Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN SITA JAMINAN TERHADAP BARANG MILIK TERGUGAT DALAM SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI KELAS I A BENGKULU) Yulita, Rika
Jurnal Panji Keadilan : Jurnal Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum Vol 2, No 1 (2019): PANJI KEADILAN Jurnal Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpk.v2i1.270

Abstract

ABSTRAKPermohonan sita jaminan adalah untuk menjamin pelaksanaan suatu putusan di kemudian hari, atas barang-barang milik tergugat, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, selama proses perkara berlangsung terlebih dahulu disita, atau dengan kata lain bahwa terhadap barang-barang yang sudah disita tidak dapat dialihkan, diperjual belikan atau dipindah tangankan kepada orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya pengadilan dalam melaksanakan Sita Jaminan Terhadap Barang Milik Tergugat Sebagai Jaminan dalam Suatu Perkara Perdata (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Kelas I A Bengkulu) dan Faktor-faktor penghambat mengenai eksekusi sita jaminan Terhadap Barang Milik Tergugat Sebagai Jaminan dalam Suatu Perkara Perdata (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Kelas I A Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian empiris yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum bersifat deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan tentang sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Pelaksanaan sita jaminan di diatur dalam pasal 197 HIR, penyitaan jaminan putusan di Pengadilan Negeri Kelas I A penyitaan jaminan untuk membayar sejumlah uang. Pelaksanaan dan putusannya jasa akan menjadi sita eksekusi dan nanti akan di lelang, jadi tidak ada kendala jika yang disita itu bukan milik tergugat tetapi milik orang lain nanti ada perlawanan dari pihak yang mempunyai tersebut terhadap perlawanan ke pengadilan dengan gugat perlawanan terhadap sita jaminan. Hambatan dalam pelaksanaan sita jaminan diharuskan surat-surat yang tercantum pada barang atas nama tergugat. Barang atau obyek sengketa menjadi agunan dalam hak tanggungan. Barang atau obyek sengketamerupakan harta warisan yang belum terbagi.Kata kunci: sita jaminan; tergugat; perkara perdataABSTRACTThe request for confiscation of collateral is to guarantee the implementation of a decision in the future, on the property of the defendant, both movable and immovable, as long as the proceedings take place first confiscated, or in other words that the confiscated items cannot transferred, traded or transferred to others. The purpose of this study was to determine the efforts of the court in carrying out the seizure of the Defendant's property as collateral in a civil case (case study at the Bengkulu IA Class Court) and inhibiting factors regarding the execution of collateral seizure against the Defendant's property as a guarantee in a case Civil Code (Case Study in Bengkulu IA Class District. The type of research used by the author is descriptive empirical research. Descriptive legal research is a research that aims to describe the characteristics of individuals, circumstances, symptoms or certain groups or to determine the spread of a symptoms with other symptoms in the community.The implementation of seizure guarantees is regulated in Article 197 of the HIR, confiscation of guarantee decisions in the Class IA District Court confiscation of guarantees to pay a sum of money.The execution and decision of services will be seized execution and later will be auctioned, if there is no problem if the confiscated person does not belong to the defendant but someone else's property will have resistance from the party who has it against the resistance to the court by suing the resistance against the seizure of the guarantee. Obstacles in the implementation of collateral seizure are required for the documents listed on the goods on behalf of the defendant. Goods or objects of dispute become collateral in mortgage rights. The item or object of the dispute is an undivided inheritance.Keywords: confiscated guarantee; defendants; civil cases
PENINGKATAN PEMAHAMAN NELAYAN DESA LABUHAN KURIS TERHADAP PERATURAN TANGKAP LESTARI KAKAP DAN KERAPU DI PERAIRAN TELUK SALEH Yulita, Rika; Bahri, Samsul; Kautsari, Neri
Jurnal Pengembangan Masyarakat Lokal Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Pengembangan Masyarakat Lokal
Publisher : LPPM Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58406/jpml.v8i1.1929

Abstract

Desa Labuhan Kuris merupakan wilayah pesisir di Kabupaten Sumbawa dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, tingkat pemahaman nelayan tentang peraturan tangkapan lestari khususnya untuk ikan kakap dan kerapu masih rendah. Hal ini berkontribusi pada kerusakan ekosistem laut dan menurunnya populasi ikan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkat pemahaman nelayan terkait peraturan tangkapan lestari, dampak praktik penangkapan yang tidak ramah ingkungan, serta pentingnya zonasi konservasi untuk menjaga ekosistem laut. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi sosialisasi melalui wawancara, observasi serta ­pre-test, dan pos-test. Kegiatan ini dilakukan di Desa Labuhan kuris dari Juni hingga November 2024. Hasil menunjukkan bahwa sebelum kegiatan sosialisasi, pemahaman nelayan tentang peraturan tangkapan lestari masih rendah, dengan hanya 26% nelayan yang memahami dampak penangkapan ikan secara berlebihan. Setelah kegiatan sosialisasi, tingkat pemahaman nelayan meningkatkan signifikan, dengan 100% responden memahami penggunaan alat tangkap yang sesuai regulasi dan lebih dari 80% mengetahui ukuran tangkapan yang diperbolehkan menurut peraturan. Selain itu, nelayan juga lebih memahami pentingnya pengelolaan sumber daya perikana secara berkelanjutan demi kelangsungan usaha tangkap mereka. Program ini membuktikan bahwa sosialisasi berbasis kebutuhan nelayan efektif dalam meningkatkan pengetahuan mereka tentang praktik perikanan yang berkelanjutan. Keberlanjutan program ini memerlukan monitoring, evaluasi, dan kolaborasi dengan pihak terkait untuk memastikan penerapan praktik tangkapan di masa mendatang.