Hasil Uji Konsentrasi dan Indeks Kemurnian Jo Edy Siswanto; Tiara Berlian; Evira Putricahya; Lidya V Panggalo; Luluk Yuniani
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.270-7

Abstract

Latar belakang. Retinopati prematuritas (ROP) adalah gangguan perkembangan dari pembuluh darah retina yang mengenai bayi prematur. Faktor genetik diduga berperan terhadap kejadian ROP. Konsentrasi dan kemurnian DNA hasil isolasi diperlukan untuk analisis pemeriksan genetik pada kasus ROP. Tujuan. Mengetahui konsentrasi dan indeks kemurnian DNA menggunakan sampel whole blood, buffy coat dan swab buccal pada kelompok bayi-bayi prematur yang masuk dalam kriteria penapisan ROP. Metode. Enam puluh dari total 182 subyek yang terdiagnosis ROP terpilih dengan systematic random sampling. Konsentrasi dihitung melalui penyerapan spektrofotometrik sinar ultraviolet. Kemurnian ditentukan dengan menghitung rasio antara OD260 dan nilai OD280. Analisis statistik dilakukan dengan uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Hasil. Uji konsentrasi DNA menggunakan sampel buffy coat lebih tinggi dibandingkan whole blood dan swab buccal. Sampel whole blood mempunyai indeks kemurnian yang paling baik. Kesimpulan. Konsentrasi DNA sampel buffy coat dan whole blood cukup tinggi dengan indeks kemurnian yang baik untuk analisis genetika. 
Faktor Prediktor Malnutrisi Rumah Sakit pada Anak Elvia Maryani; Endy Paryanto Prawirohartono; Sasmito Nugroho
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.644 KB) | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.278-84

Abstract

Latar belakang. Perawatan anak di rumah sakit berisiko terhadap kejadian malnutrisi rumah sakit akibat dari penurunan asupan makan, hipermetabolisme, malabsorbsi dan kehilangan nutrisi. Malnutrisi berdampak pada peningkatan kejadian komplikasi penyakit, lama rawat, dan biaya pelayanan. Tujuan. Melakukan evaluasi asupan makan, status nutrisi awal, demam, diare, keganasan, diagnosis multipel dan derajat penyakit sebagai faktor prediktor malnutrisi rumah sakit pada anak.Metode. Penelitian prospektif dilakukan pada pasien anak yang dirawat di RSUP Dr Sardjito usia 1 bulan sampai 18 tahun pada bulan September sampai dengan Oktober 2012. Subyek diambil secara konsekutif. Didapat 224 subyek, 20 tidak dianalisis karena data tidak lengkap. Berat badan diukur setiap hari pada kondisi yang sama sampai dengan pasien dipulangkan. Malnutrisi rumah sakit jika penurunan berat badan >2% (perawatan <7 hari), 5% (perawatan 8 sampai 30 hari) atau 10% (perawatan >30 hari). Asupan makan, status nutrisi, demam, diare, keganasan, diagnosis multipel dan derajat penyakit dinilai dalam 48 jam pertama perawatan.Hasil. Proporsi malnutrisi rumah sakit pada anak 27%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa derajat penyakit adalah faktor prediktor malnutrisi rumah sakit pada anak (RR=2,56; IK=1,22-5,38).Kesimpulan Derajat penyakit adalah faktor prediktor malnutrisi rumah sakit pada anak.
Perbedaan Kadar Vitamin D antara Hipotiroid Kongenital dan Anak Sehat Lianda Tamara; Dida A. Gurnida; R.M.Ryadi Fadil
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.304-7

Abstract

Latar belakang. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak dengan hipotiroid kongenital ditunjang oleh nutrisi yang seimbang dan adekuat. Salah satu mikronutrien yang dibutuhkan adalah vitamin D. Di Indonesia, belum ada data kadar vitamin D pada anak dengan hipotiroid kongenital.Tujuan. menentukan perbedaan kadar vitamin D antara hipotiroid kongenital dan anak sehat. Metode. Studi comparative dengan rancangan potong lintang kriteria inklusi anak berusia 1 bulan–5 tahun yang tidak mendapat suplementasi vitamin D. Periode penelitian bulan Juli hingga Desember 2015. Pemeriksaan kadar vitamin D dilakukan dengan metode ELISA. Perbedaan kadar vitamin D pada kedua kelompok dianalisis dengan Mann Whitney. Hasil. Didapatkan 70 subjek yang memenuhi kriteria inklusi terdiri atas 35 anak dengan hipotiroid kongenital dan 35 anak sehat. Kadar vitamin D rerata pada kelompok hipotiroid kongenital adalah 85,87 nmol/L dan pada kelompok anak sehat adalah 97,74 nmol/L. Kadar vitamin D pada hipotiroid kongenital berbeda bermakna dengan anak sehat (p<0,001).Kesimpulan. Kadar vitamin D pada hipotiroid kongenital lebih rendah daripada anak sehat. 
Pengaruh Bullying Antarsiswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa SDN Pondok Cina 03 Depok Ghifari Nurullah; Rini Sekartini
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.208 KB) | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.285-90

Abstract

Latar belakang. Bullying dapat dikatakan sebagai hal yang biasa pada lingkungan sekolah dan pertumbuhan anak dan remaja. Salah satu faktor yang dapat dipengaruhi bullying adalah prestasi belajar siswa. Tujuan. Mengetahui pengaruh bullying terhadap prestasi belajar siswa di SDN Pondok Cina 03 Depok. Metode. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan di bulan Januari 2016 dengan responden berjumlah 184 siswa. Hasil. Subjek yang tidak terlibat bullying 67 subjek (37,0%), korban bullying 65 subjek (35,3%), pelaku 6 subjek (3,3%), dan korban sekaligus pelaku 45 subjek (24,5%). Dengan uji Kai Kuadrat, tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara status bullying dengan prestasi belajar di tiga mata pelajaran tersebut. Kesimpulan. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar, seperti sosiodemografi, komunikasi, dan fasilitas sekolah yang belum sepenuhnya diteliti pada penelitian ini.
Pemberian Lipid Parenteral secara Dini dan Agresif pada Bayi Prematur: Hubungannya dengan Kejadian Sepsis Angelina Arifin; Rinawati Rohsiswatmo
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.665 KB) | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.332-38

Abstract

Latar belakang. Pemberian lipid parenteral secara dini dan agresif sering tidak optimal karena dikhawatirkan terjadinya sepsis. Hubungan antara pemberian lipid parenteral dengan kejadian sepsis masih kontroversial.Tujuan. Menilai keamanan dan efikasi pemberian lipid parenteral secara dini dan agresif dalam hal hubungannya dengan kejadian sepsis pada bayi prematur melalui telaah sajian kasus berbasis bukti.Metode. Menelusuri pustaka secara online dengan menggunakan instrumen pencari Pubmed, Cochrane, dan Highwire. Kata kunci yang digunakan adalah “lipid”, “fat”, “parenteral”, preterm”, “premature”, “low birth weight”. Batasan yang digunakan adalah studi berupa uji klinis, telaah sistematik, atau meta analisis, berbahasa Inggris, dilakukan pada manusia, publikasi dalam 10 tahun terakhir.Hasil. Meta-analisis oleh Vlaardingerbroek dkk menunjukkan pemberian lipid parenteral secara dini pada bayi prematur dengan BBLSR tidak meningkatkan insidens sepsis (risk ratio 0,88; IK95% 0,72-1,08; p=0,22). Meta-analisis oleh Simmer dan Rao tidak dapat dilakukan karena definisi sepsis yang tidak seragam, walaupun masing-masing penelitian tidak menunjukkan peningkatan kejadian sepsis pada kelompok yang mendapat lipid parenteral kurang dan sama dengan lima hari setelah lahir. Uji acak terkontrol oleh Ibrahim dkk dan Vlaardingerbroek dkk menunjukkan pemberian lipid parenteral 2-3 gram/kgBB/hari segera setelah lahir tidak meningkatkan kejadian sepsis yang bermakna secara statistik.Kesimpulan. Pemberian lipid parenteral secara dini dan agresif pada bayi prematur tidak terbukti berhubungan dengan kejadian sepsis neonatorum.
Perbedaan Perilaku Anak Prasekolah Berdasarkan Pola Pengasuhan Tri Sondang Situmorang; Nurnaningsih Nurnaningsih; Retno Sutomo
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.382 KB) | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.314-9

Abstract

Latar belakang. Perkembangan anak, termasuk perkembangan perilaku dan psikologis, merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian bagi orang tua; karena akan memengaruhi masa depan anak. Dasar-dasar pembentukan kepribadian dan perilaku ditentukan oleh apa yang dialami serta dihayati dalam 5-6 tahun pertama. Pola asuh merupakan proses di dalam keluarga yang merupakan interaksi orang tua dan anak. Pola asuh orang tua diyakini memengaruhi perilaku anak. Tujuan. Menilai perbedaan proporsi kejadian gangguan perilaku anak usia prasekolah berdasar perbedaan pola pengasuhan orang tua.Metode. Penelitian observasional analitis dengan desain cross sectional di Yogyakarta antara Maret-April 2014. Pola asuh orang tua dan perilaku anak masing-masing dinilai dengan the parenting scale dan strengths and difficulties questionnaire (SDQ). Kriteria inklusi ialah anak usia prasekolah usia 3-6 tahun dan orang tua setuju ikut penelitian. Subjek dieksklusi bila pengisian perangkat penelitian dinilai tidak lengkap. Perbedaan proporsi gangguan perilaku antara pola asuh demokratis dan non-demokratis dianalisis dengan uji chi square.Hasil. Hasil penelitian menunjukkan kedua pola asuh berhubungan dengan kejadian gejala emosional (p=0,00), kejadian menimbulkan masalah (p=0,01), kejadian hiperaktif (p=0,00), masalah anak dengan sebaya (p=0,00)dan antara pola asuh orang tua dengan total kejadian gangguan perilaku anak (p=0,00). Kesimpulan. Pola pengasuhan yang berbeda akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula.  
Hubungan antara Kadar Asam Urat, Interleukin-6 dan hs-CRP pada Anak Obes Yohanes Santoso; Sarah M Warouw; Jose M Mandei; Praevilia Salendu
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.079 KB) | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.320-4

Abstract

Latar belakang. Hubungan antara kadar asam urat dengan sindrom metabolik banyak diteliti akhir-akhir ini. Asam urat juga menghambat proliferasi sel endotel dan menstimulasi produksi C-reactive protein (CRP) pada sel endotel. Interleukin-6 (IL-6) berasal dari jaringan adiposa yang menyebabkan peningkatan CRP. Tujuan. Menganalisis hubungan antara kadar asam urat, IL-6, dan hs-CRP pada anak obes.Metode. Kami melakukan penelitian potong lintang pada bulan Oktober 2015 sampai Desember 2015. Subyek anak obes berumur 6-12 tahun. Informed consent diberikan oleh orang tua. Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik penelitian FK Unsrat. Hubungan antara asam urat, IL-6, dan hs-CRP diuji dengan uji Pearson dan regresi linear. Data dianalisis dengan software SPSS versi 22.0, nilai p<0,05 signifikan.Hasil. Terdapat 43 anak obes, 60.5% laki-laki, dan 39.5% perempuan. Hubungan asam urat dan hs-CRP didapatkan r=0,458 dan p=0,001, sedangkan hubungan IL-6 dan hs-CRP didapatkan hasil r=0,331 dan p=0,015.Kesimpulan. Terdapat hubungan positif antara asam urat dan hs-CRP, hubungan positif lemah antara IL-6 dan hs-CRP pada anak obes.
Validitas Skor Royal College of Paediatrics and Child Health London untuk Mendeteksi Infeksi Bakteri Serius pada Anak I Wayan Gustawan; Sri Rezeki S Hadinegoro; Hindra Irawan Satari; Mulya Rahma Karyanti
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.646 KB) | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.291-8

Abstract

Latar belakang. Mengingat peningkatan angka kematian anak akibat peningkatan insiden penyakit infeksi bakteri serius (IBS) pada anak, serta faktor risiko IBS yang beragam di sarana pelayanan kesehatan yang terbatas, merupakan alasan untuk mempergunakan model skoring dalam mendeteksi IBS. Tujuan. Mengetahui validitas Skor Royal College of Paediatrics and Child Health London (RCPCH) dalam mendeteksi IBS pada anak dengan demam dan mencari faktor prediktor IBS.Metode. Dilakukan 2 jenis metode penelitian yaitu uji diagnostik untuk mengetahui validitas Skor RCPCH dalam mendeteksi IBS pada anak dengan demam, dan kohort prospektif untuk mencari faktor prediktor IBS. Baku emas adalah diagnosis akhir sesuai ICD-10. Hasil. Didapatkan 260 subyek penelitian, analisis dilakukan pada 253 subyek (97,3%) karena 7 pasien tidak dapat dihubungi (loss of follow-up). Umur berkisar dari 1 bulan sampai 12 tahun. Proporsi laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, dan kelompok umur terbanyak adalah > 36 bulan (51,4%). Diagnosis IBS didapatkan pada 28,9% subyek; dengan diagnosis terbanyak pneumonia (19%). Skor RCPCH mempunyai sensitifitas 58,9%, spesifisitas 86,7%, nilai duga positif 64,2%, nilai duga negatif 83,8%, rasio kemungkinan positif 4,42, rasio kemungkinan negatif 0,47, post tes probabilitas 64,23%, serta area under ROC curve 72,8%. Batuk, sesak napas, mencret, kejang, umur 1-36 bulan, suhu tubuh ≥ 37,50 C, hipoksia, dan takipnea merupakan faktor prediktor terjadinya IBS.Kesimpulan. Skor RCPCH dapat digunakan untuk memprediksi IBS pada anak umur 1 bulan–12 tahun. Batuk, sesak napas, mencret, kejang, umur 1-36 bulan, suhu tubuh ≥ 37,50 C, hipoksia, dan takipnea merupakan faktor prediktor terjadinya IBS.
Perbandingan Diagnosis Systemic Lupus Erythematosus Menggunakan Kriteria American College of Rheumatologi dan Systemic Lupus International Collaborating Clinics Titi Pambudi Karuniawaty; Sumadiono Sumadiono; Cahya Dewi Satria
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.299-303

Abstract

Latar belakang. Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun yang melibatkan multi organ dengan spektrum klinis dan imunologis yang luas. Kriteria diagnostik SLE pertama kali diperkenalkan oleh American College of Rheumatology (ACR) pada 1971 dan telah mengalami revisi pada 1982 dan 1997. Tujuan. Membandingkan kriteria ACR dan kriteria SLICC dan menilai agreement antara kriteria SLICC dan ACR untuk menegakkan diagnosis SLE.Metode. Penelitian studi cross-sectional terhadap pasien SLE yang dirawat di bagian Anak RS Sardjito Yogyakarta antara Januari 2009-Juni 2015. Metode total sampling digunakan pada penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui rekam medis, untuk menilai masing-masing kriteria pada saat anak terdiagnosis SLE, kemudian dilakukan penilaian agreement di antara kedua kriteria tersebut.Hasil. Didapatkan 64 anak didiagnosis SLE dan 46 (71,9%) memenuhi kriteria ACR. Sebanyak 39 (60,9%) memenuhi kriteria SLICC. Penelitian ini mendapatkan overall agreement yang baik (ρ0=0,70) di antara kedua kriteria tersebut, dengan chance-corrected agreement κ=0,33, atau dinyatakan cukup.Kesimpulan. Kriteria SLICC memiliki agreement yang cukup baik dengan kriteria ACR. Kriteria SLICC dapat dipertimbangkan sebagai alternatif metode untuk menegakkan diagnosis SLE pada anak. Perlu penelitian lanjutan untuk menilai kemungkinan penerapan kriteria ini untuk menggantikan kriteria ACR yang telah dipakai secara luas sebelumnya.
Pengaruh Hipomagnesemia Terhadap Mortalitas Pasien Anak di Ruang Rawat Intensif Resa - Gratya; Sri Martuti; Harsono Salimo
Sari Pediatri Vol 18, No 4 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.4.2016.308-313

Abstract

Latar belakang. Magnesium merupakan kation intraselular kedua terbanyak setelah kalium. Pasien dengan penyakit kritis yang dirawat di ruang rawat intensif memiliki risiko tinggi terjadinya hipomagnesemia. Pasien dengan hipomagnesemia memiliki mortalitas yang tinggi.Tujuan. Melakukan analisis pengaruh hipomagnesemia terhadap mortalitas pada pasien anak di ruang rawat intensif.Metode.Penelitian bersifat kohort prospektif dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2016 di PICU dan HCU RS Dr. Moewardi Surakarta. Subjek berjumlah 40 anak diambil secara konsekutif. Analisis statistik dilakukan dengan program SPSS 22.0 menggunakan uji chi square atau Fisher bila syarat uji chi square tidak terpenuhi, uji t independen bila sebaran data normal, atau uji Mann Whitney bila sebaran data tidak normal. Pengaruh faktor risiko dan mortalitas dianalisis dengan logistik regresi.Hasil. Di antara 40 anak terdapat 21 orang laki-laki, 26 dengan penyakit non bedah dan 18 anak gizi baik. Kejadian hipomagnesemia terdapat pada 5 dan 1 anak di antaranya meninggal. Hipomagnesemia tidak berhubungan dengan mortalitas (p=1,000; OR 1,00; IK95% 0,096-10.408). Faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitas adalah jenis penyakit non bedah. Jenis kelamin, usia, status nutrisi dan jenis penyakit tidak berhubungan dengan mortalitas.Kesimpulan. Tidak terdapat pengaruh hipomagnesemia terhadap mortalitas. Faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitas adalah jenis penyakit non bedah.

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue