ABSTRAK: Wanita menikah memiliki peran ganda, yaitu sebagai pencari nafkah dan pengelola rumah tangga. Peran ganda wanita sebagai pencari nafkah dan pengelola rumah tangga tersebut menuntut wanita untuk dapat mengalokasikan waktu secara proporsional pada kedua peran tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan tenaga kerja wanita berstatus kawin di Indonesia untuk bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu menggunakan data Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas) tahun 2014. Pada penelitian ini terdapat 66.702 wanita berstatus kawin yang bekerja pada saat pencacahan, di mana 35% di antaranya bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan wanita kawin untuk bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu lebih tinggi pada (1) wanita yang berusia lebih muda, (2) memiliki tingkat pendidikan lebih rendah, (3) tinggal di daerah perkotaan, (4) memiliki ukuran rumah tangga lebih kecil, (5) tidak memiliki anak usia prasekolah, (6) tidak memiliki anak usia sekolah, (7) memiliki anggota rumah tangga dewasa, (8) bekerja dengan status sebagai karyawan atau wirausaha, dan (9) memiliki pasangan yang bekerja. Berdasarkan hasil ini, kami menyarankan bahwa (1) pemberdayaan perempuan melalui peningkatan pendidikan harus lebih dimajukan lagi dan (2) pencapaian program keluarga berencana, yaitu mewujudkan norma keluarga kecil merupakan faktor penting untuk memaksimalkan partisipasi wanita kawin dalam pasar kerja.Kata kunci: jam kerja, regresi logistik, sakernas ABSTRACT: Married-women have a dual role as a breadwinner and a household manager. The dual roles ……..The objective of the study is to examine the likelihood of married-women in Indonesia to work more than 40 hours a week using the 2014 Labor Force Survey (LFS) data. Among 66,702 married-women who worked within one week prior to enumeration, 35% worked more than 40 hours a week. The result showed that the likelihood of married-women to work more than 40 hours a week is higher among women who are (1) at younger age, (2) have lower educational level, (3) live in urban areas, (4) have smaller household size, (5) have no preschool-age children, (6) have no school-age children, (7) have adult household members, (8) work as employee or self-employment, and (9) have working spouse. Based on these results, we suggest that (1) women's empowerment through increasing educational level should be more advanced further and (2) the achievement of family planning programs, which realize small family size norm is an important factor to maximize married-women participation in labor market.Keywords: working hours, logistic regression, labor force survey (Sakernas)