Saputri, Nur Jati Zahrah
Universitas Sebelas Maret

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI MIA 4 SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2015/2016 Saputri, Nur Jati Zahrah; Saputro, Agung Nugroho Catur; Haryono, Haryono
Jurnal Pendidikan Kimia Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.816 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial dan prestasi belajar siswa kelas XI MIA 4 SMA Negeri 1 Teras tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran Problem Solving pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pada setiap siklusnya terdapat empat tahapan yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 4 SMA Negeri 1 Teras tahun pelajaran 2015/2016. Sumber data adalah siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, angket, dan tes. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan interaksi sosial dan prestasi belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pada siklus I, persentase ketercapaian interaksi sosisal siswa sebesar 67% yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 93%. Persentase ketercapaian prestasi belajar untuk aspek pengetahuan pada siklus I mencapai 57% dan meningkat pada siklus II menjadi 77%, untuk aspek sikap persentase ketercapaian pada siklus I sebesar 82,5% dan meningkat pada siklus II menjadi 92,75%. Sedangkan untuk prestasi belajar aspek keterampilan hanya dilakukan pada siklus I karena seluruh siswa telah mencapai ketuntasan.