Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tiara Handicraft dan Kaum Difabel: Strategi Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Berkebutuhan Khusus Melalui Industri Kreatif di Sidosermo Indah Surabaya Farid, Rifaat; Anif Muchlashin
PROGRESIF: Jurnal Dakwah, Sosial, dan Komunikasi Vol. 1 No. 2 (2024): PROGRESIF: Jurnal Dakwah, Sosial, dan Komunikasi
Publisher : CV Omah Kreator

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63199/progresif.v1i2.12

Abstract

This study provides an overview of economic empowerment for people with disabilities in the creative industry of Tiara Handycraft Surabaya. The focus of empowerment is intended as a means of releasing the disabled from poverty. This research uses descriptive qualitative method. The results of this study indicate (1) The diffables are interested in joining this Tiara Handicraft due to several internal and external factors, especially from outside, namely poverty (2) The strategy used by the Handycraft Tiara is a work system that prioritizes family and working hours that are not so heavy for people with disabilities.
Dana Talangan Haji; Problem atau Solusi Jitu? (Studi Evaluasi Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji) Farid, Rifaat
Palita: Journal of Social Religion Research Vol. 4 No. 2 (2019): Palita: Journal of Social Religion Research
Publisher : LP2M IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pal.v4i2.758

Abstract

Dana Talangan Haji merupakan merupakan pembiayaan dalam bentuk konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah haji (BPIH) yang ditentukan oleh Kemenag RI melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dengan menggunakan akad Qard dan Ijarah. Dasar Pemerintah mengeluarkan produk pembiayaan Dana Talangan Haji ini adalah bersdasarkan pada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI   No.29/DSN-MUI/VI/2002   tanggal 26 Juni 2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji oleh LKS (Lembaga Keuangan Syariah). Penelitian ini menemukan bahwa metode garbage can yang digunakan pun hanya menyelesaikan berbagai persoalan yang berada di permukaan, tidak menyelesaikan berbagai masalah yang lebih kompleks lainnya. Diantaranya adalah masalah animo haji yang semakin meningkat setiap tahunnya tidak dibarengi dengan perbaikan fasilitas penunjang haji; pemondokan, katering, pengurusan paspor maupun visa yang seringkali terhambat oleh buruknya birokrasi, pemisahan operator maupun regulator dalam pelaksaan haji dan semacamnya. Secara keseluruhan proses penyelenggaran ibadah haji dari tahun ke tahun semakin menunjukkan perubahan yang signifikan
Dana Talangan Haji; Problem atau Solusi Jitu? (Studi Evaluasi Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji) Farid, Rifaat
Palita: Journal of Social Religion Research Vol. 4 No. 2 (2019): Palita: Journal of Social Religion Research
Publisher : LP2M IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pal.v4i2.758

Abstract

Dana Talangan Haji merupakan merupakan pembiayaan dalam bentuk konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah haji (BPIH) yang ditentukan oleh Kemenag RI melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dengan menggunakan akad Qard dan Ijarah. Dasar Pemerintah mengeluarkan produk pembiayaan Dana Talangan Haji ini adalah bersdasarkan pada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI   No.29/DSN-MUI/VI/2002   tanggal 26 Juni 2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji oleh LKS (Lembaga Keuangan Syariah). Penelitian ini menemukan bahwa metode garbage can yang digunakan pun hanya menyelesaikan berbagai persoalan yang berada di permukaan, tidak menyelesaikan berbagai masalah yang lebih kompleks lainnya. Diantaranya adalah masalah animo haji yang semakin meningkat setiap tahunnya tidak dibarengi dengan perbaikan fasilitas penunjang haji; pemondokan, katering, pengurusan paspor maupun visa yang seringkali terhambat oleh buruknya birokrasi, pemisahan operator maupun regulator dalam pelaksaan haji dan semacamnya. Secara keseluruhan proses penyelenggaran ibadah haji dari tahun ke tahun semakin menunjukkan perubahan yang signifikan