Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Reduced hospital revenue due to error code diagnosis in the implementation of INA-CBGs Warsi Maryati; Novita Yuliani; Anton Susanto; Aris Octavian Wannay; Ani Ismayani Justika
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 10, No 2: June 2021
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v10i2.20690

Abstract

In the case-mix system, diagnostic codes are used as the basis for classifying health service rates. The difference in tariffs between hospitals and the accuracy of the diagnosis code causes a gap where there are hospitals that benefit and are disadvantaged by the Indonesian case-based groups (INA-CBGs) tariff policy. This study assesses the gap factor between hospital rates and INA-CBGs rates, which include hospital characteristics and the accuracy of the diagnosis code. Samples were taken of 100 medical record documents of inpatients at two hospitals in Surakarta, Central Java, Indonesia in 2020 by stratified random sampling. Data were collected by observation and analyzed by Chi-Square test. There were errors in the primary diagnosis code 11 (32.35%), secondary diagnosis code 19 (55.88%), combination diagnosis code 4 (11.76%). Changes in the INA-CBG code that caused the inaccuracy of the claim rate were 26 (59.09%) case-mix main groups (CMG) codes, 44 (100%) CBG-specific codes, 31 (70.45%) severity level codes. Public-private hospitals with class B experienced a decrease in income of IDR 46,081,900 (-17.50%), while special government hospitals with class A experienced an additional income of IDR 99,733,869 (38.31%). An accurate diagnostic code can increase the odds by 42.128 times the accuracy of the INA-CBGs rate (b=42.128; 95% CI=11.127 to 159.497; p<0.001).
KARAKTERISTIK RUMAH SAKIT DAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS MEMPENGARUHI HASIL KLAIM INA-CBGs Warsi Maryati; Novita Yuliani; Ani Ismayani Justika
Jurnal LINK Vol 16, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.524 KB) | DOI: 10.31983/link.v16i2.6426

Abstract

Setiap rumah sakit memiliki standar tarif pelayanan kesehatan. Perbedaan tarif  rumah sakit dan tarif INA-CBGs serta keakuratan kode diagnosis menyebabkan adanya kesenjangan pendapatan yang diperoleh rumah sakit. Studi ini  menilai faktor yang menyebabkan kesenjangan antara tarif rumah sakit dan tarif INA-CBGs, diantaranya karakteristik rumah sakit dan keakuratan kode diagnosis. Sampel diambil secara stratified random sampling sebanyak 100 di dua rumah sakit  tahun 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square. Analisis jalur dilakukan dengan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan STATA 13 untuk menemukan model yang paling tepat untuk menggambarkan faktor penyebab kesenjangan tarif. Hasil menunjukkan bahwa 34% kode diagnosis tidak akurat dan 44% tarif INA-CBGs lebih rendah dari tarif rumah sakit. Rumah sakit milik Pemerintah memiliki log odds 1,037 lebih baik dalam menentukan ketepatan tarif INA-CBGs daripada rumah sakit swasta, namun secara statistik tidak signifikan (b=1,037; CI95%= -0,115 hingga 2,189; p=0,078). Kode diagnosis yang akurat memiliki log odds 3,885 lebih baik dalam menentukan ketepatan tarif INA-CBGs daripada kode diagnosis yang tidak akurat (b=3,885; CI95% =2,488 hingga 5,282; p0,001).
ANALISIS PELAKSANAAN VISUM ET REPERTUM DI RSUD KARANGANYAR Novita Yuliani; Afra Muhamed Saleh Banaja
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v1i2.53

Abstract

ABSTRAKFormulir rekam medis yang sering digunakan untuk alat bukti hukum yaitu Visum et Repertum. Rekam medis tidak dapat menggantikan kedudukan Visum et Repertum sebagai alat bukti yang sah dalam perkara pidana, karena kedudukan Visum et Repertum lebih kuat daripada rekam medis di mata hukum. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana prosedur pelepasan informasi medis untuk keperluan Visum et Repertum di RSUD Karanganyar.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan Identifikasi Variabel yaitu prosedur pelaksanaan, jenis, pihak, bentuk, dokter dan lama permintaan Visum et Repertum. Populasi dan sampel studi pada penelitian ini yaitu seluruh informasi yang terkait dengan masalah Visum et Repertum dan data informasi mengenai prosedur pelepasan Visum et Repertum sebanyak 63 kasus pada tahun 2012 dengan sampel jenuh. Menggunakan metode survey dengan cara melakukan observasi dan wawancara melalui pendekatan cross sectional.Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh hasil, prosedur pelepasan informasi medis Visum et Repertum, jenis permintaannya, pihak yang diperbolehkan meminta, bentuk permintaannya, dokter yang melakukan pemeriksaan dan lama proses Visum et Repertum, hal tersebut tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku di Indonesia.Dari penelitian tersebut diketahui bahwa RSUD Karanganyar sudah memiliki kebijakan dalam pembuatan Visum et Repertum, pelayanan terhadap permintaan Visum et Repertum sudah sesuai dengan protap yang ada di RSUD Karanganyar.Kata Kunci: Pelepasan Informasi Medis, Visum et Repertum
MEMBANGUN APLIKASI SMS GATEWAY UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (STUDI KASUS PADA BBKPM SURAKARTA) Tominanto Tominanto; Novita Yuliani
Jurnal DutaCom Vol 7 No 1
Publisher : LPPM Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.462 KB)

Abstract

Proses pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta masih terdapat permasalahan: (1) sering terjadi antrean pasien yang panjang saat pendaftaran dikarenakan sebagian besar pasien mendaftar secara langsung saat berobat, (2) beberapa pasien yang sudah terlanjur menunggu lama kemudian tidak mendapatkan pelayanan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya dikarenakan kurangnya informasi jadwal buka poliklinik dan jadwal dokter, dan (3) banyak pasien dengan pengobatan berkala atau berkelanjutan yang datang kembali ke BBKPM Surakata tidak tepat waktu sesuai anjuran dokter dikarenakan lupa atau cenderung mengabaikan catatan dokter pada kartu periksa.Berdasarkan permasalahan di atas perlu diperlukan pengembangan aplikasi SMS Gateway yang akan bekerja secara otomatis melayani pasien untuk mempermudah proses pendaftaraan, menyebarkan informasi jadwal buka poliklinik dan jadwal dokter, dan memberikan informasi pengingat jadwal kunjungan berobat ulang serta informasi-informasi lain terkait pelayanan rawat jalan di BBKPM Surakarta.Aplikasi SMS Gateway ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0, MFBUS, dan MySQL. Hasil pengujian menunjukkan menunjukkan bahwa Software dapat berjalan dengan baik dan dapat dimanfaatkan untuk menigkatkan pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan di BBKPM Surakarta.
Quality of Medical Record Documentation Affects Accuracy of Diagnosis Codes in Ina-CBGs Claims in Hospitals Novita Yuliani; Hesty Latifa Noor; Warsi Maryati
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 5 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i5.4453

Abstract

Indonesia in financing its health services has implemented a casemix system in the National Health Insurance (JKN) program organized by the Social Security Administering Agency (BPJS). The Indonesian Case Based Groups (INA-CBGs) tariff is determined based on the diagnosis code, so its inaccuracy can lead to a decrease in claim results. The quality of clinical documentation as the basis for determining the diagnosis code in INA-CBGs claims. The purpose of this study was to empirically prove whether there is a relationship between the quality of medical record documentation and the accuracy of diagnosis codes in INA-CBGs claims.The researcher used a cross-sectional design, to analyze the completeness of medical information and the accuracy of diagnosis codes in 100 INA-CBGs pending claim documents. Sampling was carried out using a simple random technique at two private hospitals in Central Java, Indonesia. The data obtained were analyzed using the Chi-Square test. Claim documents with complete medical information were 55 (55%) and incomplete were 45 (45%). Completeness of medical information can increase the accuracy of the diagnosis code by 10.286 times better than incomplete medical information (b = 10.286; 95%CI = 3.813 to 27.743; p <0.001) and statistically both have a significant relationship. Completeness of medical information is an important thing that determines accurate diagnosis codes, so it will indirectly impact hospital income from INA-CBGs claims. Hospitals need to make efforts to improve the quality of medical record documentation, one of which can be achieved by utilizing electronic medical records.