Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Kebutuhan Penambahan Kapal Perintis yang Melayani Daerah Banyuwangi Indriastiwi, Fitri
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 29 No. 2 (2017): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.743 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v29i2.297

Abstract

Kajian ini dimaksudkan untuk untuk menganalisis kebutuhan kapal perintis yang melayani daerah Banyuwangi. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pembobotan pada kriteriakriteria yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan kapal perintis yaitu lama round voyage, frekuensi, jumlah penumpang, dan barang serta daerah hinterland yang belum terlayani. Jika ditinjau dari lama satu round voyage yaitu 14 hari, maka trayek yang ada saat ini yang melayani masih dirasakan cukup. Idealnya trayek maksimal memiliki lama satu round voyage selama 14 hari. Jika ditinjau dari frekuensi maka untuk pelabuhan Tanjung wangi didatangi kapal perintis sebanyak 52 kali. Sedangkan daerah di sekitarnya didatangi berkisar 78 hari, 104 hari atau 182 hari. Pada beberapa pelabuhan singgah frekuensi kunjungan kapal perintis memang masih perlu ditingkatkan, namun dengan cara melakukan re-routing dari trayek yang sudah ada, tidak diperlukan penambahan trayek dalam waktu dekat. Jika ditinjau dari pulau-pulau kecil berpenghuni yang ada di Jawa Timur, masih banyak pulau yang belum di layani oleh perintis. Jika ingin melayani daerah-daerah yang belum terlayani tentunya idealnya diperlukan penambahan kapal perintis. Namun untuk menentukan pulau atau daerah yang belum terlayani maka diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai potensi dari masing-masing pulau serta tingkat kepentingannya untuk dilayari dengan kapal perintis. Jika dilihat dari jumlah penumpang dan barang, untuk penumpang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami kenaikan sedangkan untuk barang menagalami fluktutatif. Namun keberadaan kapal perintis di wilayah Banyuwangi dirasakan masih penting bagi masyarakat lokal.
PENINGKATAN KONEKTIVITAS ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENGGUNAKAN ANGKUTAN LAUT DAN PENYEBERANGAN Indriastiwi, Fitri
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i3.1424

Abstract

Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi upaya peningkatan konektivitas transportasi laut/penyeberangan antar kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan metode analisis aksesibilitas dan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa . Skenario menghubungkan Kota Mataram dengan Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Lombok Tengah dengan dengan Kabupaten Sumbawa menghasilkan nilai konektivitas tertinggi yaitu sebesar 652. Namun Alternatif lain adalah menghubungkan antara Kabupaten Lombok Barat dengan Kabupaten Sumbawa atau kabupaten Sumbawa Barat. Skenario tersebut menghasilkan nilai konektivitas sebesar 600.
IDENTIFIKASI FASILITAS 24 PELABUHAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS CLUSTER DAN ANALYSIS HIERARCHY PROCCESS INDRIASTIWI, FITRI
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v19i1.322

Abstract

Kajian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pelabuhan yang memiliki fasilitas dan peralatan yang paling baik. Analisis menggunakan analisis cluster dan AHP. Dari pembagian cluster atau kelompok untuk beberapa variabel yaitu panjang alur, Kedalaman alur, luas kolam pelabuhan, Kedalaman kolam maksimum, panjang dermaga, kedalaman dermaga, luas gudang. Pelabuhan yang dianalisis adalah 24 pelabuhan yang akan direncanakan untuk melayani pergerakan tol laut. Menurut data dari Ditjen Perhubungan laut maka ke-24 pelabuhan tersebut adalah: Malahayati, Belawan, Batam (batu ampar) Jambi, Boom Baru, Teluk Bayur, Panjang, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Kupang, Bitung, Pantoloan, Makassar, Bau-bau, Ternate, Ambon, Sorong, Jayapura, Merauke. Dari hasil analisis cluster rata-rata terbagi menjadi 3 kelompok, hanya variabel kedalaman dermaga yang terbagi menjadi 4 kelompok. Hasil dari AHP menunjukkan Pelabuhan yang memiliki bobot yang paling tinggi adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Makassar, dan Batam. Pelabuhan tersebut menempati posisi lima teratas yang memiliki bobot paling besar. Kelima pelabuhan tersebut untuk kondisi saat ini sudah merupakan pelabuhan yang memiliki kedalaman alur laut, luas kolam,kedalaman kolam maks, Panjang Dermaga, Kedalaman Dermaga, Luas Gudang, Luas Lapangan Penumpukan, serta Luas Container yard yang paling baik dari 24 pelabuhan yang dianalisis.
PENGARUH PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BONGKAR MUAT BARANG TERHADAP TURN ROUND TIME (TRT) KAPAL DI PELABUHAN GRESIK Indriastiwi, Fitri
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 4 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i4.36

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh peningkatan produktivitas bongkar muat terhadap penurunan Turn Round Time (TRT) kapal pelabuhan Gresik. Analisis yang digunakan adalah deskriptif dan simulasi perhitungan kinerja, serta produktivitas bongkar muat (B/M). Hasil perhitungan didapatkan untuk kemasan curah kering, kenaikan produktivitas B/M 10% akan menurunkan TRT 2 - 3%. Untuk kemasan general cargo, kenaikan produktivitas akan menurunkan TRT 1-1,7%. Untuk curah cair, lebih kecil dari jenis kemasan general cargo dan setiap kenaikan produktivitas curah kering sebesar 10% akan menurunkan TRT 0,3-1,6%. Peningkatan produktivitas B/M dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan tenaga kerja dan kualitas alat B/M. Selain upaya peningkatan produktivitas, WT perlu disesuaikan dengan standar kinerja pelabuhan agar penurunan TRT kapal di pelabuhan bisa semakin besar, di antaranya dengan meningkatkan kesiapan operator pelabuhan, manajemen operasional stakeholder terkait di pelabuhan.
Pemodelan Pergerakan Penumpang di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok Indriastiwi, Fitri; Yuliani, Apri; Pramita, Dienda R
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 27 No. 6 (2015): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v27i6.858

Abstract

Kajian ini dimaksudkan untuk membuat pemodelan pergerakan penumpang dari masuk ke terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan software Viswalk. Analisis kajian ini adalah pedestrian simulation menggunakan software viswalk. Dari hasil analisis untuk kondisi base model dibandingkan dengan kondisi skenario perbaikan yaitu mengoptimalkan jumlah pintu yang ada pada area keluar dariterminal penumpang menuju ke kapal serta menambah jumlah pintu masuk ke termial peumpang dengan konsekuensi menambah jumlah x-ray. Dengan menambah jumlah pintu maka kepadatan penumpang saat masuk terminal penumpang dan keluar terminal penumpang untuk menuju ke kapal menjadi lebih berkurang. Dari hasil simulasi didapatkan travel time rata-rata berkurang menjadi 255.92 detik dari sebelumnya 318 detik setelah dilakukan scenario perbaikan. Untuk density average yang tertinggi pada area measurement 3 yaitu area di tangga yaitu sebanyak 4.67 ped/m2 berkurang dari density average sebelumnya yaitu 6.92 ped/m2 namun masih berada pada LOS F dengan hampir semua orang di dalam antrian berdiri dengan kontak fisik langsung dengan orang lain; kepadatan sangat tidak nyaman, tidak ada gerakan yang mungkin dalam antrian, potensi untuk mendorong dan panik ada. density average pada area measurement 4 yaitu area ketika akan naik tangga, memiliki density average sebesar 1.44 ped/m2 berkurang dari sebelumnya 1.76 ped/m2 dan memiliki LOS E yang berarti Berdiri dengan kontak fisik dengan orang lain tidak dapat dihindari; sirkulasi dalam antrian tidak mungkin; mengantri di kepadatan ini hanya dapat dipertahankan untuk waktu yang singkat tanpa ketidaknyamanan serius. Area measurement 1 yaitu area sebelum pintu masuk terminal penumpang memiliki density average sebesar 0.67 ped/ m2 berkurang dari density average sebelumnya adalah 0.78 ped/m2 memiliki LOS C pada area tersebut berdiri dan sirkulasi terbatas melalui daerah antrian mengganggu orang lain; kepadatan berada dalamkisaran kenyamanan pribadi. Sedangkan Area measurement 2 dan 5 memiliki density average adalah 0.2 ped/m2, berkurang dari density average adalah 0.03 ped/m2 dan 0.04 ped/m2 dengan LOS A dengan kondisi berdiri dan sirkulasi bebas melalui daerah antrian tanpa mengganggu orang lain dalam antrian.Kata kunci: pemodelan, pergerakan penumpang, pedestrian simulation.
Kajian Kebutuhan Penambahan Kapal Perintis yang Melayani Daerah Banyuwangi Indriastiwi, Fitri
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 29 No. 2 (2017): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v29i2.297

Abstract

Kajian ini dimaksudkan untuk untuk menganalisis kebutuhan kapal perintis yang melayani daerah Banyuwangi. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pembobotan pada kriteriakriteria yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan kapal perintis yaitu lama round voyage, frekuensi, jumlah penumpang, dan barang serta daerah hinterland yang belum terlayani. Jika ditinjau dari lama satu round voyage yaitu 14 hari, maka trayek yang ada saat ini yang melayani masih dirasakan cukup. Idealnya trayek maksimal memiliki lama satu round voyage selama 14 hari. Jika ditinjau dari frekuensi maka untuk pelabuhan Tanjung wangi didatangi kapal perintis sebanyak 52 kali. Sedangkan daerah di sekitarnya didatangi berkisar 78 hari, 104 hari atau 182 hari. Pada beberapa pelabuhan singgah frekuensi kunjungan kapal perintis memang masih perlu ditingkatkan, namun dengan cara melakukan re-routing dari trayek yang sudah ada, tidak diperlukan penambahan trayek dalam waktu dekat. Jika ditinjau dari pulau-pulau kecil berpenghuni yang ada di Jawa Timur, masih banyak pulau yang belum di layani oleh perintis. Jika ingin melayani daerah-daerah yang belum terlayani tentunya idealnya diperlukan penambahan kapal perintis. Namun untuk menentukan pulau atau daerah yang belum terlayani maka diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai potensi dari masing-masing pulau serta tingkat kepentingannya untuk dilayari dengan kapal perintis. Jika dilihat dari jumlah penumpang dan barang, untuk penumpang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami kenaikan sedangkan untuk barang menagalami fluktutatif. Namun keberadaan kapal perintis di wilayah Banyuwangi dirasakan masih penting bagi masyarakat lokal.
Pemodelan Pergerakan Penumpang di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok Indriastiwi, Fitri; Yuliani, Apri; Pramita, Dienda R
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 27 No. 6 (2015): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v27i6.858

Abstract

Kajian ini dimaksudkan untuk membuat pemodelan pergerakan penumpang dari masuk ke terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan software Viswalk. Analisis kajian ini adalah pedestrian simulation menggunakan software viswalk. Dari hasil analisis untuk kondisi base model dibandingkan dengan kondisi skenario perbaikan yaitu mengoptimalkan jumlah pintu yang ada pada area keluar dariterminal penumpang menuju ke kapal serta menambah jumlah pintu masuk ke termial peumpang dengan konsekuensi menambah jumlah x-ray. Dengan menambah jumlah pintu maka kepadatan penumpang saat masuk terminal penumpang dan keluar terminal penumpang untuk menuju ke kapal menjadi lebih berkurang. Dari hasil simulasi didapatkan travel time rata-rata berkurang menjadi 255.92 detik dari sebelumnya 318 detik setelah dilakukan scenario perbaikan. Untuk density average yang tertinggi pada area measurement 3 yaitu area di tangga yaitu sebanyak 4.67 ped/m2 berkurang dari density average sebelumnya yaitu 6.92 ped/m2 namun masih berada pada LOS F dengan hampir semua orang di dalam antrian berdiri dengan kontak fisik langsung dengan orang lain; kepadatan sangat tidak nyaman, tidak ada gerakan yang mungkin dalam antrian, potensi untuk mendorong dan panik ada. density average pada area measurement 4 yaitu area ketika akan naik tangga, memiliki density average sebesar 1.44 ped/m2 berkurang dari sebelumnya 1.76 ped/m2 dan memiliki LOS E yang berarti Berdiri dengan kontak fisik dengan orang lain tidak dapat dihindari; sirkulasi dalam antrian tidak mungkin; mengantri di kepadatan ini hanya dapat dipertahankan untuk waktu yang singkat tanpa ketidaknyamanan serius. Area measurement 1 yaitu area sebelum pintu masuk terminal penumpang memiliki density average sebesar 0.67 ped/ m2 berkurang dari density average sebelumnya adalah 0.78 ped/m2 memiliki LOS C pada area tersebut berdiri dan sirkulasi terbatas melalui daerah antrian mengganggu orang lain; kepadatan berada dalamkisaran kenyamanan pribadi. Sedangkan Area measurement 2 dan 5 memiliki density average adalah 0.2 ped/m2, berkurang dari density average adalah 0.03 ped/m2 dan 0.04 ped/m2 dengan LOS A dengan kondisi berdiri dan sirkulasi bebas melalui daerah antrian tanpa mengganggu orang lain dalam antrian.Kata kunci: pemodelan, pergerakan penumpang, pedestrian simulation.