., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PELATIHAN KERAJINAN DI LAPAS KELAS 2B SINGARAJA ., Miyya Mutiasaphira Ansi; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.; ., Dr. I Nyoman Sila, M.Hum.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 9, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v9i3.23744

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) program pelatihan di Lapas Kelas 2B Singaraja, (2) proses pelatihan kerajinan di Lapas Kelas 2B Singaraja, (3) jenis produk kerajinan di Lapas Kelas 2B Singaraja. Subyek penelitian adalah warga binaan di Lapas Kelas 2B Singaraja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metoda pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Lapas Kelas 2B Singaraja telah menyediakan program pelatihan kerajinan yang berbahan dasar koran bekas dan berjalan secara rutin, guna memberikan pengalaman baru atau mengasah kemampuan warga binaan selama berada didalam Lapas, (2) Tidak ada mentor khusus dalam proses pelatihan kerajinan, sehingga warga binaan belajar secara otodidak dengan melihat, mencoba, dan juga dibantu para warga binaan yang lainnya jika ada kesulitan dalam proses pembuatan kerajinan. (3) jenis produk kerajinan yang dihasilkan warga binaan di Lapas Kelas 2B Singaraja antara : Bokor, Kotak Tissue, Sokasi, Miniatur Motor, dan Celengan.Kata Kunci : Pelatihan, Kerajinan. Lapas. This study aims to find out: (1) Training program in Singaraja Class 2B Prison, (2) the handcraft training process in Singaraja Class 2B Prison, (3) types of handicraft products in Singaraja Class 2B Prison. The subject of this study were inmates in Singaraja Class 2B Prison. Descriptive qualitative research design was used in this proposed study. Data collection methods used in this study were observation, interview, and documentation. The findings of the study revealed that (1) Singaraja Class 2B Prison has provided handcraft training programs that are made from used newspapers and has been run routinely, to provide new experiences or shape the abilities of the inmates while in prison. (2) There was no special mentor in the handcraft training process, so that the inmates learn by themselves through seeing, trying, and also assisted by other inmates if there were difficulties in the process of making handcrafts. (3) The types of craft products produced by the inmates resident in Singaraja Class 2B Prison are: Bokor, Tissue Box, Sokasi, Miniature Motorbike, and Piggy Bank.keyword : Training Program, Craft, Prison
MENGGAMBAR EKSPRESI BEBAS LUKIS KACA NAGASEPAHA PADA EKSTRAKURIKULER DI SMP N 3 SUKASADA ., Ketut Widiastra; ., Drs.Agus Sudarmawan, M.Si.; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 8, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.018 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v8i3.13635

Abstract

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan (1) penerapan metode ekspresi bebas lukis kaca Nagasepaha pada ekstrakurikuler di SMP N 3 Sukasada, (2) hasil belajar metode ekspresi bebas lukis kaca Nagasepaha pada ekstrakurikuler di SMP N 3 Sukasada. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: (1) penerapan metode ekspresi bebas lukis kaca Nagasepaha pada ekstrakurikuler di SMP N 3 Sukasada terdiri dari beberapa tahap pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memantapkan siswa-siswi ke tujuan yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Tahap pertama dalam pembelajaran diawali dengan pemberian gambaran umum oleh guru ke pada siswa-siswi mengenai metode ekspresi bebas seni lukis kaca Nagasepaha dan perlengkapan yang diperlukan dalam berkarya seni lukis kaca. Tahap selanjutnya diteruskan dengan pembelajaran praktek yang terdiri dari, pembuatan sketsa awal, pemindahan objek sketsa ke permukaan kaca, tahap pewarnaan, dan Finishing (sentuhan akhir pada karya). (2) Hasil belajar metode ekspresi bebas lukis kaca Nagasepaha pada ekstrakurikuler di SMP N 3 Sukasada ditunjukkan dari berbagai tema yang ditampilkan karya siswa-siswi. Meskipun guru telah memberikan kebebasan dalam menentukan tema, masih ada beberapa karya siswa-siswi yang menunjukkan objek pewayangan sekaligus menjadi ciri khas lukis kaca Nagasepaha. Tema dari karya lukis kaca siswa-siswi dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu, tema pewayangan dan tokoh mitologi, tema tokoh kartun (imajinatif), tema bunga, dan tema alam benda. Kata Kunci : lukis kaca, ekstrakurikuler This research was conducted based on qualitative descriptive approach, which aims to describe (1) the application of Nagasepaha glass- free expression method on extracurricular in SMP N 3 Sukasada, (2) the result of the study of Nagasepaha glass-free expression method on extracurricular in SMP N 3 Sukasada. The results obtained from this research are as follows: (1) the application of Nagasepaha glass-free expression method on extracurricular in SMP N 3 Sukasada consists of several learning stages. It aims to stabilize the students to the expected goals of the activity. The first stage of the lesson begins with giving the teacher an overview to the students about Nagasepaha's glass-free artistic expression method and the tools needed for painting glass. The next stage is continued with practical learning which consists of, initial sketching, sketch object transfer to the glass surface, staining stage, and Finishing (final touches to the work). (2) The result of Nagasepaha glass-free expression method study in extracurricular in SMP N 3 Sukasada is shown from various themes displayed by the students. Although the teacher has given freedom in determining the theme, there are still some works of students who show the puppet show as well as the hallmark of glass painting Nagasepaha. The themes of glass painting students are grouped into several types namely, puppet themes and mythological figures, themes, themes of cartoon characters (imaginative), themes of interest, and the theme of nature.keyword : glass painting, extracurricular
Proses Pengajaran Mosaik Di SMK Negeri 1 Sukasada ., PUTU DUDIK ARIAWAN; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.; ., Dr. I Ketut Sudita, M.Si
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.321 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v9i2.21509

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ditujukan untuk (1) Mendeskripsikan perencenaan pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada. (2) mendiskripsikan proses pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada.(3)Mengetahui hasil karya Mosaik siswa kelas XII Seni Murni di SMK Negeri 1 Sukasada. Pengumpulan data menggunakan meteode survey dengan empat teknik pengumpulan data yaitu: teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. Seluruh data yang diperoleh dengan metode observasi, metode wawancara, dan metode kepustakaan, disusun berdasarkan urutan masalah, yaitu : data kelas XII Seni Murni, latar belakang, proses perencanaan pembelajaran Mosaik, proses pengajaran serta kelebihan dan kekurangan pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada kemudian dianalisis dengan cara (1) Analisis Domain (Domain Analysis), (2) Analisis Taksonomi ( Taxsonomic Analysis). Tahapan terakhir setelah semua data terkumpul yaitu melakukan penyusunan hasil peneliti melalui guru pengajar produktif seni Murni yang mengajarkan materi praktik Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada. Penulisan penelitian ini berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan setelah melalui beberapa tahapan yakni observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data, dan diakhiri dengan menyusun penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif, sehingga diperoleh gambaran umum tentang perencanaan pengajaran, proses pengajaran serta hasil akhir karya siswa kelas XII Seni Murni di SMK Negeri 1 Sukasada. Perencanaan Pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 sukasada tentu saja dengan penyiapan beberapa hal penting dalam pembelajaran yaitu; Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Pembelajaran, Sumber belajar, evaluasi. Kemudian Proses Pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada dilakukan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tertera pada Rencana Relaksanaan Rembelajaran (RPP). Diawali dengan (1) pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan (2) Kegiatan Inti yang terdiri dari proses eklprorasi,elaborasi serta konfirmasi dan yang terakhir (3) penutupan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1)Perencanaan pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada dilakukan dengan mempersiapkan silabus sebagai rambu rambu untuk pelaksanaan semua materi bahasan bahan pembelajaran satu bidang studi, kemudian RPP sebagai panduan langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Selain itu guru juga menyiapkan media pembelajaran, sumber belajar dan evaluasi.(2) Proses pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada memiliki tiga tahapan yang pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari delapan kegiatan yang dilakukan selama 10 menit. Kedua kegiatan inti memiliki tiga bagian kegiatan yaitu eksplorasi, elaboeasi dan konfirmasi.tahap terakhir yaitu penutup yang memiliki tiga kegiatan dilakuan selama 30 menit.(3) Karya Mosaik siswa kelas XII SMK Negeri 1 Sukasada dari tujuh karya siswa hanya dua karya yang dapat digolongkan sebagai karya Mosaik. Dan lima karya dapat digolongkan sebagai karya Kolase. Kata Kunci : Proses Pengajaran, Mosaik, SMK Negeri 1 Sukasada. This research is a descriptive study with a qualitative approach. The study was aimed at (1) Describing the planning of Mosaic teaching at SMK Negeri 1 Sukasada. (2) describe the process of teaching Mosaics at SMK Negeri 1 Sukasada (3) Knowing the work of Mosaics of class XII Pure Arts students at SMK Negeri 1 Sukasada. Data collection uses survey method with four data collection techniques, namely: observation techniques, interview techniques, documentation techniques and library techniques. All data obtained by the method of observation, interview methods, and literature methods, are arranged based on the order of the problems, namely: class XII Fine Arts data, background, the mosaic learning planning process, the teaching process as well as the advantages and disadvantages of teaching Mosaics at SMK Negeri 1 Sukasada then analyzed by (1) Domain Analysis, (2) Taxonomic Analysis. The final stage after all data has been collected is the preparation of the results of researchers through the teaching of productive Pure Arts teachers who teach Mosaic practice materials at SMK Negeri 1 Sukasada. The writing of this research is based on the facts found in the field after going through several stages, namely observation, interviews, documentation, data analysis, and ending with compiling research using qualitative descriptive methods, so that a general description of teaching planning, teaching process and the final results of student work is obtained. class XII Fine Arts at SMK Negeri 1 Sukasada. Mosaic Teaching Planning in SMK Negeri 1 Sukasada of course by preparing several important things in learning, namely; Syllabus, Learning Implementation Plan (RPP), Learning Media, Learning Resources, evaluation. Then the Mosaic Teaching Process at Vocational High School 1 Sukasada is carried out in accordance with the steps of the learning activities that are stated in the Learning Implementation Plan (RPP). It starts with (1) introduction, then continues with (2) Core Activities which consist of exploration, elaboration and confirmation processes and finally (3) closing. The conclusions of this study are (1) Mosaic teaching planning at SMK Negeri 1 Sukasada is carried out by preparing a syllabus as signposts for the implementation of all subject matter learning material in one field of study, then RPP as a guide for steps in the learning process. In addition, the teacher also prepares learning media, learning resources and evaluations. (2) The teaching process of Mosaics at SMK Negeri 1 Sukasada has the first three stages namely introduction which consists of eight activities carried out for 10 minutes. The two core activities have three parts of activities namely exploration, elaboeation and confirmation. The last stage is the closing which has three activities carried out for 30 minutes. Mosaic works. And five works can be classified as Collage works. keyword : Teaching Process, Mosaic, SMK Negeri 1 Sukasada.
EKSISTENSI KOMUNITAS STREET ART DJAMUR DENPASAR ., I Nym Putra Purbawa; ., Dr. I Ketut Sudita, M.Si; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.225 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v8i1.13360

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: (1) Awal terbentuk komunitas Street Art Djamur Denpasar. (2) Jenis karya dan Tema karya komunitas Street Art Djamur Denpasar. (3) Pola komunikasi seniman dalam bekerja karya kolektif komunitas Street Art Djamur Denpasar. (4) Respon masyarakat terhadap karya Komunitas Street Art Djamur Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah komunitas Street Art Djamur. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (1) observasi, (2) wawancara,(3) dokumentasi, dan (4) kepustakaan. Instrumen yang digunakan adalah (1) instrumen observasi, instrumen wawancara, instrumen dokumentasi dan instrumen kepustakaan. Analisis data yang digunakan adalah analisa interaktif. Hasil penelitian ini adalah: (1) terbentuknya komunitas Street art Djamur Denpasar berawal dari kegelisahan dan kejenuhan sejumlah seniman muda pada medan sosial seni rupa yang saat itu terpusat pada galeri. (2) jenis karya yang dibuat meliputi mural, grafiti, stensil, wheate paste, dan instalasi. Kebanyakan yang dibuat karya mural. Tema yang diangkat biasanya yang sedang menjadi perbincangan di masysarakat. (3) pola kerjasama dimulai dari merundingkan tema, proses pembuatan desain, desain yang sudah jadi disaat di lapangan ada saja penambahan dari anggota. 4) respon masyarakat terhadap karya komunitas Street Art Djamur Denpasar dilihat dari kondisi mural yang sudah pudar tentu masyarakat tidak menyukai. Namun karya mural yang masih bagus masyarakat masih bisa menikmatinya.Kata Kunci : eksistensi, komunitas, street art This study aimed to gain information about: (1) history of Djamur street art community Denpasar, (2) types and themes of work produced by the community, (3) communication pattern of artists in working collectively, (4) response from society towards existence of the community. This is a kind descriptive qualitative research. The subject of the study is Djamur street art community Denpasar. The data were obtained through techniques namely, (1) observation, (2) interview, (3) documentation, and (4) library reseach. The instruments are observation sheet, interview guideline, documentation instrument, and library instrument. The data were analyzed using interactive analysis. The result of the study shows that, (1) the community is formed based on anxiety and boredom of youth artist towards gallery based fine, (2) types of the work are mural, grafiti, stencil, wheate paste, and installation. However mostly is mural. Themes of work are taken from society, (3) communication pattern is started by discussing the theme, designing, and improving work by other member, (4) society respects the well-designed mural but mostly dislike the mural which color is dull. keyword : existence, community , street art.
SISTEM PENURUNAN KETERAMPILAN SENI LUKIS WAYANG KAMASAN OLEH I NYOMAN MANDRA ., I B SHINDU PRASETYA; ., Drs.Agus Sudarmawan, M.Si.; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.368 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v9i1.17013

Abstract

SISTEM PENURUNAN KETERAMPILAN SENI LUKIS WAYANG KAMASAN OLEH I NYOMAN MANDRA Oleh Ida Bagus Shindu Prasetya, NIM 1412031025 Jurusan Pendidikan Seni Rupa ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) latar belakang murid I Nyoman Mandra dalam menimba keterampilan melukis wayang Kamasan, (2) tahapan-tahapan yang dikerjakan I Nyoman Mandra di dalam mengajarkan melukis wayang Kamasan pada muridnya, dan (3) hasil karya lukis para murid I Nyoman Mandra dalam pembelajaran melukis wayang Kamasan. Subjek dan objek penelitian ini adalah karya lukis I Nyoman Mandra sebagai referensi belajar murid-muridnya serta proses penurunan keterampilan seni lukis wayang Kamasan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi, dan (4) kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Hal yang melatarbelakangi murid-murid Nyoman Mandra untuk belajar melukis di Sanggarnya bukan hanya karena faktor ekonomi dan sekedar hobi, namun juga karena kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya yang sudah turun temurun. (2) Penurunan keterampilan melukis di sanggar Nyoman Mandra diawali dengan pemahaman tema untuk mengenal karakter dalam cerita pewayangan, dilanjutkan dengan pemahaman bentuk karakter wayang, seperti mata, hidung, mulut, kumis, wajah, hiasan gelung, telinga, sikap tangan, kaki, hiasan gelang tangan dan kaki, hiasan dada dan wastera sampai dengan hiasan-hiasan di luar tokoh wayang seperti hiasan bingkai, hiasan dalam ruang, hiasan batu-batuan dan hiasan pepohonan. Setelah itu diberikan pemahaman penempatan warna. (3) Hasil dari lukisan wayang Kamasan yang dibuat murid-murid dari sistem Aprentisip dan sistem Pewarisan memiliki tingkat kemiripan yang berbeda dengan hasil lukisan Nyoman Mandra, dimana hasil lukisan Wayang Kamasan dari anak-anak Nyoman Mandra lebih mendekati karya Nyoman Mandra sendiri dibandingkan dengan murid pada zaman dulu dan atau sekarang yang melalui sistem Aprentisip. Walaupun hasilnya berbeda, kedua sistem ini sama-sama memberi manfaat bagi para pebelajar antara lain mengembangkan sensitifitas, melatih kreativitas, membina sikap kecermatan, ketekunan, kerapian dan kerja sama. Selain itu, memupuk apresiasi terhadap hasil kerja keterampilan, memupuk bakat dan minat dalam keterampilan melukis Wayang Kamasan.Kata Kunci : wayang, kamasan THE INHERITANCE SYSTEM OF PAINTING SKILL OF KAMASAN PUPPET BY I NYOMAN MANDRA By Ida Bagus Shindu Prasetya, NIM 1412031025 Art Education Department ABSTRACT The objectives of this study were describing about (1) background of I Nyoman Mandra’s students in drawing on painting skill of Kamasan puppet, (2) the steps which were done by I Nyoman Mandra in teaching about painting Kamasan puppet to his students, and (3) the painting results by I Nyoman Mandra’s students in learning about painting Kamasan puppet. The subject and object of this study was the painting result by I Nyoman Mandra as a reference for his children to learn and the process of lowering painting skill of Kamasan puppet. This study was descriptive qualitative research. The methods of data collection in this study were used (1) observation, (2) interview, (3) documentation, and (4) literature. The result of this study showed that (1) it was the background for Mr. Mandra’s students to learn painting in his studio, not only because of economy factors and hobbies, but also the awareness of the importance of cultural preservation that has been declining for generations. (2) The lowering of painting skill in the Mr. Mandra’s studio was started with the understanding of themes to know the puppet’s characters, continued with the understanding of the shapes of the characters, such as eyes, nose, mouth, mustache, face, head ornament, ears, arms, legs, hands and legs ornaments, chest ornaments and another ornaments outside of the characters such as frame, decoration in room, rocks decoration, and trees decoration. Next was given the understanding of color placement. (3) The painting results from Kamasan puppet which were made by the students from Aprentisip system and inheritance system had similar level which was different with Mr. Mandra’s painting result where the painting of Kamasan puppet from his children were more closer to Mr. Mandra’s than Mr. Mandra’s students through Aprentisip system. Although the results were different, both systems gave benefits for learners such as developing sensitivity, training creativity, developing intelligence, perseverance, tolerance, and cooperation. On the other hand, it was fostering the appreciation of result of work skills and fostering talent and interest in painting Kamasan puppet.keyword : Puppet, Kamasan
KISAH KESENIMANAN RAKA SUWASTA DI DALAM PENJARA ., Dewa Made Johana; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.; ., Drs. I Gusti Ngurah Sura Ardana,M.Sn.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.356 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v8i2.13358

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) riwayat/perjalan berkesenian Raka Suwasta. (2) proses berkesenian Raka Suwasta dalam penjara (3) kisah yang tersimpan di balik karya-karya yang dihasilkan Raka Suwasta di dalam penjara. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (1) observasi, (2) wawancara,(3) dokumentasi, (4) life history, dan (5) kepustakaan. Instrumen yang digunakan adalah (1) instrumen observasi, instrumen wawancara, instrumen dokumentasi, instrumen life history dan instrumen kepustakaan. Analisis data yang digunakan adalah analisa interaktif. Hasil penelitian ini adalah: (1) riwayat kesenimanan Raka Suwasta yaitu Raka suwasta lahir di Denpasar tahun 1940, Raka Suwasta belajar melukis secara ototidak (2) Proses Berkesenian Raka Suwasta dalam penjara berawal dari tekanan batin yang beliau rasakan ketika menjalani masa tahanan pada tahun 1965, yang kemudian melahirkan ide berupa karya-karya yang bertemakan suasana di lingkungan penjara, karya-karya tesebut berupa sketsa yang menggunakan media pensil dan tinta di atas kertas (3) Kisah yang tersimpan di balik karya-karya yang dihasilkan Raka Suwasta di dalam penjara. (1) Potret sipir, (2) Impian Raka Suwasta (3) Kampung di luar lapas (4) Kehancuran (5) Potret Sudiana (6) Suasana di luar lapas, (7) Kak Lingkuh. Kata Kunci : kisah kesenimanan, penjara, raka suwasta This study aims to describe: (1) History / journey of art Raka Suwasta. (2) The Raka Suwasta Arts Process In Prison (3) The story kept behind the works produced by Raka Suwasta In Prison. Data collection in this research was done by technique (1) observation, (2) interview, (3) documentation, (4) life history, and (5) bibliography. The instruments used are (1) observation instruments, interview instruments, documentation instruments and literature instruments. Analysis of the data used is interactive analysis. The results of this research are: (1) History of Raka Suwasta Kesenimanan namely Raka suwasta born in Denpasar 1940, Raka Suwasta learned to paint muscularly (2) Raka Suwasta Arts Process In Prison originated from the inner pressure he felt when serving in prison in 1965 , which then gave birth to the idea of ​​works with the theme of atmosphere in the prison environment, the works tesebut in the form of sketches that use pencil and ink media on paper (3) The story is stored behind the works produced by Raka Suwasta In Prison. (1) Portrait of warden, (2) Raka Suwasta dream (3) Village outside prison (4) Destruction (5) Sudiana Portrait (6) Atmosphere outside prison, (7) Kak Lingkuh.keyword : stories of art, prisons, raka suwasta
Wayang Kulit Karya Putu Rekayasa di Desa Banjar Tegeha ., Ida Ayu Komang Sartika Dewi; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.; ., I Nyoman Rediasa, S.Sn, M,.Si.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.12 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v10i1.29315

Abstract

Artikel ini merupakan bagian dari penelitian “Wayang Kulit Karya Putu Rekayasa di Desa Banjar Tegeha”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur wayang kulit berdasarkan konsep tri angga serta bentuk visual yakni ornament hias pada wayang kulit hasil karya Putu Rekayasa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi, data reduction, data display, lalu conclution drawing. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa dokumentasi wayang kulit yang menarik untuk dibahas secara aspek kerupaannya yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga dari proses pengumpulan data, ada enam figur wayang kulit yang digunakan sebagai sampel penelitian. Yakni figur wayang kulit Dewa Wisnu Murka atau Wisnu Murti, Sugriwa, Punakawan Tonglang dan Kenyot, lalu Kayonan Pintu Paduraksa. Hasil penelitian berupa (1) Struktur wayang kulit karya Putu Rekayasa yang terbangun dari tiga pembagian dengan konsep kosmologi hindu yakni Tri Angga, unsur visual seperti garis, bidang, dan warna (2) Detail wayang kulit yang di tatah dengan motif bias membah serta beberapa motif lain yang membentuk atribut asesoris serta busana pada figur wayang kulit.Kata Kunci : wayang kulit, struktur wayang kulit, bentuk visual wayang kulit This Article is part of the research entitled “Shadow Puppet By Putu Rekayasa in Banjar Tegeha Village” This thesis is aimed to describe the structure of shadow puppet based on tri angga concept and also the visual form like decoration ornament on the shadow puppet created by Putu Rekayasa. The data was collected with observation, documentation, data reduction, data display, and conclution drawing technique. In this thesis, the collected data were the documentation of shadow puppet which is interesting to be discussed for its appearance aspect that suits the aim of this thesis. From the collection of the data process, there were 6 figures of shadow puppets that were used as the sample of the thesis. There were the shadow puppets of The God of Wisnu Murka or Wisnu Murti, Sugriwa, Punakawan Tonglang and Kenyot, and Kayonan Pintu Paduraksa. The results of this thesis were (1) the structure of Putu Rekayasa's shadow puppet which made of three partition with the concept of Tri Angga (Hinduism Cosmology), and there were visual element like lines, fields, and colors (2) shadow puppet details with bias membah pattern and some other patterns which made the accessories and fashion atribute for the shadow puppet.keyword : shadow puppet, shadow puppet figure structures, shadow puppet ornament details.