This Author published in this journals
All Journal APRON
Diptyangesti, Paringga
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PROSES KREATIF PAMRIHANTO SEBAGAI SENIMAN JARANAN TURANGGA YAKSA DI KABUPATEN TRENGGALEK Diptyangesti, Paringga
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 11 (2017): Apron Volume 1 Nomor 11
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pamrihanto ialah seorang seniman jaranan, merupakan kreator Jaranan Turangga Yaksa. Kepopuleran Jaranan Turangga Yaksa melatarbelakangi timbulnya ketertarikan mengenai proses kreativitas Pamrihanto. Dari proses kreatif seniman dapat diketahui mengenai biografi singkat juga keunikan seniman dalam mewujudkan kreativitasnya. Pentingnya penelitian proses kreatif salah satunya untuk mempertahankan sosok pelestari budaya seperti Pamrihanto. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah latar belakang kehidupan Pamrihanto? (2) Bagaimana proses kreatif Pamrihanto sebagai seniman Jaranan Turangga Yaksa? (3) Bagaimanakah wujud kreativitas Pamrihanto terhadap Jaranan Turangga Yaksa di Kabupaten Trenggalek? Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui proses kreatif Pamrihanto. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai proses kreatif oleh Tabrani (2006) dan Wallas dalam Damajanti (2006)  yang didukung dengan teori-teori lain seperti, teori studi tokoh yang menggunakan teori Furchan, teori wujud kreativitas oleh Waridi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berjenis studi tokoh, dengan objek penelitian yaitu proses kreatif, sedangkan subjek penelitian yaitu Pamrihanto. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dandokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa bakat yang dimiliki oleh Pamrihanto didapat karena faktor genetik. Selain karena faktor genetik, lingkungan juga mempengaruhi Pamrihanto untuk menjadi seniman seperti, lingkungan keluarga, sekolah, hingga sosial dalam masyarakat. Tahapan proses kreatif yang dialami Pamrihanto mengadaptasi teori Tabrani (2006) mengenai tahapan proses kreatif seniman yang meliputi 8 (delapan) tingkatan. Sumber ide pengembangan Jaranan Turangga Yaksa yaitu upacara Baritan. Aktivitas petani di sawah dan Jaranan Turangga Yaksa versi Kedung Cangkring sebagai orientasi gerakan pengembangan. Mitos mengenai Dadhung Awuk dalam upacara Baritan sebagai orientasi alur cerita. Simpulan pada penelitian ini adalah Pamrihanto, seorang pengembang Jaranan Turangga Yaksa versi Kedung Cangkirng menjadi versinya. Kata Kunci: proses kreatif, Pamrihanto, Jaranan Turangga Yaksa