Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Personal Hygiene, Dan Status Gizi dengan Kejadian Skabies Pada Anak Remaja di Panti Asuhan Nurul Jannah NW Ampenan dan Panti Asuhan Dharma Laksana Hindu Dharmawan, I Gede Kevin; Mirah Wulandari, Made Ayu; Rozikin, Rozikin; Aisyah, Icha
Action Research Literate Vol. 7 No. 12 (2023): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v7i12.229

Abstract

Skabies sering terjadi pada sekelompok orang yang tinggal bersama pada lingkungan dengan sanitasi buruk, terutama di daerah kumuh, pada kaum marginal seperti penghuni panti asuhan, penghuni penjara dan penghuni pondok pesantren. Penyakit ini paling tinggi terjadi di negara-negara tropis yang merupakan negara endemik penyakit Skabies. Apabila penyakit skabies ini tidak segera ditangani dengan baik, maka penyakit skabies akan mengakibatkan komplikasi berupa Impetigo dengan lesi (eritema, furunkulosis atau selulitis), Insomnia, dan infeksi sekunder (pioderma). Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan Nurul Jannah Nw dan Panti Asuhan Dharma Laksana, Kota Mataram. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi-square. Batas nilai signifikansi adalah p-value <0,05. Hasil penelitian ini karakteristik responden sebagian besar didominasi oleh anak remaja usia 13-14 tahun, jenis kelamin laki-laki dan pendidikan SMP. Pada analisis bivariat didapatkan hasil masing-masing variabel (p-value <0,05) dengan nilai hubungan tingkat pengetahuan dengan skabies (0,0001), hubungan personal hygiene dengan skabies (0,0001), hubungan status gizi dengan skabies (0,0001), Untuk hasil analisis uji korelasi personal hygiene dengan skabies menggunakan Rank Spearman didapatkan kekuatan korelasi yang kuat, dengan nilai 0,590. Sedangkan untuk hasil analisis uji korelasi status gizi dengan skabies menggunakan Rank Spearman didapatkan kekuatan korelasi yang cukup, dengan nilai 0,508. Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, personal hygiene, dan status gizi terhadap skabies pada Anak Remaja di Panti Asuhan Nurul Jannah Nw Ampenan dan Panti Asuhan Dharma Laksana
Effect of Activator Type on Activated Carbon Characters from Teak Wood and The Bleaching Test for Waste Cooking Oil Sriatun, Sriatun; Herawati, Shabrina; Aisyah, Icha
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Vol 15, No 2 (2020): Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan (December, 2020)
Publisher : Chemical Engineering Department, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23955/rkl.v15i2.14788

Abstract

The starting material for activated carbon was biomass from teak woodcutting, which consists of 47.5% cellulose, 14.4% hemicellulose, and 29.9% lignin. The surface area and iodine number of activated carbons are the factors determining the adsorption ability. This study aims to determine the effect of the activator type on activated carbon characters and test the absorption ability for waste cooking oil. The synthesis stages include carbonization, chemical activation, and then physics activation. The activation process consists of two steps. Firstly, the chemical activation via adding H2SO4, and H3PO4 at room temperature for 24 hours, the second, physical activation by heating at various temperatures of 300, 400, and 500 C for two hours. The characterizations of activated carbon include water content, ash content, iodine number, functional groups, and surface area. Furthermore, the activated carbon was used as an adsorbent for waste cooking oil for 60 minutes at 100 C with a stirring of 500 rpm. The results were analyzed using UV-Vis spectrophotometry at a maximum wavelength of 403 nm. The iodine numbers of activated carbon ranged 481.1-1211.4 mg/g and 494.8-1204 mg/g for H3PO4 and H2SO4, respectively.Activated carbon with H3PO4 of 15% and an activation temperature of 400 C has the highest surface area of 445.30 m2/g. The H2SO4 dan H3PO4 activators can be used to improve the quality of activated carbon in absorbing dyes in waste cooking oil, where the optimum concentration is 10-15% (v/v). The H3PO4 activator tends to produce a higher bleaching percentage than H2SO4.