Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yangdisebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Indonesia merupakan salah satudari lima negara di dunia dengan kasus TB terbesar. Terapi Obat AntiTuberkulosis (OAT) yang diberikan tidak terlepas dari efek samping, salahsatunya hepatotoksisitas. Pemeriksaan laboratorium enzim transaminase meliputiSGOT dan SGPT akan menunjukkan kejadian hepatotoksisitas/kerusakan organhati. Tujuan: Mengetahui gambaran kadar enzim transaminase pada pasien TByang mendapat terapi OAT. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 21 orang pasien TB.Penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap data primer pasienTB di Unit Pengobatan Penyakit Paru-paru Provinsi Kalimantan Barat. Hasil:Terdapat 21 orang yang memenuhi kriteria penelitian selama penelitianberlangsung. Sebanyak 9 orang (43%) pasien TB menunjukkan peningkatan kadarenzim transaminase setelah mendapat terapi OAT, dan 12 orang (57%) pasien TBmemiliki kadar enzim transaminase yang normal setelah mendapat terapi OAT.TB paling banyak diderita oleh pasien laki-laki (67%). Kelompok usia 30-60tahun adalah yang paling banyak mengalami TB (52%). Lama konsumsi OATterbanyak ada pada fase lanjutan (52%). Malnutrisi adalah penyakit penyerta yangpaling banyak pada pasien TB yaitu sebanyak 8 orang. Kesimpulan: Peningkatankadar enzim transaminase terjadi pada 43% pasien TB yang mendapat terapiOAT.Kata kunci : Tuberkulosis, Obat Anti Tuberkulosis, Kadar Enzim Transaminase