Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementation Of Spiritual Values Of Social Workers In Assisting Street Children At The Rumah Impian Sleman Foundation Maikowati, Riski
Jurnal Dakwah Vol. 24 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.2023.24105

Abstract

Dream House serves to replace the role of parents in providing care. This is the starting point for neglected children to form their identity. The Dream House can also be said to be a place for the survival and growth of neglected children, even though they do not have parents but can still get care through the Dream House, in terms of mentoring there are many values that are applied, one of which is spiritual values, spiritual values in the community. Implemented into various values which are then applied to the dream house. This study uses a qualitative method by discussing how to implement the spiritual values of social workers in assisting street children at the Rumah Impian Foundation (Rumah Impian) Sleman. [[Rumah Impian berfungsi menggantikan peran orang tua dalam melakukan pengasuhan. Hal ini merupakan titik awal bagi anak-anak terlantar untuk membentuk identitas diri mereka. Rumah Impian juga bisa dikatakan sebagai tempat kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak-anak yang terlantar, meskipun mereka tidak memiliki orangtua namun dapat tetap mendapatkan asuhan melalui Rumah Impian, dalam hal pendampingan ada banyak nilai yang di terapkan salah satunya adalah nilai spiritual, nilai spiritual di implementasikan menjadi berbagai nilai yang kemudian di terapkan di rumah impian, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan membahas bagaimana implementasi nilai-nilai spiritual pekerja sosial dalam pendampingan anak jalanan di Yayasan Rumah Impian (Rumah Impian) Sleman.]
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Non Formal Education di Kampung Blunyah Gede Maikowati, Riski
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpm.2019.031-04

Abstract

This paper tries to unravel the empowerment process by the Paguyuban Pengajar Pinggir Sungai (P3S) in Kampung Blunyah Gede. In the context of empowerment, I emphases the concepts and implementation of activities that have been permitted. This activity is expected to have an impact on the Code River community so that they can be empowered and live independently. The definition of independence can be identified through active participation in non formal education programs. Explosively, this study found that the Sungai Code community can improve well-being by taking alternative education. This offer is known collectively with Free Tutoring, Cheerful Sunday, annual Art Performances, provision of Reading Houses, organizing parents through Parent Committees, and Volunteer Schools. Program routines have an impact on children’s learning enthusiasm, new work produced by children, reporting on learning outcomes, reading group activities, regeneration of volunteers, and children’s potential to develop artistic skills.Tulisan ini berusaha mengeksplorasi proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Paguyuban Pengajar Pinggir Sungai (P3S) di Kampung Blunyah Gede. Dalam konteks pemberdayaan, penulis menyoroti konsep dan implementasi kegiatan yang sudah dilakukan. Kegiatan ini diharapkan memberi dampak kepada masyarakat pinggir Sungai Code sehingga dapat berdaya dan hidup mandiri. Definisi kemandirian dapat diketahui melalui partisipasi aktif sehingga dapat mengikuti program non formal education. Secara eksploratif, dalam kajian ini ditemukan bahwa masyarakat sungai Code dapat meningkatkan kesejahteraan dengan mengikuti pendidikan alternatif. Tawaran ini diketahui secara kolektif dengan Bimbingan Belajar Gratis, Minggu Ceria, Pentas Seni tahunan, pengadaan Rumah Baca, pengorganisasian Paguyuban Pengajar Pinggir Sungai (P3S) orang tua melalui Komite Orangtua dan Sekolah Relawan. Rutinitas program berdampak pada semangat belajar, pelaporan hasil belajar, dan karya baru yang dihasilkan anak-anak. Program tersebut juga berdampak pada aktivitas reading group, regenerasi relawan, serta pengembangan skill dan potensi kesenian pada anak-anak.