Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisa Tegangan Kerusakan pada Pin Hopper Nusa, M. N. Setia
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 8, No 1 (2014): MAJALAH ILMIAH PENGKAJIAN INDUSTRI
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1336.981 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v8i1.3644

Abstract

Hopper pada Stage Regenerator mengalami kerusakan berupa jatuh dan robek. Hal ini disebabkan karena lepasnya salah satu pin yang menjadi tumpuan hopper. Setelah diperiksa ternyata pin tersebut bengkok dan salah satu stoppernya lepas.Dilakukan penelitian dengan analisa tegangan menggunakan Finite Element Analysis (FEA) dengan menggunakan type elemen plat untuk memodelkan shell Hopper dan solid elemen untuk Pin. Analisa tegangan dilakukan pada model Hopper untuk menentukan beban yang bekerja pada Pin kemudian dilakukan FEA pin untuk menentukan tegangan yang terjadi pada pin. Hasil perhitungan: Rupture allowable stress/Sr untuk 100.000 jam operasi sebesar 3,2 ksi (2,24 kg/mm2). Karena tegangan yang terjadi pada pin disebabkan oleh bending maka tegangan yang terjadi harus lebih kecil dari 1,5 Sr = 3,36 kg/mm2, jadi dari FEA distribusi tegangan Pin yang dipakai harus diameter 70 mm.Kata kunci : Hopper, Pin bengkok, Jatuh, FEA, Pin 70 mm.AbstractHopper at the stage regenerator failed due to falling and break, after visual examination it is found that the pin is bent and a stopper goes out. It is then conducted stress analysis using Finite Element Analysis (FEA) by means of plate element mode to model the hopper cell and solid element of the pin stress analysis is conducted for modelling the hopper is to determine working load on the pin followed by FEA to determine stresses taking place on the pin the calculation result are: rupture allowable stress (SR) for 100.000 operation hours is 3.2 Ksi (2.24 kg/mm2). As stress on the pin is caused by bending, the stress should be lower than 1.5 SR or 3.36 kg/mm2, and from FEA stress distribution on the pin should use pin with 70 mm in diameter.Keywords : Hopper, Bend, Fall, FEA, Pin 70 mm
Kerusakan Pada Material Pipa Air Bersih Akibat General Corrosion Nusa, M. N. Setia
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 16 No. 2 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1890.988 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v16i2.3409

Abstract

Water pipe of 4.5” diameter and has been operated for 8 year having failure due to corrosion attack on its external and internal surface. It is conducted failure analysis to find out the cause of corrosion by having testing examination of visual fractography, metalography,, SEM EDAX, hardness and chemical composition. Testing and examination results show that the failure / corroded pipe has a for in of general corrosion on the external surface due to environment factor or ground factor arround the pipe and on the internal surface was influenced by excessive root weld creating protrude which then causing turbolens and deposite to accelerate corrosion attack.Pipa berdiameter 4.5” yang berfungsi mengalirkan air bersih dan telah beroperasi selama 8 tahun, terjadi kerusakan berbentuk korosi pada permukaan luar pipa dan permukaan dalam. Untuk itu dilakukan analisa kerusakan untuk mengetahui penyebab terjadinya korosi dengan pengujian dan pemeriksaan secara visual,Fractography, Metallography, SEM, EDAX, Uji Kekerasan dan Uji Komposisi Kimia. Hasil pemeriksaan dan pengujian pada pipa yang rusak / korosi berbentuk jenis general korosi pada permukaan luar pipa yang diakibatkan faktor lingkungan atau tanah disekitar pipa, sedangkan pada bagian dalam pipa dipengaruhi oleh adanya lelehan pengelasan yang kurang sempurna sehingga menimbulkan benjolan yang mengakibatkan aliran air didalam pipa tidak lancar sehingga terjadi turbolensi yang menimbulkan endapan dan mengakibatkan percepatan terjadinya korosi.Keywords: Pipe, environtment, turbolens, corrosion, failure
PENIPISAN PIPA KETEL AKIBAT ELEMEN KOROSIF AIR Nusa, M. N. Setia; ., Hernadi
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol. 16 No. 1 (2016)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.877 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v16i1.3287

Abstract

Inspection and testing is done to determine the metallurgical phenomena that occur on the boiler pipes that have been operating several years continuously at a temperature of 560 ° C. The study is also intended to determine the operational feasibility of the pipeline and to avoid undetected damage.Investigation of these pipes is also carried out in the laboratory with micro-structure analysis method, inspection crust, tensile test, bending test, hardness and thickness test.From the analysis of the microstructure, boiler pipes are in condition ferrite pearlite spheroidization with a crust that is thick and contains graphite. In addition, The pipes are attacked by uniform and pitting corrosion. The results of tensile and bending tests are still normal (standard). The hardness test results show significant values compared to the standard, as well as the thickness of the pipe thinning as a result of the corrosion process.AbstrakInspeksi dan pengujian dilakukan untuk mengetahui fenomena metalurgis yang terjadi terhadap pipa ketel uap yang sudah beroperasi beberapa tahun secara terus menerus pada suhu 560°C. Penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan operasional pipa tersebut dan untuk menghindari terjadinya kerusakan yang tidak terdeteksiInvestigasi pipa-pipa tersebut juga dilakukan di laboratorium dengan metode analisa struktur mikro, pemeriksaan kerak, uji tarik, uji bending, uji kekerasan dan ketebalan.Dari analisa struktur mikro, pipa ketel berada pada kondisi ferrit spheroidisasi perlit dengan lapisan kerak yang cukup tebal serta mengandung grafit. Selain itu juga terjadi serangan korosi merata dan korosi sumuran. Hasil uji tarik dan hasil uji bengkok masih normal (memenuhi standar). Hasil uji kekerasan terjadi penurunan nilai yang signifikan dibanding standar, demikian juga pada ketebalan pipa terjadi penipisan akibat dari adanya proses korosi.Keywords: Boiler pipe, spheroidization, corrosion, thinning.
PENIPISAN PIPA KETEL AKIBAT ELEMEN KOROSIF AIR Nusa, M. N. Setia; -, Hernadi
Material Komponen dan Konstruksi Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.877 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v15i2.3374

Abstract

Abstract Inspection and testing is done to determine the metallurgical phenomena that occur on the boiler pipes that have been operating several years continuously at a temperature of 560 ° C. The study is also intended to determine the operational feasibility of the pipeline and to avoid undetected damage. Investigation of these pipes is also carried out in the laboratory with micro-structure analysis method, inspection crust, tensile test, bending test, hardness and thickness test. From the analysis of the microstructure, boiler pipes are in condition ferrite pearlite spheroidization with a crust that is thick and contains graphite. In addition, The pipes are attacked by uniform and pitting corrosion. The results of tensile and bending tests are still normal (standard). The hardness test results show significant values compared to the standard, as well as the thickness of the pipe thinning as a result of the corrosion process. Inspeksi dan pengujian dilakukan untuk mengetahui fenomena metalurgis yang terjadi terhadap pipa ketel uap yang sudah beroperasi beberapa tahun secara terus menerus pada suhu 560°C. Penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan operasional pipa tersebut dan untuk menghindari terjadinya kerusakan yang tidak terdeteksi. Investigasi pipa-pipa tersebut juga dilakukan di laboratorium dengan metode analisa struktur mikro, pemeriksaan kerak, uji tarik, uji bending, uji kekerasan dan ketebalan. Dari analisa struktur mikro, pipa ketel berada pada kondisi ferrit spheroidisasi perlit dengan lapisan kerak yang cukup tebal serta mengandung grafit. Selain itu juga terjadi serangan korosi merata dan korosi sumuran. Hasil uji tarik dan hasil uji bengkok masih normal (memenuhi standar). Hasil uji kekerasan terjadi penurunan nilai yang signifikan dibanding standar, demikian juga pada ketebalan pipa terjadi penipisan akibat dari adanya proses korosi. Keywords: Boiler pipe, spheroidization, corrosion, thinning. 
Analisa Tegangan Kerusakan pada Pin Hopper Nusa, M. N. Setia
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol. 8 No. 1 (2014): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : Deputi TIRBR-BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1336.981 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v8i1.3644

Abstract

Hopper pada Stage Regenerator mengalami kerusakan berupa jatuh dan robek. Hal ini disebabkan karena lepasnya salah satu pin yang menjadi tumpuan hopper. Setelah diperiksa ternyata pin tersebut bengkok dan salah satu stoppernya lepas.Dilakukan penelitian dengan analisa tegangan menggunakan Finite Element Analysis (FEA) dengan menggunakan type elemen plat untuk memodelkan shell Hopper dan solid elemen untuk Pin. Analisa tegangan dilakukan pada model Hopper untuk menentukan beban yang bekerja pada Pin kemudian dilakukan FEA pin untuk menentukan tegangan yang terjadi pada pin. Hasil perhitungan: Rupture allowable stress/Sr untuk 100.000 jam operasi sebesar 3,2 ksi (2,24 kg/mm2). Karena tegangan yang terjadi pada pin disebabkan oleh bending maka tegangan yang terjadi harus lebih kecil dari 1,5 Sr = 3,36 kg/mm2, jadi dari FEA distribusi tegangan Pin yang dipakai harus diameter 70 mm.Kata kunci : Hopper, Pin bengkok, Jatuh, FEA, Pin 70 mm.AbstractHopper at the stage regenerator failed due to falling and break, after visual examination it is found that the pin is bent and a stopper goes out. It is then conducted stress analysis using Finite Element Analysis (FEA) by means of plate element mode to model the hopper cell and solid element of the pin stress analysis is conducted for modelling the hopper is to determine working load on the pin followed by FEA to determine stresses taking place on the pin the calculation result are: rupture allowable stress (SR) for 100.000 operation hours is 3.2 Ksi (2.24 kg/mm2). As stress on the pin is caused by bending, the stress should be lower than 1.5 SR or 3.36 kg/mm2, and from FEA stress distribution on the pin should use pin with 70 mm in diameter.Keywords : Hopper, Bend, Fall, FEA, Pin 70 mm
PENGARUH JACKETING PADA KELAYAKAN OPERASIONIL PROSES COLUMN DISTILASI = THE INFLUENCE OF JACKETING ON PROFICIENCY OF DESTILATION COULUMN PROCES Nusa, M. N. Setia
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 10, No 1 (2016): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.26 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v10i1.100

Abstract

Abstract A column distillation has been operated for 42 years , Leaking often happens in top of tray part. it has been repaired by jacketing and patching. Meantime there are still some leaks and damages happens in top tray. Some research and repair action were conducted to avoid the same problem in the future and to know the recent condition of the column using fractography examination, Metallography examination, hardness test, chemical composition analysis, thickness and pundit and the result will be deriving us to the caused of the failure and to the impact of the used of patching and jacketing on material. The research results reveal any corrosion and the elements that have been uneven jacketing conditions only at the top of the destilation column. AbstrakColumn distilasi telah beroperasi selama 42 tahun, beberapa kali mengalami kebocoran di dinding tray bagian atas dan setiap kali repair dilakukan dengan jacketing dan patching. Pada saat ini masih ditemukan ada beberapa kerusakan/kebocoran juga pada tray atas, untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk tindakan repair dan mengetahui kondisi terkini column melalui pemeriksaan fraktografi, metalografi, uji kekerasan, komposisi kimia, ketebalan dan pundit sehingga secara keseluruhan hasilnya dapat mengetahui penyebab kerusakan dan mengetahui pengaruh patching dan jacketing pada material. Hasil penelitian ditemukan adanya unsur korosi serta kondisi jacketing yang sudah merata pada bagian atas coulumn destilasi. 
PATAHNYA PEGAS ULIR KERETA API AKIBAT KELEBIHAN BEBAN = THE BREAKING OF TRAIN SPRING COIL CAUSED BY OVERWEIGHT Nusa, M. N. Setia
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 2 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.245 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i2.85

Abstract

AbstractAn investigation of a failure coil spring must be applied to the fracture as well the material, to find out the problem. Therefore some recommended action could be given to avoid a repitition of such damage. Some methodes of inspection should be performed such as visual observation, fractography, metallography, hardness test and chemical analysis.The result of investigation showed a fatigue fracture caused by high dynamic load wich is applied during service with a fracture below 5 %. A high cantilever bending tension at each end of the spring has occurred due to overload condition on main base plate wich rised deformation. There by the coil spring has broken. AbstrakPada pegas ulir yang mengalami kerusakan dilakukan pemeriksaan pada permukaan patah dan materialnya, dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan per koil tersebut dan mencari solusi agar kejadian tidak terulang pada masa yang akan datang. Untuk itu dilakukan pemeriksaan secara visual, fraktografi, metalografi, uji kekerasan dan uji komposisi kimia.Dari hasil pemeriksaan didapatkan temuan kerusakan dengan ciri-ciri patah lelah (fatique) mengalami patah lelah dengan tegangan dinamis yang tinggi dimana area patah lelahnya dibawah 5%. Terjadi tegangan tinggi berupa tegangan bending diujung per karena pelat penumpu mengalami beban berlebih sehingga terjadi deformasi yang memungkinkan terjadinya kondisi kantilever di ujung per tersebut sehingga per tidak kuat menahan beban dan patah. 
KERUSAKAN PADA MATERIAL BAUT PIN AKIBAT PATAH LELAH = CAUSE OF PIN BOLT FAILURE IS FATIQUE FRACTURE Nusa, M. N. Setia
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 9, No 3 (2015): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1287.368 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v9i3.2845

Abstract

Baut Pin atas pada klem sebagai koneksi ketiga kaki anjungan, yang berada didalam air laut mengalami kerusakan, patah dan terdapat korosi. Dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan baut tersebut dan mencari solusi agar kejadian tidak terulang pada masa yang akan datang. Untuk itu dilakukan pemeriksaan secara visual, fraktografi, metalografi, uji kekerasan dan uji komposisi kimia dan pemeriksaan SEM-EDS. Dari hasil pemeriksaan didapatkan struktur mikro baut pin berupa martensit temper dengan pengotor sulfit arah memanjang serta temuan kerusakan dengan ciri-ciri patah lelah yang ditandai dengan adanya beach marck dan radial fanlike. Beban yang diterima pada patah lelah I adalah reversed bending, dan pada patah lelah II menerima beban geser-geser dan reversed bending. Dengan demikian penyebab kerusakan baut pin adalah patah lelah oleh beban bending dan beban geser.