Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

EDUKASI BERBAGAI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA BAGI PELAJAR SMA/SMK Lucia Ari Diyani; Ratna Dewi Kusumawati; Chita Oktapriana
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1990.29 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i1.6479

Abstract

Abstrak: Saat ini Indonesia memiliki empat standar akuntansi keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM), dan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah). Tujuan disusunnya 4 (empat) standar yang berbeda-beda tentunya untuk memudahkan saat penyusunan laporan keuangan sesuai jenis perusahaan. Faktanya adakalanya menjadi tidak mudah dipahami oleh semua yang berkepentingan. Kesulitan ini juga dialami oleh para siswa SMA/ SMK serta para mahasiswa yang baru mengenal akuntansi. Tujuan utama dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pemahaman Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM), Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah). Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode service learning dan disampaiakan secara daring kepada para peserta. Berdasarkan olah hasil angket yang diisi 455 peserta, kesimpulannya adalah pelatihan dapat memuaskan peserta dengan persentase 38% pada kategori sangat puas dan 50% pada kategori puas, serta dapat meningkatkan pemahaman peserta terhadap berbagai standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Kegiatan pelatihan ini dapat diterima dengan baik yang terlihat dari semangat para peserta dalam mengikuti rankaian acara. Setelah mengikuti pelatihan pun para peserta merasa puas dan memahami SAK sesuai fungsinya. Abstract: Currently, Indonesia has four financial accounting standards prepared by the Indonesian Institute of Accountants (IAI), namely Financial Accounting Standards (SAK), Financial Accounting Standards - Entities Without Public Accountability (SAK ETAP), Financial Accounting Standards for Micro Small Medium Entities (SAK EMKM). , and Islamic Financial Accounting Standards (SAK Syariah). The purpose of the preparation of 4 (four) different standards is of course to facilitate the preparation of financial statements according to the type of company. The fact is sometimes not easily understood by all concerned. This difficulty is also experienced by high school / vocational students as well as students who are new to accounting. The main purpose of this community service activity is to provide an understanding of Financial Accounting Standards (SAK), Financial Accounting Standards for Entities Without Public Accountability (SAK ETAP), Financial Accounting Standards for Micro Small Medium Entities (SAK EMKM), Islamic Financial Accounting Standards (SAK). Sharia). The implementation of the activities is carried out using the service learning method and delivered online to the participants. Based on the results of a questionnaire filled out by 455 participants, the conclusion is that the training can satisfy participants with a percentage of 38% in the very satisfied category and 50% in the satisfied category, and can increase participants' understanding of various financial accounting standards that apply in Indonesia. This training activity was well received as seen from the enthusiasm of the participants in participating in the series of events. After attending the training, the participants were satisfied and understood the SAK according to its function. 
EDUKASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAGI PENGUSAHA MUDA DI SEKTOR UMKM DAN START-UP KREATIF Chita Oktapriana; Lucia Ari Diyani; Huda Aulia Rahman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12087

Abstract

Abstrak: Kegiatan pelatihan ini merupakan sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada permasalahan mitra berupa kurangnya kemampuan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang tepat. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam membuat laporan keuangan yang tepat agar mampu menjadi dasar pengambilan keputusan internal dan menjadi instrumen pengajuan kredit modal usaha. Metode yang digunakan adalah service learning yang memuat tiga tahapan berupa persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dimana pada tahapan pelaksanaan menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Tahap evaluasi yang dilakukan berupa penilaian tingkat pemahaman melalui hasil pre test dan post test. Mitra pelatihan adalah 32 orang pengusa muda di sektor UMKM dan start-up kreatif yang tergabung dalam himpunan pengusaha muda desa Jatireja-Cikarang. Setelah dilakukan serangkaian pelatihan, hasil yang diperoleh adalah peningkatan pemahaman materi dan kemampuan teknis terkait penyusunan laporan keuangan sesuai SAK sebesar rata-rata 68%. Selain itu, tingkat kepuasan mitra pada pelatihan ini mencapai 87% menyatakan sangat puas.Abstract: This training activity is a form of community service that focuses on partner problems in the form of a lack of ability to prepare and present financial reports according to appropriate Financial Accounting Standards (FAS). The purpose of this training is to increase participants' understanding in making appropriate financial reports so that they can become the basis for internal decision making and become an instrument for applying for business capital loans. The method used is service learning which contains three stages in the form of preparation, implementation and evaluation where the implementation stage uses a Participatory Action Research (PAR) approach. The evaluation phase is carried out in the form of an assessment of the level of understanding through the results of the pre-test and post-test. The training partners are 32 young entrepreneurs in the MSME sector and creative start-ups who are members of the Jatireja-Cikarang village young entrepreneur association. After conducting a series of training, the results obtained were an increase in understanding of the material and technical skills related to the preparation of financial reports in accordance with SAK by an average of 68%. In addition, the level of partner satisfaction in this training reached 87%, stating they were very satisfied.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGELOLAAN KEUANGAN BAGI PENGGIAT UMKM USIA MUDA Lucia Ari Diyani; Chita Oktapriana; Huda Aulia Rachman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12390

Abstract

Abstrak: Permasalahan yang dihadapi penggiat UMKM diantaranya adalah kesulitan melakukan pengelolaan keuangan dengan tertib dan benar. Tujuan kegiatan ini memberikan solusi sehingga peserta dapat memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha, mengetahui jumlah laba usaha, dapat melakukan analisis kelayakan untuk membuka cabang baru serta mampu memonitor perkembangan usaha. Metode yang digunakan adalah pelatihan dan pendampingan, dengan mitra penggiat UMKM sebanyak 32 orang berusia 20-35 tahun. Evaluasi dilakukan dengan menyebarkan pretest dan posttest. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman pengelolaan keuangan menjadi 88-100%, dari sebelumnya 25-63%. Tingkat kepuasan peserta adalah 92% menyatakan sangat puas dan 8% puas. Selain itu peserta berkeinginan mengikuti kegiatan lanjutan dengan memilih topik: 13% pencatatan persediaan, 25% perhitungan harga pokok penjualan dan terbanyak adalah 62% membutuhkan pelatihan dan pendampingan pelaporan pajak UMKM. Abstract: The problems faced by MSME activists include the difficulty in managing finances in an orderly and correct manner. The purpose of this activity is to provide a solution so that participants can separate family finances from business finances, find out the amount of operating profit, be able to carry out a feasibility analysis to open a new branch and be able to monitor business development. The method used is training and mentoring, with 32 MSME activist partners aged 20-35 years. Evaluation is done by spreading the pretest and posttest. The evaluation results show that there is an increase in understanding of financial management to 88-100%, from the previous 25-63%. The satisfaction level of the participants was 92% very satisfied and 8% satisfied. In addition, participants wished to take part in follow-up activities by selecting topics: 13% inventory recording, 25% calculation of cost of goods sold and the most was 62% requiring training and assistance in MSME tax reporting.  
PEMBEKALAN SISTEM PEMBAYARAN NON-TUNAI UNTUK PENGUSAHA MUDA UMKM Huda Aulia Rahman; Lucia Ari Diyani; Chita Oktapriana
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.16781

Abstract

Abstrak: Pembayaran non-tunai dianggap lebih efisien dan ekonomis. Pembayaran non-tunai ini dilakukan tidak dengan bentuk uang selaku alat pembayaran namun bisa dengan cara transfer antar bank/intra bank, menggunakan kartu baik debit maupun kredit, serta metode pembayaran modern lainnya seperti e-money, aplikasi berupa Ovo, Gopay, dan sebagainya. Pentingnya pelatihan dan edukasi mengenai penggunaan sistem pembayaran non-tunai mendorong tim Universitas Bina Insani untuk membekali para pelaku UMKM di Desa Jatireja, Cikarang, Kabupaten Bekasi, tujuannya adalah untuk membuat mereka beralih dari transaksi tunai ke non-tunai. Pelatihan berupa workshop ini diberikan kepada 32 praktisi muda UMKM agar kedepannya transaksi non-tunai menjadi kebiasaan dan budaya bagi mereka. Pelatihan sistem pembayaran non-tunai kepada pelaku UMKM di Desa Jatireja, Cikarang, Kabupaten Bekasi telah sukses dan mencapai target karena meningkatkan pemahaman, minat, dan kesadaran para pelaku usaha sebesar 36% untuk lebih memaksimalkan sistem pembayaran non-tunai alih-alih pembayaran tunai. Akan tetapi, belum seluruhnya pelaku usaha akan menerapkan transaksi non-tunai dalam waktu dekat dengan berbagai alasan yang diantaranya belum siap dan belum menganggap penting sistem pembayaran non-tunai.Abstract: Non-cash payments are considered more efficient and economical. This non-cash payment is made not in the form of money as a means of payment but can be done by means of inter-bank/intra-bank transfers, using both debit and credit cards, as well as other modern payment methods such as e-money, applications in the form of Ovo, Gopay, and so on. The importance of training and education regarding the use of non-cash payment systems has encouraged the Bina Insani University team to equip MSMEs in Jatireja Village, Cikarang, Bekasi Regency. This training was given to 32 young MSME practitioners so that later non-cash transactions would become a habit and culture for them. Training on non-cash payment systems for MSMEs in Jatireja Village, Cikarang, Bekasi Regency has been successful and achieved the target because it increased the understanding, interest and awareness of business actors to maximize non-cash payment systems instead of cash payments. However, not all business actors will implement non-cash transactions in the near future for various reasons, including not being ready and not yet considering the importance of the non-cash payment system.