Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Kualitas Muffin Dengan Kombinasi Tepung Pisang Kepok Putih (Musa paradisiaca forma typica) Dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata) Putri, Cindy Yong Kurnia; Pranata, Fransiskus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 2 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.527 KB) | DOI: 10.24002/biota.v4i2.2471

Abstract

Muffin merupakan quick bread yang tidak memerlukan waktu pengulenan, pengembangan dan pengistirahatan. Ciri khas muffin adalah permukaan roti berupa crust merekah secara simetris dan berwarna cokelat keemasan. Penggunaan tepung pisang kepok putih dan tepung labu kuning pada proses pembuatan muffin berguna untuk meningkatkan kandungan serat dan betakaroten. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas produk muffin berbahan baku tepung pisang kepok putih dan tepung labu kuning dari parameter kimia, fisik, mikrobiologi dan organoleptik. Penelitian ini juga berguna agar dapat mengetahui konsentrasi dari kombinasi yang terbaik pada tepung pisang kepok putih dan tepung labu kuning dalam pembuatan muffin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan kombinasi tepung pisang kepok putih dan tepung labu kuning sebesar 100:0:0 sebagai kontrol, 80:15:5, 80:10:10 dan 80:5:15. Hasil penelitian yang diperoleh dari produk muffin memiliki kadar air sebesar 17,80-21,33 %, kadar abu 0,43-0,99 %, kadar protein 8,06-11,14 %, kadar lemak 20,19-23,27 %, kadar karbohidrat 46,63-49,73 %, kadar serat kasar 3,28-6,60 %, kadar serat larut 1,40-4,37 %, kadar serat pangan 4,68-10,98 %, kadar betakaroten 470,56-3724,13 µg/100g serta uji mikrobiologi yang terdiri dari angka lempeng total dan kapang khamir yang telah memenuhi standar SNI roti manis (SNI-3840-1995). Muffin dengan kombinasi tepung pisang kepok putih dan tepung labu kuning yang memiliki kualitas terbaik adalah 80:15:5 dilihat dari parameter fisik, kimia, mikrobiologi dan organoleptik.
PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT (MUS MUSCULUS) JANTAN HIPERGLIKEMIA DENGAN VARIASI PENAMBAHAN MINUMAN SERBUK BIJI ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL.) Iskandar, Stefanie Glorina; Swasti, Yuliana Reni; Yanuartono, -
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 20, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtp.2019.020.03.2

Abstract

ABSTRAK Biji buah alpukat (Persea americana Mill.) merupakan salah satu biji yang memiliki kemampuan antihiperglikemia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan serbuk minuman biji alpukat beserta dosis yang paling baik dalam menurukan kadar glukosa darah dan berat badan mencit (Mus musculus) hiperglikemia yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 3 dosis serbuk minuman biji alpukat (180 mg/kgBB, 360 mg/kgBB, 540 mg/kgBB) dan kontrol positif (0 mg/kgBB). Rata-rata Kadar glukosa darah dan berat badan mencit sebelum diberi aloksan berturut-turut sebesar 152 mg/dL dan 23,85 g. Rata-rata kadar glukosa darah dan berat badan mencit setelah diberi aloksan secara berturut-turut sebesar 230,45 mg/dL dan 36,8 g. Pemberian serbuk minuman biji alpukat dilakukan setiap hari selama lima minggu. Pengukuran kadar glukosa darah mencit hiperglikemia dilakukan setiap seminggu setelah pemberian serbuk minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk minuman secara signifikan mampu menurunkan kadar glukosa darah mencit hiperglikemia. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah pemberian serbuk minuman biji alpukat dosis 540 mg/kgBB yang dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 44% dan berat badan sebesar 27,32%.ABSTRACT Avocado (Persea Americana Mill.) seed is a seed that has antihyperglychemic ability. The purpose of this research is to know the ability of avocado seed powder drink and the best dosage in decreasing blood glucose level and weight of alloxan-induced hyperglycemia mice (Mus musculus). This study was conducted using a Factorial Completely Randomized Design with 3 doses avocado seed powder drink (180 mg/kgBB, 360 mg/kgBB, 540 mg/kgBB) and 1 positive control (0 mg/kgBB). Average blood glucose and body weight of mice before given alloxan were 152 mg/dL and 23.85 g. Average blood glucose and body weight of mice after given alloxan were 230.45 mg/dL and 36.8 g. Powder drink is given every day for five weeks. Measurement of blood glucose levels of hyperglycemia mice taken every week. The results showed that the powder drink significantly reduced blood glucose levels of hyperglycemia mice. The best dose in this research is 540 mg / kgBB which can decrease blood glucose level by 44% and decrease weight by 27.32%.
PENAMBAHAN BEKATUL SEBAGAI SUMBER SERAT DAN ANTIOKSIDAN PADA ROTI :KAJIAN PUSTAKA Sudigdo, Parceline Nathalie; Pranata, Franciscus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.198 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i2.15514

Abstract

Bekatul merupakan produk samping dari penggilingan biji serealia seperti beras, gandum, dan barley. Bekatul memiliki harga yang murah, namun tinggi akan serat dan kandungan antioksidan yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Serat pada bekatul dapat menurunkan kadar kolesterol serta dapat meningkatkan waktu transit feses. Kadar serat pada bekatul beras lebih tinggi dibandingkan dengan kadar serat pada bekatul gandum dan barley. Roti merupakan produk hasil pemanggangan yang terbuat dari campuran tepung gandum, dimana kadar serat tepung gandum sebesar 1,35%. Kebutuhan serat harian adalah 25-30 g. Selain itu, adanya kandungan antioksidan pada bekatul dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi, menurunkan resiko penyakit jantung koroner, serta mencegah terjadinya penyakit Alzheimer. Penambahan bekatul perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan serat harian dan menaikkan nilai gizi pada produk. Namun, perlu diketahui bahwa penambahan bekatul dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan tekstur roti menjadi keras volume roti mengecil, serta warna roti menjadi lebih gelap. Oleh sebab itu, perlu diketahui konsentrasi penambahan bekatul pada roti agar dapat mengurangi efek merugikan yang ditimbulkan oleh bekatul. Konsentrasi penambahan bekatul yang ideal adalah 1-10% (Irakli et al ., 2015).
KUALITAS ES KRIM YOGHURT SINBIOTIK DENGAN VARIASI TEPUNG KOLANG-KALING (Arenga pinnata Merr.) Widyaningsih, Maria Magdalena Kurni; Purwijantiningsih, Ekawati; Swasti, Yuliana Reni
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 3 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.999 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i3.12582

Abstract

     Kolang-kaling which is an endosperm of sugar palm fuit (Arenga pinnata Merr.) has relatively low nutritional content, but its fiber content such as Non-digestable Oligosaccharida (NDO) and galactomannan can be used as prebiotic candidate. The combination of the prebiotics and probiotics in a food product is called synbiotic. Synbiotic product in this research were presented in the form of synbiotic yoghurt ice cream. The purpose of this study was to determine the effect of sugar palm fruit (kolang-kaling) flour on the chemical, physical, microbiology and organoleptic quality of ice cream and determine the concentration of the most suitable flour to produce the best quality of ice cream.  The design used was Completely Randomized Design with variation in the addition of the sugar palm fruit flour by 0 % (Control), 1,5 % (A), 3 % (B), and 4,5 % (C).   The result of this study showed that the addition of kolang-kaling flour  effected the overrun, melting rate, ash content, crude fiber, water soluble fiber, total solid, total titration acid, pH, and viability of lactic acid bacteria (LAB) in ice cream, but not exert a significantly different effect on fat and protein content. The symbiotic yoghurt ice cream with the addition of 1,5%  kolang kaling flour has the best quality  based on chemical, physical, microbiological and organoleptic parameters.       Kolang-kaling merupakan endosperma buah aren (Arenga Pinnata Merr.) memiliki kandungan gizi yang relatif rendah, namun kandungan serat seperti oligosaccharida yang tidak dapat dicerna (NDO) dan galaktomanan bisa digunakan sebagai kandidat prebiotik. Kombinasi prebiotik dan probiotik dalam produk makanan disebut sinbiotik. Produk sinbiotik dalam penelitian ini dipresentasikan dalam bentuk es krim yoghurt sinbiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari tepung kolang kaling terhadap  kualitas es krim yoghurt sinbiotik berdasarkan  sifat  kimia, fisik, mikrobiologi  dan organoleptik serta menentukan konsentrasi tepung kolang kaling yang paling cocok untuk menghasilkan  es krim dengan kualitas terbaik. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan variasi penambahan tepung kolang kaling sebanyak 0% (Kontrol), 1,5% (A), 3% (B), dan 4,5% (C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung kolang kaling berpengaruh pada overrun, waktu leleh, kadar abu, serat kasar, serat larut air, total padatan terlarut, total asam titrasi, pH, dan viabilitas bakteri asam laktat (BAL) es krim, tetapi tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan pada kandungan lemak dan protein.  Es krim yoghurt sinbiotik dengan penambahan tepung kolang-kaling sebanyak 1,5 % menghasilkan kualitas yang paling baik berdasarkan parameter kimia, fisik, mikrobiologi, dan organoleptik. 
KUALITAS COOKIES DENGAN KOMBINASI TEPUNG SINGKONG (Manihot utilissima), TEPUNG AMPAS TAHU, DAN TEPUNG KECAMBAH KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) Engko, Sara Putri; Pranata, Franciscus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v20i1.2340

Abstract

Cookies merupakan salah satu dari beberapa produk pangan yang dibuat dengan bahan dasar tepung terigu. Tepung singkong, tepung kecambah kacang hijau, dan tepung ampas tahu digunakan dalam pembuatan cookies sebagai bahan dasar guna meningkatkan kualitas kimia, fisik, dan mikrobiologis dari produk cookies. Penelitian ini menggunakan sistem rancangan acak lengkap (RAL) dan menggunakan empat variasi kombinasi tepung singkong, tepung kecambah kacang hijau, dan tepung ampas tahu (100 : 0 : 0, 70 : 3 : 27, 60 : 6 : 34, 50 : 9 : 41). Hasil dari penelitian ini adalah produk cookies dengan kombinasi tepung singkong, tepung kecambah kacang hijau, dan tepung ampas tahu memiliki kadar air 4,84 % - 5,61 %; kadar abu 2 % - 2,6 %; kadar protein 3,509 % - 6,878 %; kadar lemak 24,75 % - 27 %; kadar karbohidrat 58,926 % - 63,553 %; kadar serat kasar 12,2 % - 16 %; kadar serat larut 3,55 % - 9,85 %; tekstur 1168,25 N/mm2 – 5230,75 N/mm2; Warna cookies sumber cahaya; serta uji mikrobiologis berupa perhitungan angka lempeng total dan angka kapang khamir yang telah memenuhi SNI cookies. Cookies dengan perlakuan 70 : 3 : 27 merupakan perlakuan dengan kualitas yang paling baik.
KUALITAS SELAI LEMBARAN KOMBINASI UMBI BIT MERAH (Beta vulgaris L. var. rubra L.) DAN EKSTRAK PEKTIN DAMI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) Paramita, Intan Diah; Pranata, Franciscus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v20i1.2348

Abstract

Dami nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) merupakan sumber pektin yang berpotensi dalam pembentukan gel selai lembaran dengan dikombinasikan bersama umbi bit merah (Beta vulgaris L. var rubra L.), sehingga menghasilkan selai lembaran yang menarik. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi umbi bit merah dan ekstrak pektin dami nangka terhadap kualitas (kimia, fisik, mikrobiologi, dan organoleptik), serta menentukan kombinasi umbi bit merah dan ekstrak pektin dami nangka yang tepat untuk menghasilkan selai lembaran kualitas terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi umbi bit merah dan ekstrak pektin dami nangka memberi pengaruh nyata terhadap kadar air, abu, serat kasar, serat larut, pektin, total padatan terlarut, total asam tertitrasi, analisis tekstur, serta memberi pengaruh tidak berbeda nyata terhadap analisis warna, analisis mikrobiologi meliputi angka lempeng total (ALT) dan kapang khamir. Selai lembaran dengan kombinasi umbi bit merah berbanding ekstrak pektin dami nangka 70 : 82,5 merupakan kualitas terbaik dengan karakteristik kimia meliputi kadar air 8,27%, abu 1,47%, serat kasar 2,35%, serat larut 6,37%, pektin 1,43%, total padatan terlarut 83,10%, total asam tertitrasi 0,82%, karakteristik fisik meliputi tekstur sebesar 542,17 g dan dihasilkan selai lembaran berwarna merah muda. Karakteristik mikrobiologi meliputi ALT sebesar 1,79 logCFU/gram, kapang khamir 1,46 logCFU/gram dan sebagian besar telah memenuhi Standar Nasional Indonesia.
Es Krim Ekstrak Tempe Kacang Tunggak dan Pasta Ekstrak Umbi Porang sebagai Penstabil: The Quality of Ice Cream with Cowpea Tempeh Extract and Porang Tuber Extract Paste as Stabilizer Siedharta, Alexander Ryu; Swasti, Yuliana Reni; Pranata, Franciscus Sinung
Amerta Nutrition Vol. 8 No. 4 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v8i4.2024.519-527

Abstract

Background: Ice cream contains a high saturated fat and uses commercial stabilizers which are detrimental to health. This study uses cowpea tempeh extract containing a low saturated fat and porang tuber extract paste as natural stabilizers. Objectives: To determinate the effect of adding cowpea tempeh extract as a substitute for water and porang tuber extract paste as a replacement for carboxymethyl cellulose (CMC) and super polymer (SP) on the ice cream characteristics. Methods: This study used a completely randomized design with four treatments based on the ratios amount of cowpea tempeh extract and porang tuber extract paste (%), 0:0 (K), 5:1 (A), 10:1.5 (B), and 15:2 (C). This study measured the protein content, fat content, solids content, sucrose content, total plate counts, Salmonella prevalence, melting rate, overrun and panelists' preference. Results: The result of the ice cream testing shows that the protein content is 4.35%-7.47%, the fat content 8.68%-9.84%, the total solids content 23.53%-30.75%, the sugar content (sucrose) 20.67%-20.87%, the overrun 70.67%-100%, the melting rate 1019 seconds-1207 seconds, and the compliance with Indonesia National Standard dealing with the total plate counts and the Salmonella prevalence. Conclusions: The best ice cream is obtained in the treatment C (15%:2%).
Manfaat Bekatul Beras Putih dan Angkak dalam Pembuatan Cookies dan Roti Coritama, Claudia; Pranata, Franciscus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF) Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.806 KB) | DOI: 10.24853/mjnf.2.1.43-57

Abstract

Latar belakang: Penambahan bahan pada suatu produk pangan seringkali dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Ringkasan ini dibuat dengan analisa berbagai sumber penelitian yang telah ada berdasarkan kriteria yang ditetapkan, dan bertujuan untuk mengkaji potensi bekatul beras putih dan angkak untuk meningkatkan kualitas cookies dan roti. Bekatul beras putih merupakan produk samping penggilingan beras yang saat ini banyak diteliti dan dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai gizi suatu produk makanan. Angkak merupakan hasil fermentasi beras oleh kapang Monascus purpureus yang selama ini banyak dimanfaatkan sebagai pewarna makanan alami dan obat herbal. Hasil: Penelitian telah membuktikan bahwa bekatul beras putih dapat meningkatkan kadar serat dan antioksidan pada produk bakery, sementara angkak memiliki kemampuan menurunkan kolesterol dan memiliki pigmen warna yang dapat mempengaruhi penampilan cookies dan roti. Potensi tersebut diikuti dengan kekhawatiran yang muncul mengenai isu keamanan pangan pada angkak. Kesimpulan: Bekatul beras putih dan angkak dapat ditambahkan dalam pembuatan cookies dan roti untuk memberikan peningkatan pada parameter fisik dan kimia. Angkak dapat ditambahkan pada produk pangan tanpa diikuti efek samping apabila ditambahkan pada dosis yang normal, serta dapat dilakukan upaya pemanasan untuk mendetoksifikasi citrinin.
Kualitas Es Krim dengan Kombinasi Penambahan Ekstrak Tulang Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) dan Ekstrak Kacang Gude (Cajanus cajan): Quality of Ice Cream with a Combination of Jambal Catfish (Pangasius djambal) Bone Extract and Pigeon Pea Bean (Cajanus cajan) Extract Putra, Libertus Anggit Martini Lunggono; Swasti, Yuliana Reni; Pranata, Franciscus Sinung
JURNAL AGROTEKNOLOGI Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/j-agt.v18i2.37380

Abstract

Ice cream is a frozen food processed using a stabilizer, fat milk, and protein. It has a soft texture that can survive at room temperature. The bones of jambal catfish (Pangasius djambal) have collagen fibers, which are used to make gelatin as a stabilizer and emulsifier; gude or pigeon pea beans (Cajanus cajan) contain high protein that can be used to improve the quality of protein in ice cream. This research was conducted to determine the quality of ice cream with jambal catfish bone extract and pigeon pea bean extract added, which was seen from a chemical, physical, and microbiological point of view, as well as the acceptability of ice cream for consumption, besides this research also determine the right combination of using jambal catfish bone extract as a stabilizer to replace carboxy methyl cellulose (CMC) and pigeon pea bean extract in improving the quality of ice cream. This research was conducted using a completely randomized design (CRD) with 4 combination treatments of adding jambal catfish bone extract and pigeon pea bean extract i.e., 0:0% (control/K), 0.25:50% (A); 0.5:50% (B) and 0.75:75% (C). The results showed that the best quality of ice cream by the addition of 0.5% jambal catfish bone and 50% pigeon pea bean extract (B) with the protein content of 5.95%, lipid content of 17.48%, total solid of 22.39%, overrun value of 68.00%, melting rate value of 16.95%, total microbes (total plate count) of 2.46 log10 colony/gram, and negative of Salmonella sp. This research is beneficial in replacing synthetic emulsifiers and stabilizers with natural ingredients and increasing the use of plant-based ingredients to increase ice cream protein. Keywords: collagen bone, emulsifier, ice cream, pigeon pea bean extract, stabilizer
Kualitas Selai Lembaran dengan Kombinasi Daging Buah Alpukat dan Bubur Kolang Kaling Tanggara, Evangelista Cannola; Purwijantiningsih, Ekawati; Swasti, Yuliana Reni
Pro Food Vol. 11 No. 1 (2025): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v11i1.385

Abstract

Sheet jam is a food made from fruit pulp that is dried at a temperature of around 50-65oC with a drying time ranging from 6 to 24 hours  depending on the raw materials used. In this study, avocado flesh was used do to its nutritional advantages  and serve as a source of pectin, as well as in combination with kolang kaling as a gelling agent in sheet jam. This study aims to determine the effect of the combination of avocado flesh and kolang kaling pulp on the quality of sheet jam based on chemical, physical, microbiological, and organoleptic properties and to determine the right combination between avocado flesh and kolang kaling pulp to obtain sheet jam results with the best quality. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 combination treatments of avocado flesh and kolang kaling pulp, namely the Control treatment 100:0; treatment A 95:5; treatment B 90:10; and treatment C 85:15. The results showed that the combination of avocado flesh and kolang kaling pulp had a significantly different effect on quality of sheet jam including moisture content, ash content, insoluble fiber content, soluble fiber content, total soluble solids, and texture analysis,  but did not have a significant effect on color analysis and microbiological tests, including total plate count and yeast and mold count. The optimal combination of avocado flesh and kolang kaling pulp to produce sheet jam with the best quality was 85% avocado flesh and 15% kolang kaling pulp.