Latar belakang: Diare merupakan masalah kesehatan terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Hasil Riset Kesehatan tahun 2007 menunjukkan bahwa Nusa Tenggara Barat termasuk dalam lima provinsi dengan angka prevalensi diare tertinggi. Pemberian terapi cairan pengganti oral dapat menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada saat diare akan tetapi tidak dapat memperpendek durasi dari diare. World Health Organization (WHO) dan UNICEF kemudian memberikan tambahan terapi zink selama 10-14 hari pada anak dengan diare akut untuk memperpendek durasi diare serta mencegah terjadinya kekambuhan diare dua sampai dengan tiga bulan paska diare terakhir. Tujuan: Mengetahui hubungan kepatuhan pemberian tablet zink selama 10 hari oleh orang tua pasien diare usia 1-5 tahun terhadap kekambuhan diare di wilayah kerja Puskesmas Narmada. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis korelatif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode konsekutif dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 44. Analisis data menggunakan uji statistik metode chi square. Hasil: Hasil uji statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepatuhan pemberian tablet zink dengan kekambuhan diare. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan dari tingkat pengetahuan orang tua tentang diare dengan kepatuhan dalam pemberian zink. Tidak terdapat hubungan dari tingkat kepatuhan orang tua dalam pemberian zink dengan kekambuhan diare pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Narmada.