Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Induksi Kalus dan Bulblet serta Regenerasi Tanaman Lili Varietas Sorbon dari Tangkai Sari Bunga Kurniati, R; Purwito, A; Wattimena, G A; Marwoto, Budi; Supenti, Supenti
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 4 (2012): Desember 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v22n4.2012.p303-308

Abstract

Perbanyakan lili umumnya dilakukan secara vegetatif melalui teknik konvensional menggunakan umbi. Kemampuan totipotensi tanaman memungkinkan setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk perbanyakan tanaman, termasuk tangkai sari bunga. Tujuan penelitian ialah mendapatkan protokol perbanyakan lili menggunakan tangkai sari bunga sebagai eksplan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas, dari Bulan Februari sampai dengan Oktober 2011. Tangkai sari diinduksi membentuk kalus pada beberapa media perlakuan yang mengandung TDZ 0,1-0,4 mg/l, kinetin 0,1-0,4 mg/l, dan 2,4-D 0,05 mg/l. Selanjutnya kalus diregenerasikan menjadi planlet. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 12 perlakuan media induksi kalus dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati ialah waktu inisiasi kalus, bobot basah kalus,  jumlah umbi yang terbentuk, serta jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media M1-K (MS + TDZ 0,1 mg/l + 2,4-D 0,05 mg/l + kinetin 0,1 mg/l) merupakan media terbaik untuk mendapatkan waktu inisiasi kalus lebih awal dibanding media yang lain. Bobot basah kalus tertinggi diperoleh pada media M3-K (MS + TDZ 0,2 mg/l + 2,4-D 0,05 mg/l + kinetin 0,3 mg/l). Jumlah daun dan jumlah umbi mini tidak berbeda nyata pada media perlakuan yang diuji.
PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (P.cichorii) (Swingle 1925) (STAPP 1928) PADA TANAMAN KRISAN (D.grandiflora Tzvelev) DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI INDONESIA/Bacterial Leaf Blight Disease (Swingle 1925) (STAPP 1928) in Chrysanthemum and Its Control in Indonesia Hanudin, Hanudin; Sanjaya, Lia; Marwoto, Budi
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 39, No 2 (2020): Desember, 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v39n2.2020.p105-116

Abstract

Bacterial leaf blight caused by Pseudomonas cichorii is a major disease in chrysanthemum plants almost all over the world. In Indonesia, this pathogen can cause damage to chrysanthemum 10- 60%. Bacteria spread from one plant to another through water droplets from modern irrigation networks as well as conventional irrigation. P. cichorii is a polyphagic pathogen, which infects succulents and others across continents with varying incidence. Symptoms of transmission of this pathogen in each type of plant are always different, and effective control methods have not been found. This article discusses the virulence of pathogens, the incidence of transmission, and recommendations for controlling bacterial leaf blight on chrysanthemums in Indonesia. A search of various references from within and outside the country shows that P. cichorii can be controlled by combining several methods, namely (a) the use of tolerant varieties (Puspita Nusantara, Puspa Kania, Dwina Kencana, Dwina Pelangi, Pasopati, Paras Ratu, and Wastu Kania), (b) technical culture (extracting infected leaves and watering in the morning), and (c) application of synthetic chemical bactericides with active ingredients of hydrogen peroxide and peroxyacetic acid, or biopesticides with active bacterial isolates of the antagonistic bacteria Bacillus subtilis MI600, and B. amyloliquefaciens IN937, and combination of P. fluorescens Pf Irana with Pf Slada-2.Keywords: Chrysanthemum, P. chicorii, bacterial leaf blight disease, epidemiology, control AbstrakHawar daun bakteri yang disebabkan oleh Pseudomonas cichorii merupakan penyakit utama pada tanaman krisan hampir di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia, patogen ini dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman krisan 10-60%. Bakteri menyebar dari satu tanaman ke tanaman lain melalui tetesan air dari jaringan irigasi modern maupun penyiraman konvensional. P. cichorii merupakan patogen yang bersifat polifag, yang menginfeksi tanaman sukulen dan lainnya di seluruh benua dengan insidensi bervariasi. Gejala penularan patogen ini pada setiap jenis tanaman selalu berbeda, dan belum ditemukan metode pengendalian yang efektif. Artikel ini membahas virulenitas patogen, insidensi penularan, dan rekomendasi pengendalian hawar daun bakteri pada tanaman krisan di Indonesia. Penelusuran dari berbagai referensi dari dalam dan luar negeri menunjukkan P. cichorii dapat dikendalikan dengan memadukan beberapa metode, yaitu (a) penggunaan varietas toleran (Puspita Nusantara, Puspa Kania, Dwina Kencana, Dwina Pelangi, Pasopati, Paras Ratu, dan Wastu Kania), (b) kultur teknis (perompesan daun terinfeksi dan penyiraman pada pagi hari), serta (c) aplikasi bakterisida kimia sintetik berbahan aktif hydrogen peroxide dan peroxyacetic acid, atau biopestisida berbahan aktif isolat bakteri antagonis Bacillus subtilis MI600, dan B. amyloliquefaciens IN937, serta kombinasi P. fluorescens Pf Irana dengan Pf Slada-2.Kata kunci: Krisan, P. chicorii, bakteri hawar daun, epidemiologi, pengendalian.
Pembentukan Populasi Dasar Krisan (Dendranthema grandiflora Tzelev) untuk Materi Induksi Mutasi Kimia [Population Formation of Chrysanthemum (Dendranthema grandiflora Tzelev) as Materials for Induced Mutation using Chemical Mutagen] Suryawati, nFN; Aisyah, Syarifah Iis; Marwoto, Budi; Kurniati, Ridho
Jurnal Hortikultura Vol 31, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v31n2.2021.p137-146

Abstract

Induksi mutasi dapat dilakukan pada beberapa materi tanaman. Jenis materi tanaman menentukan keberhasilan terbentuknya mutan. Keberhasilan in vitro mutagenesis dipengaruhi oleh stadia tumbuh bahan tanam yang digunakan selama peroses mutagenesis. Mutagenesis dalam bentuk kalus berpotensi mendapatkan mutan solid. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kalus sebagai materi untuk induksi mutasi kimia serta media produksi kalus terbaik secara in vitro. Bahan yang digunakan yaitu daun plantlet krisan varietas Reagent Pink dan Jaguar Pink. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas tujuh kombinasi perlakuan media dasar MS dengan penambahan beberapa zat pengatur tumbuh. Kalus krisan kedua varietas (Reagent Pink dan Jaguar Pink) dapat terbentuk pada semua kompisisi media. Struktur kalus remah, dengan warna bervariasi hijau kekuning-kuningan hingga cokelat. Ukuran dan bobot segar kalus tidak menunjukkan adanya perbedaan. Media M7 merupakan media yang disarankan untuk produksi kalus sebagai media dasar induksi kalus.KeywordsInduksi mutasi; In vitro; Kalus; KrisanAbstractMutagen induced mutation in many explants and plant materials. These materials were determined mutant. The success of in vitro mutagenesis is influenced by the growing stadia of planting materials used during the mutagenesis process. Mutagenesis in the form of calluses has the potential to obtain solid mutants. The objectives of these studies were to find out materials explant for chemical induce mutation and in vitro media for callus production. Reagent Pink and Jaguar Pink leaf were used as materials. The experiment design was Complete Random Design, with seven treatment of MS (Murashige and Skoog) base medium and the addition of some growing regulatory subtances. Both of chrysanthemum varieties (Reagent Pink and Jaguar Pink) produced calli in all of tested media. The friable calli were obtained. There were same variation color of callus, e.g green, yellowish, and brownish. The variation of size and callus weight were also obtained eventhough it were not significantly different. M7 medium was recommended media for callus production, then it were used for induce mutation materials as based population.