Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Budaya Pop Barat Pada Desain Sampul Album Piringan Hitam Musik Pop Indonesia Era 1950an Dewanto, Inko Sakti
Jurnal Rekarupa Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.184 KB)

Abstract

Berdirinya perusahaan rekaman Irama di Jakarta pada tahun 1951, menjadi penanda awal eksistensi industri musik pop di Indonesia. Era 1950an merupakan dekade bersejarah, karena sebuah sistem telah terbentuk. Format musik rekaman dalam piringan hitamlah yang digunakan dalam fase awal industri ini. Lalu mulai muncul pula kesadaran desain yang turut terbentuk melalui desain sampul album musik. Namun, pada pola visual yang menjadi tren masih terdapat ciri dari gaya pop yang berkembang di barat. Musik serta budaya pop barat pada sejak era ini memang begitu kencang pengaruhnya ke berbagai penjuru dunia. Pendekatan historikal yang dipadukan dengan metode penelitian visual digunakan sebagai instrumen untuk membedah permasalahan tersebut. Tidak terlupa beberapa teori terkait mengenai budaya pop dipergunakan sebagai penguat argumentasi dalam penelitian ini. Hasilnya, ditemukan beberapa dinamika yang menjadi ciri/penanda gaya di era 1970an antara lain dinamika sosial, dinamika perkembangan, dinamika budaya, serta dinamika nilai-nilai. Keempat aspek tersebut distrukturkan dalam sebuah bagan sederhana pada bab simpulan penelitian ini.Kata kunci: desain sampul album musik, piringan hitam, budaya pop.ABSTRACTThe establishment of Irama Records in Jakarta (1951), became an early marker of the existence of pop music industry in Indonesia. The 1950s was a historical decade, because a system has been formed. The format of recorded music in the vinyl was used in the initial phase of this industry. From the physical form of such that recording format, it also emerge the awareness of design that also formed through music album cover design. However, there was still a hallmark of pop style that developed in the west on the visual trend. Since this era, music and western pop culture influence is so strong to the every inch parts of the world. Historical approach, combined with the visual research methods used as an instrument to dissect these problems. Some related theories about pop culture is also used as a reinforcing arguments. The researcher found some dynamics that characterize/mark the style in the 1970s, among others, social dynamics, dynamic development, cultural dynamics, and the dynamics of values. All those aspects are structured in a simple chart in the concluding chapter of this study.Keywords: music album cover design, vinyl, pop culture.
Peran Artbook dalam Penyebaran Trend Fashion Victorian Era (Studi Kasus: “1950’s Fashion”) Putri, Widi Triani; Dewanto, Inko Sakti
Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol. 2 No. 1 (2025): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/dkv.v2i1.3784

Abstract

Era Victoria terjadi pada tahun 1837-1901 pada masa pemerintahan Ratu Victoria di Inggris. Era Victoria merupakan masa keemasan bagi kerajaan Inggris di mana mereka mengalami kemajuan yang pesat pada industri, ilmu pengetahuan dan kekuasaan kolonial. Era Victoria sangat dikenal dengan cara berpakaiannya yang memandang tinggi nilai moral dan kelas sosial. Cara berpakaian kebangsaan ini pun mencerminkan kesopanan, dan kemandirian wanita. Seiring berjalannya waktu pada saat ini cara berpakaian mereka pun mulai berevolusi menjadi pakaian-pakaian trendi, nilai kesopanan dan kemandirian dalam berpakaian wanita pun mulai menghilang. Di sini lah peran media artbook sebagai penyebaran trend fashion untuk mengembalikan nilai moral yang ada dalam cara berpakaian di masa kerajaan Era Victorian. Art style yang digunakan dalam ilustrasi pada Era Victoria adalah Victorian Style yang memberikan efek menyenangkan mata. Victorian Style adalah gaya desain Inggris pada tahun 1837-1901. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan penggunaan media artbook sebagai penyebaran trend fashion untuk lebih dikenal masyarakat di Indonesia. Diharapkan penelitian ini dapat membantu masyarakat untuk dapat lebih terlihat fashionable namun tetap memaknai kesopanan dalam berpakaian.
HUMANISM PERSPECTIVE OF INDONESIAN POP MUSIC ALBUM COVERS IN THE 1980S ERA Dewanto, Inko Sakti
International Journal of Humanity Studies (IJHS) Vol 8, No 2 (2025): March 2025
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/ijhs.v8i2.9693

Abstract

This study investigates the visual representation of Indonesian pop musicians on album covers from the 1980s and examines how these visual artifacts reflect and reinforce deeper humanistic values. During this period, pop culture in Indonesia experienced a significant transformation, with musicians gaining popularity through their music and the symbolic construction of their public image, especially via album covers. These covers functioned as powerful cultural texts, shaping public perception, constructing idealized identities, and influencing the emotional and aspirational relationships between idols and their fans. Employing a qualitative approach grounded in the humanism perspective, the study used five ontological elements of humanism—the self-interpreting animal, purposeful agent, language animal, dialoguing animal, and embodied subject—as analytical tools to unpack the visual strategies employed in these album covers. These elements helped explain how musicians were portrayed as entertainers and as representations of human ideals and existential values. The analysis reveals that album covers fostered a form of idolization that aligned with humanistic desires for identity, purpose, and self-fulfillment. These visual narratives supported the cult of personality and embedded ideological meanings that continue to resonate in contemporary pop culture. This research contributes to the broader discourse on design, cultural identity, and humanist thought in contemporary Indonesian visual culture.