Cahyono, Bintang Dwitya
Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

IMPLIKASI KEBIJAKAN MORATORIUM TERHADAP SEKTOR PERIKANAN DI BITUNG Rahmayanti, Atika Zahra; Cahyono, Bintang Dwitya; Nadjib, Mochammad
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 25, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.168 KB) | DOI: 10.14203/JEP.25.1.2017.1-14

Abstract

Kebijakan moratorium sebagai salah satu gebrakan dalam Pemerintahan Jokowi – JK, memiliki dua sisi mata koin. Pada satu sisi, kebijakan ini menguntungkan bagi nelayan kapal kecil dimana fishing ground menjadi lebih dekat dan ikan relatif lebih mudah didapat sehingga biaya operasional terutama untuk bahan bakar dan perbekalan berlayar dapat ditekan. Tentu saja kondisi tersebut menunjukkan peningkatan dari segi kesejahteraan nelayan.Di sisi lain, bagi unit usaha pengolahan ikan (UPI), kebijakan moratorium membuat operasionalisasi perusahaan terganggu. Pasalnya supply bahan baku menjadi berkurang drastis akibat larangan operasi bagi kapal di atas 30 GT dan kapal eks asing. Dengan tidak adanya bahan baku yang diproses, otomatis banyak pekerja yang di rumahkan. Terlebih lagi banyak kapal-kapal besar yang akhirnya terbengkalai akibat tidak bisa beroperasi dan satu UPI di Bitung mengalami gulung tikar.  Sebagai jawaban atas gejolak tersebut, akhir Bulan April, Kementerian Kelautan dan Perikana memberlakukan skema kebijakan penangkapan ikan dalam satu kesatuan operasional. Kebijakan ini tertuang dalam Perdirjen PT No.1/Per-DJPT/2016. Kebijakan ini merupakan solusi untuk menjawab kebutuhan UPI di Bitung. Artikel ini bersumber dari penelitian, Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dalam Konteks Global: Infrastruktur Pendukung Peningkatan Daya Saing Sektor Perikanan”. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara primer maupun sekunder. Implikasi kebijakan moratorium menimbulkan efek langsung baik bagi nelayan, pelaku usaha (UPI) maupun kondisi di Pelabuhan Perikanan Bitung. Namun kebijakan ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kedaulatan maritim dan meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil.
Prospek Energi Baru dan Terbarukan di Jawa Barat Cahyono, Bintang Dwitya; Novandra, Rio
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 23, No 1 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/JEP.23.1.2015.1-10

Abstract

Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia dalam menunjang proses kehidupannya. Sejalan dengansemangat pengembangan energi baru dan terbarukan nasional, Provinsi Jawa Barat juga telah berusaha untukmengembangkan energi tersebut. Studi ini mengkaji bagaimana prospek dan pengembangan energi baru danterbarukan yang berada di Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Kendatipunpotensi energi terbarukan di Jawa Barat sangat besar namun studi ini menemukan masih banyak yang harus dibenahibaik dari sisi regulasi maupun sumber daya manusia itu sendiri.
Identifikasi Derajat Kompetisi Fiskal Kabupaten/Kota di Jawa Timur Cahyono, Bintang Dwitya
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No 1 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.168 KB) | DOI: 10.14203/JEP.22.1.2014.61-68

Abstract

Desentralisasi fiskal telah diterapkan oleh Indonesia semenjak tahun 2001. Sistem desentralisasi menuntut daerah untuk lebih mandiri dan kreatif dalam mengelola kebijakan fiskal daerah. Strategi daerah dalam mengelola fiskal daerah telah menimbulkan sebuah kompetisi fiskal antar daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar derajat kompetisi fiskal kabupaten/ kota di Jawa Timur dengan membagi menjadi lima koridor ekonomi; (1) Koridor Timur; (2) Koridor Tengah; (3) Koridor Barat Daya; (4) Koridor Barat; dan (5) Koridor Kepulauan. Dengan menggunakan pendekatan Fuzzy Logicdiketahui bahwa Koridor Tengah memiliki derajat kompetisi fiskal tertinggi di Jawa Timur.
Implikasi Kendala Struktural dan Kelangkaan Modal terhadap Perilaku Sosial Ekonomi Nelayan Cahyono, Bintang Dwitya; Nadjib, Mochammad
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No 2 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.168 KB) | DOI: 10.14203/JEP.22.2.2014.119-133

Abstract

Indonesia tidak saja sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, juga sekaligus memiliki potensi besar sebagai produsen ikan laut. Meskipun demikian, potensi ini belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat nelayan, sehingga mereka dikenal sebagai kelompok masyarakat yang paling miskin. Artikel ini mendiskusikan implikasi  kendala  struktural  dan  kelangkaan  modal  yang  dihadapi  nelayan  terhadap  perilaku  sosial  ekonomi dan tingkat kemiskinan nelayan. Artikel ini bersumber dari hasil penelitian tentang Pembiayaan Nelayan yang dilakukan selama kurun waktu 2012-2014, dan akumulasi pemahaman dari berbagai studi primer yang dilakukan pada komunitas nelayan. Sumber data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion dan observasi di berbagai komunitas nelayan di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Implikasi adanya hambatan strukturaldan kelangkaan modal telah menyebabkan nelayan mengembangkan alternatif perilaku sosial ekonomi yang khas.
HOW FOOD CONSUMPTION PATTERN AND DIETARY DIVERSITY INFLUENCE FOOD SECURITY: EVIDENCE FROM DI YOGYAKARTA AND EAST NUSA TENGGARA Firdaus, Nur; Cahyono, Bintang Dwitya
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 25, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.168 KB) | DOI: 10.14203/JEP.25.1.2017.27-38

Abstract

Food is an essential need and its role is prominent to human life. In addition, food may have a positive contribution to develop human resources. According to Food Security Agency (Badan Ketahanan Pangan/ BKP), food consumption pattern should meet nutrition standards and follow desirable dietary pattern (Pola Pangan Harapan/ PPH). PPH indicates an overview of food that is consumed by people whether its contains good nutrient or not. This study aims to analyze food consumption pattern and dietary diversity in DI Yogyakarta and East  Nusa Tenggara; and how they influence food security. The household data survey (Susenas) 2014 showed that PPH scores for DI Yogyakarta is higher than East Nusa Tenggara. From these scores, DI Yogyakarta has better food consumption pattern and leads to diverse food; in contrast, food consumption in East Nusa Tenggara has not lead to a healthy pattern. In DI Yogyakarta, people have been diversifying their consumption in accordance with the concept of PPH. This means that people have realized to meet their nutrition by consuming nutritious foods and help them not only to achieve food security but also nutrition security. Moreover, people have used local-based food to be consumed so that they do not depend on their current food. Whilst, in East Nusa Tenggara, people tend to meet their needs regardless their food has good nutrition or not. In addition, dietary diversity or PPH is influenced by some factors, such as education, family size, age of the household head, and expenditure. These results confirm that diverse consumption pattern showed high food security and those factors should be concerned to improve the quality of food consumption.