Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PERJUANGAN SERIKAT BURUH DALAM TUNTUTAN KENAIKAN UPAH DI KABUPATEN JOMBANG SETYAWAN, HERY
Paradigma Vol 5, No 3 (2017): Vol 5 Nomer 3 (2017)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Upah menjadi harapan bagi buruh untuk meningkatkan kesejahteraan hidup buruh dan keluarganya. Perjuangan buruh untuk meningkatkan kesejahteraan melalui perjuangan upah menjadi sejarah panjang sejak lahirnya buruh pada tahun 1870 sampai dengan sekarang. perjuangan yang dilakukan buruh untuk meningkatkan nilai upah seringkali diwarnai dengan pemogokan dan aksi massa. Penelitian ini mengkaji tentang strategi perjuangan Serikat Buruh Plywood Jombang (SBPJ) – Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) dalam perjuangan kenaikan upah di Kabupaten Jombang Jawa Timur. Tujuannya, yakni untuk mengetahui strategi perjuangan serikat buruh dalam tuntutan kenaikan upah serta apa saja hambatan yang muncul dan capaian yang diraih. Untuk menjawab tujuan penelitian, menggunakan teori konflik untuk menganalisis  konflik yang muncul antara buruh/proletar dan pengusaha/borjuasi. Selanjutnya, penggunaan teori gerakan sosial untuk mengetahui perjuangan buruh dalam tuntutan kenaikan  upah dan bagaimana strategi yang digunakan untuk mencapai tuntutan kenaikan upah. Metode yang digunakan ialah penelitian kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan fenomena sosial yang terjadi pada subyek serikat buruh plywood Jombang dalam melakukan perjuangan kenaikan upah. Digunakan pendekatan studi kasus untuk mendapatkan fakta yang terjadi dalam perjuangan kenaikan upah yang dilakukan Serikat Buruh Plywood Jombang. Hasil penenlitian menjelasakan bahwa dalam proses penentapan upah SBPJ-GSBI mengunakan dan memadukan dua strategi gerakan massa dan advokasi. Gerakan massa digunakan untuk menekan pememerintah dan dewan pengupahan. Dalam meakukan gerakan massa SBPJ tidak hanya mengalang kekuatan di internal saja tapi memperluas gerakan dengan membangun Front persatuan antara serikat buruh ataupun diluar serikat buruh (masyarakat, mahasiswa, LSM dan akademisi). Advokasi mempunyai kedudukan untuk menguatkan gerakan massa yang dilakukan SBPJ-GSBI. besar kecilnya kenaikan upah sanggat dipengaruhi dengan besar kecilnya gerakan massa.   Kata kunci : Serikat Buruh, Gerakan Sosial, Upah, Konflik   Abstract Wage is a hope for labour to increase their welfare and their family one. Labour struggle to increase their welfare by wage struggle has been it’s long history since 1870 until now. Labour struggle to increase their wage often happened by mass action and strike. This reseach is study about Serikat Buruh Plywood Jombang-Gabungan Serikat Buruh Indonesia (SBPJ-GSBI)-Jombang Playwood Labour Union-Indonesian Labour Union Federation; in wage struggle in Jombang district, East Java. This reseach has the goal to know the labour union strategic in it’s struggle for increase the wage, to know the threat and the target has reached. To reach the goal of this reseach, we use the conflict theory to analize conflicts between labour versus company. And then also used social movement theory to know labour struggle to increase their wage and how are their strategic to reach it. This reseach’s method is descriptive qualitative reseach to descripting social reality in SBPJ’s wage struggle as the subject. We also use case studies to find the fact in this case. It’s output says that SBPJ use two strategic in their wage struggle: mass movement and legal advocacy. Mass movement used to push the government and wage council. SBPJ’s mass movement not only based on their mass base, but also build alliance with student’s movement, NGO and intellectual movement. Legal advocacy has it’s potition to strange their mass movement. The goal that reach on their struggle are depend of the power of mass movement.   Keyword: Labour union, social movement, wage, conflict.
MANAJEMEN LINGKUNGAN MELALUI TEKNIK BUDIDAYA MAGGOT DAN OPTIMALISASI PERAN BANK SAMPAH Zahro, Khusenul Fatimatul; Firdaus, Nathania Agustina; Fathoni, Alfin Barik; Setyawan, Hery; Putri, Fara Armenia Nety Parasetyo; Magfiroh, Illia Seldon
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 3, No 6 (2023): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v3i6.628

Abstract

Lombok Kulon Village located in Wonosari, Bondowoso Regency. This village has potential that has not been fully exploited by the residents of Lombok Kulon village, namely the use of organic waste. Organic waste is waste that according to some rural communities does not provide benefits. Therefore, with the Lombok Kulon Village community still lacking understanding in managing this waste, So The 83 Unej KKN Group through the Village Development Program provides education and assistance to the Lombok Kulon Village community members regarding the use of organic waste into fertilizer. The method for implementing community service activities begins with observing and identifying village potential and problems, followed by outreach, training and assistance in the use of organic waste through maggot cultivation. Maggot cultivation activities receive high attention and enthusiasm from the community.  ABSTRAKDesa Lombok Kulon merupakan desa yang  terletak di Wonosari, Kabupaten Bondowoso. Desa ini mempunyai potensi yang belum di manfaatkan secara menyeluruh oleh warga desa Lombok kulon yaitu pemanfaatan limbah organik. Limbah organik merupakan limbah yang menurut sebagian masyarakat pedesaan tidak memberikan manfaat. Oleh karena itu, dengan masih kurangnya pemahaman masyarakat  Desa lombok kulon dalam mengelola  limbah ini, maka Kelompok 83 KKN UNEJ melalui Program Membangun Desa melakukan edukasi dan pendampingan terhadap warga masyarakat Desa Lombok Kulon terkait pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian dimulai dengan melakukan observasi dan identifikasi potensi dan permasalahan Desa, dilanjutkan dengan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan pemanfaatan limbah organik melalui budidaya maggot.  Kegiatan budidaya Maggot mendapatkan perhatian dan antusiasme yang tinggi dari masyarakat.