Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)

EFEKTIFITAS KELAS CALON NENEK SEBAGAI PENDUKUNG ASI TERHADAP PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF HARI KE 1-3 DI DESA PANDEAN Yuliana, Wahida; Hakim, Bawon Nul
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 2 No. 1 (2018): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : LPPM Universitas Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i1.102

Abstract

ABSTRAK Dukungan masyarakat,  baik secara perorangan, kelompok atau organisasi berupa kontribusi dalam program terkait pemberian ASI Eksklusif sangat berpengaruh terhadap praktek pemberian ASI eksklusif. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan  tahun 2015  di JawaTimur 74,1 %  dan tahun 2016 menurun menjadi 31,3 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Kelas calon nenek sebagai pendukung ASI terhadap pelaksanaan ASI Eksklusif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experimental. Populasinya adalah seluruh ibu hamil trimester III di Desa Pandean yang berjumlah 30 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Analisis yang digunakan adalah uji statistik chi-square tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05) dengan menggunakan STATA 12. Hasil penelitian dari 30 responden, 11 responden (36,6%) yang diberi kelas calon nenek melaksanakan pemberian ASI eksklusif hari ke 1-3 sedangkan 10 responden (33,3%) yang tidak diberi kelas calon nenek tidak dapat melaksanakan pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan penelitian ini adalah kelas calon nenek efektif dalam keberhasilan pelaksanaan ASI Eksklusif pada hari 1-3. Kata kunci: kelas calon nenek, pendukung ASI, ASI eksklusif  ABSTRACTThe Community support, individual, group or organization in the form of contributions in programs related to exclusive breastfeeding is very influential on exclusive breastfeeding practices. The coverage of exclusive breastfeeding in infants aged 0-6 months 2015 in East Java was 74.1% and 2016 decreased to 31.3%. This study aimed to determine the application of prospective grandmother classes as breastfeeding supporters of the implementation of Exclusive ASI. This research used experimental quasy research design. The population is all third trimester pregnant women in pandean village which amounts to 30 people. The sampling technique used is simple random sampling. The analysis used is chi-square statistical test of significance level 95% (alpha 0,05) using STATA 12. The results of the study of 30 respondents, 36.6% of respondents (36.6%) who were given grandmother grandmother class performed exclusive breastfeeding day 1-3 whereas 10 respondents (33.3%) who were not given grandmother candidate class can not perform exclusive breastfeeding. The conclusion of this study is that grandmother class is effective in the successful implementation of Exclusive Breast milk on 1-3 days. Keywords: grandmother's class, breastfeeding supporter, exclusive breastfeeding
Hubungan Sosial Budaya dengan Sikap Remaja terhadap Pendewasaan Usia Perkawinan Ermawati, Iit; Hakim, Bawon Nul
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 5 No. 2 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : LPPM Universitas Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i2.390

Abstract

AbstrakPerkawinan usia dini merupakan permasalahan yang masih banyak terjadi di  masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Lingkungan dan budaya sekitar remaja yang sering terjadi perkawinan usia dini, dapat menghambat sikap remaja untuk mendewasakan usia perkawinan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan sosial budaya dengan sikap remaja terhadap pendewasaan usia perkawinan di Desa Sindet Probolinggo. Jenis penelitian yang diterapkan adalah observasional dengan rancang bangun crossectional study. Tempat penelitian ini di Desa Sindetanyar Kabupaten Probolinggo pada bulan Desember tahun 2020 – April tahun 2021 dengan jumlah  populasi adalah 50 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis uji statistik yang digunakan spearman rank. Variabel independen sosial budaya meliputi: ada tidaknya tradisi atau kebiasaan anggota keluarga, teman, atau tetangga sekitar yang menikah kurang dari 21 tahun atau 25 tahun, variabel dependen: sikap remaja terhadap pendewasaan usia perkawinan. Hasil analisis antara hubungan sosial budaya dengan sikap remaja terhadap pendewasaan usia perkawinan tidak ada hubungan signifikan  (р = 0,329 > ɑ, ɑ=0,05). Kesimpulan penelitian ini tidak ada hubungan antara sosial budaya dengan sikap remaja terhadap pendewasaan usia perkawinan di Desa Sindetanyar Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Kata kunci  : sosial budaya,  sikap, pendewasaan, perkawinan Abstract Early marriage is a problem that still occurs in many communities, especially in the countryside, but it is not denied also in the city, In addition, the environment and culture around adolescents that often occur early marriage can inhibit adolescent attitudes to mature the age of marriage. The aim of the study was to analyze socio-cultural relationships with adolescent attitudes towards maturation of marriage age in the village of sindet probolinggo. The type of research applied is observational with crossectional study design. This research site in the village of Sindetanyar probolinggo regency in December 2020 - April 2021 The population is 50 people. The sampling technique used is total sampling. Data collection using questionnaires, statistical test analysis used by spearman rank variables independent socio-cultural include: Whether or not the traditions or habits of family members, friends, or neighbors who are married for less than 21 years or 25 years, dependant variables: adolescent attitudes towards maturation of the age of marriage. The result of the reflection between socio-cultural relationships and adolescent attitudes towards maturation of the age of marriage is not significant (р = 0.329 > ɑ ɑ = 0.05 ) The conclusion of this study has no relationship between socio-culture and adolescent attitudes towards maturation of marriage age in Sindetanyar Village Besuk District Probolinggo. Keywords : socio-culture, attitude, maturation, marriage