Moechtar, Rio Alcanadre Tanjung
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evolusi Cekungan pada Periode Holosen Kaitannya dengan Fluktuasi Muka Air Laut, Tektonik dan Perubahan Iklim di Nabire dan Sekitarnya, Papua Moechtar, Rio Alcanadre Tanjung
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 20, No 4 (2019): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.473 KB) | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.20.4.237-248

Abstract

Daerah penelitian terletak di Kabupaten Nabire, Papua yang sebagian besar wilayahnya ditutupi endapan Kuarter. Penelitian bertujuan untuk mengungkap dinamika Kuarter serta interval proses pengendapan berdasarkan aspek sedimentologi dan stratigrafi. Metode yang dilakukan adalah pemboran dangkal menggunakan hand auger sebanyak 48 titik. Hasil pengeboran menunjukkan  7 (tujuh) fasies pengendapan, yaitu: endapan limpah banjir, endapan cekungan banjir, endapan sungai, endapan rawa bakau, endapan pantai, endapan laut dekat pantai, dan batuan pra-Holosen. Berdasarkan rekonstruksi penampang stratigrafi, kelompok fasies pengendapan tersebut terbagi menjadi dua interval periode pengendapan. Interval periode pengendapan pertama merupakan fasies muka airlaut tinggi (transgresi) dan tersusun atas sistem laut dan sistem rawa. Interval periode pengendapan kedua merupakan fasies muka airlaut rendah (regresi) dan tersusun atas sistem laut, sistem rawa dan sistem sungai. Hasil pentarikhan umur menggunakan metode pentarikhan radiokarbon menunjukkan bahwa batas antara periode pertama dan periode kedua terjadi pada kisaran umur 9.200-10.700 tahun yang lalu. Kemunculan sistem sungai pada periode kedua diakibatkan oleh turunnya muka air laut. Kondisi ini menunjukkan kecenderungan tingkat energi semakin mengecil, berkaitan dengan jumlah volume air ketika itu. Jumlah volume air tersebut berhubungan dengan tingkat kelembapan yang bergantung pada siklus perubahan iklim. Fasies endapan rawa bakau dicirikan dengan keterdapatan Rhizophora sp., Sonneratia alba, dan Bruguiera cylindrica, terjadi penipisan endapan gambut pada fasies tersebut. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa iklim menuju ke kering. Munculnya fasies pantai di bagian tengah fasies endapan rawa bakau membuktikan bahwa ketika muka airlaut turun secara global, secara lokal muka airlaut tinggi pada periode tertentu. Gejala ini cenderung berkaitan dengan turunnya dasar cekungan (base level) akibat tektonik.Katakunci : Muka air laut, tektonik, iklim, Holosen, Nabire
Active Tectonics of the Garsela Fault Utilizing Morphotectonics and Seismicity in Garut Regency, Indonesia Pristiwantoro, Rafa Nurul Zahra; Fahrudin; Widiarso, Dian Agus; Moechtar, Rio Alcanadre Tanjung; Cita, Akbar
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 10 No. 02 (2025): JGEET Vol 10 No 02 : June (2025)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2025.10.02.20209

Abstract

Tectonic activity along active faults in Indonesia has a high potential to cause earthquakes with magnitudes greater than 6.5. This research focuses on the Garsela Fault in Garut Regency, West Java, which has a history of shallow earthquakes occuring near nationally important infrastructure. Morphotectonic analysis, Maximum Credible Earthquake (MCE) calculations, geological structure measurements, and subsurface condition assessments were conducted to determine the tectonic activity around the Garsela Fault and its fault mechanism. The analysis results show that tectonic activity in Garut Regency ranges from low to high. The Garsela Fault is divided into two segments with different fault systems: the Rakutai Segment, a normal fault (16.22 km), and the Kencana Segment, a strike-slip fault (17.33 km). MCE calculations for the Garsela Fault indicate potential maximum magnitudes of 5.42, 5.54, 6.28, and 6.54. Shallow earthquakes may produce stronger tremors in the western part of the Rakutai Segment compared to the east. In addition, earthquakes originating from the Kencana Segment may also generate tremors in the southern part of Garut Regency.