Suryaningsi, Tini
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MODAL SOSIAL MASYARAKAT MULTIETNIK DI BERINGIN JAYA Suryaningsi, Tini
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.997 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v10i1.42

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang modal sosial masyarakat multietnik di Desa Beringin Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberagaman bukan menjadi penghalang bagi masyarakat untuk berhubungan baik satu dengan yang lain. Untuk menciptakan keharmonisan dalam masyarakat, dibutuhkan sebuah modal yang bersifat sosial dalam rangka menetralisasi risiko terjadinya konflik karena perbedaan yang ada. Modal sosial menjadi sarana menjalin hubungan; meredam ego dan kepentingan pribadi atau golongan; dan menyatukan perbedaan, sehingga keberagaman dalam suatu lingkungan masyarakat terjalin harmonis. Adanya kesepakatan bersama menjadi modal dalam berinteraksi di masyarakat. Modal tersebut merupakan sebuah jaminan untuk kelanggengan kehidupan yang multietnik agar senantiasa terjaga keharmonisan dalam keberagaman. Perbedaan itu bersifat sensitif dan diharapkan modal sosial menjadi kekuatan persatuan dalam masyarakat.
PERAN GANDA ISTRI NELAYAN DALAM KELUARGA DI SUMPANG BINANGAE, KABUPATEN BARRU Suryaningsi, Tini
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/wjsb.v9i1.31

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang peran istri nelayan dalam sektor domestik dan publik. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri nelayan menjalankan dua peran sekaligus dalam kehidupan sehari-harinya. Peran ganda tersebut adalah mengurus rumah tangganya dan membantu suami dalam berusaha untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Peran istri dalam keluarga adalah mengurus segala kebutuhan sehari-hari suami dan anak-anaknya, sedangkan di sektor publik, istri nelayan bekerja secara nonformal sesuai dengan kemampuannya. Walaupun menjalankan dua peran sekaligus, istri nelayan melakukannya dengan ikhlas demi keluarga dan menghadapi situasi ekonomi sederhana. Dengan menjalankan peran ganda tersebut, setidaknya ada bantuan dana untuk kebutuhan yang tidak terduga.
FALIA DALAM SISTEM PERLADANGAN ORANG MUNA Suryaningsi, Tini
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/wjsb.v8i2.128

Abstract

Kajian ini bertujuan mengungkapkan persepsi tentang falia dan praktik perladangan masyarakat Muna. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, pengamatan, dan wawancara mendalam dengan informan. Hasil kajian menunjukkan bahwa falia dalam kehidupan masyarakat Muna harus ditaati oleh para petani beserta keluarganya karena sangat berhubungan dengan keberhasilan dalam perladangan. Falia berlaku sebagai bentuk aturan berupa pantang-larang selama berladang hingga selesai dilaksanakan ritual kaago-ago. Setiap tindakan harus disadari bahwa ada perbuatan yang tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan tanaman mendapat gangguan dari hewan-hewan liar dan hama penyakit, bahkan anggota keluarga dapat terserang penyakit yang susah untuk disembuhkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa falia dipercaya memiliki kuasa bersifat magis terhadap tanaman perladangan orang Muna. Adapun fungsi falia dalam kehidupan masyarakat Muna adalah mengontrol tindakan manusia sebagai pengelola alam agar tetap menjaga lingkungan dengan baik serta menjaga hubungan manusia dengan sesama dan makhluk gaib sebagai penguasa alam.
POLA PERMUKIMAN NELAYAN UNTIA DI KOTA MAKASSAR Suryaningsi, Tini
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/wjsb.v7i1.94

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pola permukiman masyarakat nelayan yang berada di Kota Makassar. Nelayan Untia merupakan nelayan yang berasal dari Pulau Laelae yang direlokasi ke daerah Untiadi Kecamatan Biringkanaya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara, pengamatan langsung, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola permukiman nelayan untia berbentuk kelompok perumahan yang terpisahkan oleh jalan kecil dan kanal. Kanal berfungsi sebagai arus mobilitas nelayan dari atau ke laut. Model perumahan saat ini sudah banyak mengalami perubahan terutama dengan adanya penambahan dinding di bagian kolong rumah karena aktivitas rumah tangga lebih banyak dilakukan di area bawah dan sebagai sarana interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar. Kendala yang dihadapi nelayan Untia yaitu jalan menuju ke pantai berlumpur sehingga menyulitkan bagi nelayan untuk mendorong perahu mereka. Masyarakat Untia beradaptasi dengan lingkungan baru mereka dengan cara memanfaatkan lingkungan darat dengan alternatif pekerjaan yang bisa menambah ekonomi keluarga.
MARITIME TRADE IN MAKASSAR IN THE XVI-XVII CENTURY Sritimuryati, Sritimuryati; Suryaningsi, Tini
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/wjsb.v12i2.232

Abstract

This study aimed to describe the maritime trade in the half of XVI and XVII centuries. The method used was the historical method, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Based on the study, it was found that Makassar traders played a central role in the archipelago maritime trade. The fall of Malacca Strait made Makassar as a new trading port that allowed the Makassar traders in a higher mobility. Makassar got a significant change as a trading center in the XVI century, previously in the XV century before becoming a trading center. Makassar traders established trade relations with foreign traders from Europe, China, India, and Arabic. The commodities traded were spices, textiles, and porcelain. The free trade policy at Makassar Port was a determining factor for the success of Makassar in attracting foreign traders to do their trading activities at Makassar Port.Â