Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SUNNI: MAKNA, ACUAN DAN RAGAM Maarif, Zainul
Journal of Islamic Studies and Humanities Vol 3, No 2 (2018): Journal of Islamic Studies and Humanities
Publisher : UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.691 KB) | DOI: 10.21580/jish.32.2935

Abstract

Sunni or Sunnism stands for Ahlu As-Sunnah wa al-Jamā`ah which is also called ASWAJA. Many people publish and debate it without clear meaning and reference. This article is a demonstrative-linguistic study that outlines the meaning and reference to the term "Sunni" to understand it clearly. This research shows that Sunnis have at least two groups. First, Sunni Ahlu Al- Ḥadīts, the path of Ibn Hanbal and Ibn Taimiyyah, which tends to be puritan and at some point raises hardline intolerant Muslims. Second, moderate Sunnis, who opened the space for fiqh schools other than Ibn Hanbal, and chooses to refer to moderate Islamic thinkers, such as Ash-Shāfi'i in fiqh (Islamic law), Al-Asy`ari in kalam (Islamic theology) and Al -Ghazali in Sufism (Islamic mysticism). The two Sunni groups were both Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah. The first group tends to embody the phrase Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā'ah terminologically (iṣṭilāḥan), while the second group tends to display the phrase linguistically (lughatan). AbstrakSunni atau Sunnisme adalah singkatan dari Ahlu As-Sunnah wa al-Jamā`ah yang disebut juga dengan ASWAJA. Banyak orang yang mempublikasikan dan memperdebatkannya tanpa makna dan acuan jelas. Artikel ini adalah kajian demonstratif-linguistik yang mengurai makna dan acuan term “Sunni” untuk mengetahuinya secara jelas. Hasil peneltian menunjukkan bahwa bahwa Sunni sedikitnya ada dua kelompok. Pertama, Sunni Ahlu Al-Ḥadīts jalur Ibn Hanbal dan Ibn Taimiyyah, yang cenderung puritan dan pada titik tertentu memunculkan muslim-muslim garis keras yang tidak toleran. Kedua, Sunni moderat, yang membuka ruang bagi madzhab fikih selain Ibn Hanbal, dan memilih merujuk pada para pemikir Islam moderat, seperti Asy-Syafi`i dalam fikih (hukum Islam), Al-Asy`ari dalam kalam (teologi Islam) dan Al-Ghazali dalam tasawuf (mistisisme Islam). Dua kelompok Sunni tersebut sama-sama Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah. Kelompok pertama cenderung mengejawantahkan frase Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah secara terminologis (iṣṭilāḥan), sementara kelompok kedua cenderung menampilkan frase tersebut secara linguistik (lughatan).
SUNNI: MAKNA, ACUAN DAN RAGAM Zainul Maarif
Journal of Islamic Studies and Humanities Vol 3, No 2 (2018): Journal of Islamic Studies and Humanities
Publisher : UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.691 KB) | DOI: 10.21580/jish.32.2935

Abstract

Sunni or Sunnism stands for Ahlu As-Sunnah wa al-Jamā`ah which is also called ASWAJA. Many people publish and debate it without clear meaning and reference. This article is a demonstrative-linguistic study that outlines the meaning and reference to the term "Sunni" to understand it clearly. This research shows that Sunnis have at least two groups. First, Sunni Ahlu Al- Ḥadīts, the path of Ibn Hanbal and Ibn Taimiyyah, which tends to be puritan and at some point raises hardline intolerant Muslims. Second, moderate Sunnis, who opened the space for fiqh schools other than Ibn Hanbal, and chooses to refer to moderate Islamic thinkers, such as Ash-Shāfi'i in fiqh (Islamic law), Al-Asy`ari in kalam (Islamic theology) and Al -Ghazali in Sufism (Islamic mysticism). The two Sunni groups were both Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah. The first group tends to embody the phrase Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā'ah terminologically (iṣṭilāḥan), while the second group tends to display the phrase linguistically (lughatan). AbstrakSunni atau Sunnisme adalah singkatan dari Ahlu As-Sunnah wa al-Jamā`ah yang disebut juga dengan ASWAJA. Banyak orang yang mempublikasikan dan memperdebatkannya tanpa makna dan acuan jelas. Artikel ini adalah kajian demonstratif-linguistik yang mengurai makna dan acuan term “Sunni” untuk mengetahuinya secara jelas. Hasil peneltian menunjukkan bahwa bahwa Sunni sedikitnya ada dua kelompok. Pertama, Sunni Ahlu Al-Ḥadīts jalur Ibn Hanbal dan Ibn Taimiyyah, yang cenderung puritan dan pada titik tertentu memunculkan muslim-muslim garis keras yang tidak toleran. Kedua, Sunni moderat, yang membuka ruang bagi madzhab fikih selain Ibn Hanbal, dan memilih merujuk pada para pemikir Islam moderat, seperti Asy-Syafi`i dalam fikih (hukum Islam), Al-Asy`ari dalam kalam (teologi Islam) dan Al-Ghazali dalam tasawuf (mistisisme Islam). Dua kelompok Sunni tersebut sama-sama Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah. Kelompok pertama cenderung mengejawantahkan frase Ahlu as-Sunnah wa al-Jamā`ah secara terminologis (iṣṭilāḥan), sementara kelompok kedua cenderung menampilkan frase tersebut secara linguistik (lughatan).
Filsafat Agama Zainul Maarif
Dekonstruksi Vol. 2 No. 01 (2021): Jurnal Dekonstruksi
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.655 KB)

Abstract

This is an effort to discuss religion philosophically. It tries to ask the very essence of religion, and then criticizes it. It says that the essence of religion is sacred, belief, teaching and promise, which is hold by human being, personally or socially. It criticizes the content of religion. It signifies religion’s sacred as a cultural product and religion’s teaching as ethics. It recommends religion’s belief begins from thinking, and anticipates religion’s promises become an absolute truth claim.
من أسلمة جاوى إلى أجوية الإسلام Zainul Maarif
ISLAM NUSANTARA:Journal for the Study of Islamic History and Culture Vol 4 No 1 (2023): Islam Nusantara Journal for the Study of Islamic History and Culture
Publisher : Faculty of Islam Nusantara University of Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47776/islamnusantara.v4i1.594

Abstract

Abstract Sunan Kalijaga was one of Islamic propagators in Nusantara (now Indonesia) since the end of Majapahit Kingdom era until the rise of Islamic Mataram Kingdom. By synergizing Javanese culture and Islamic religion, Sunan Kalijaga was the driving figure of Islamizing Java and Javanizing Islam. His acculturation produces clement religion and culture that held by majority of Nusantara people massively. Remembering the harmony of religion and culture can build a better world, this article contains a study of Sunan Kalijaga’s acculturation model. Firstly, it reveals Sunan Kalijaga’s personality and ideas concerning synthesizing Islam and Javanese. After interpreting examples of Sunan Kalijaga’s acculturation, this paper identifies and explain the characteristics of his acculturation, to inspire acculturation efforts in other places andtimes. Key Words: Sunan Kalijaga, Acculturation, Religion, Culture, Islam, Javanese Abstrak Sunan Kalijaga adalah salah seorang penyeru agama Islam di Nusantara (Indonesia sekarang) sejak akhir masa Kerajaan Majapahit hingga kemunculan Kerajaan Mataram Islam. Dengan menyinergikan kebudayaan Jawa dan agama Islam, Sunan Kalijaga merupakan figur pendorong Islamisasi Jawa dan Jawanisasi Islam. Akulturasinya memproduksi agama dan budaya yang sejuk dan dianut oleh mayoritas orang Nusantara secara massif. Mengingat harmoni antara agama dan budaya bisa membentuk dunia yang lebih baik, tulisan ini berisi kajian tentang model akulturasi yang digagas Sunan Kalijaga. Yang pertama diungkap adalah kepribadiaan dan ide-idenya mengenai sintesisasi Islam dan Jawa. Setelah menginterpretasikan contoh-contoh akulturasi Sunan Kalijaga, tulisan ini mengidentifikasi dan menjelaskan karakteristiknya, demi menginspirasi upaya akulturasi di tempat dan waktu berbeda. Kata Kunci : Sunan Kalijaga, Akulturasi, Agama, Budaya, Islam, Jawa ملخص سونان كاليجاغا هو أحد دعاة الإسلام في نوسانتارا (Nusantara) (إندونيسيا الآن) منذ نهاية مملكة ماجاباهيت (Majapahit) حتى ظهور مملكة ماتارام (Islamic Mataram). من خلال التآزر بين الثقافة الجاوية والدين الإسلامي، كان سونان كاليجاغا شخصية دافعة لأسلمة جاوى (أي جعْل جاوى إسلاماً) وأجوية الإسلام ( أي جعْل الإسلام جاوياً). ينتج تثاقفه دينا ثقافيا معتدلا اعتنقه معظم سكان نوسانتارا أفواجا. باعتبار امكانية بناء عالم أفضل من الانسجام بين الدين والثقافة، تحتوي هذه الكتابة على نموذج التثاقف لسونان كاليجاغا. تكشف أولا عن شخصية سونان كاليجاغا وأفكاره المتعلقة بتوليف الإسلام وجاوى. بعد تفسير نماذج من تثاقف عند سونان كاليجاغا، تحدد وتشرح هذه الورقة خصائصه لإلهام جهود التثاقف في أماكن وأوقات أخرى. الكلمات الأساسية :سونان كاليجاغا، التثاقف، الدين، الثقافة، الإسلام، جاوى