Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Solidaritas Sosial Pedagang Kaki Lima terhadap Tingkah Laku Konsumen di D.I Yogyakarta Hendra, Djaja
POPULIKA Vol 7, No 1 (2019): Populika
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/populika.v7i1.23

Abstract

The presence of street vendors in Indonesia sometimes quiet disturbing especially for pedestrian and the motorist. However, they are also needed by the housewives to buy to rather than going to the market, supermarket or mall just to buy few things or only for a walk. Usually the street vendors had actually had place by the policy of the local government, however, maybe because of the little people know or with some other reason, the available places sometimes are left unused. The research is done towards 20 respondents with qualitative study. The method used is the phenomethologist.  The result of the research gotten are as follow: First, most of the respondents come from Tegal city, approaching another big cities in Java, second, most of the local citizens search for additional income from that place; third, generally the things prepared are fast food; generally the sellers from outside of the region go with their own vehicle and using pushed carriage for the local citizen.
Solidaritas Sosial Pedagang Kaki Lima terhadap Tingkah Laku Konsumen di D.I Yogyakarta Hendra, Djaja
POPULIKA Vol. 7 No. 1 (2019): Populika
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/populika.v7i1.23

Abstract

The presence of street vendors in Indonesia sometimes quiet disturbing especially for pedestrian and the motorist. However, they are also needed by the housewives to buy to rather than going to the market, supermarket or mall just to buy few things or only for a walk. Usually the street vendors had actually had place by the policy of the local government, however, maybe because of the little people know or with some other reason, the available places sometimes are left unused. The research is done towards 20 respondents with qualitative study. The method used is the phenomethologist.  The result of the research gotten are as follow: First, most of the respondents come from Tegal city, approaching another big cities in Java, second, most of the local citizens search for additional income from that place; third, generally the things prepared are fast food; generally the sellers from outside of the region go with their own vehicle and using pushed carriage for the local citizen.
Dilema “Proses Belajar-Mengajar” di Dunia Pendidikan Tinggi Kita Hendra, Djaja
JURNAL PENDIDIKAN Vol 28 No 2 (2019): July
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jp.v28i2.341

Abstract

Berbeda dengan sistem pendidikan menengah, “proses belajar dan mengajar” dalam pendidikan tinggi menuntut kualitas yang lebih baik untuk keberhasilan pendidikan dan pengajaran itu sendiri. Guru (Dosen) mengeluh tentang gaji yang tidak memadai, dan demonstrasi ada di mana-mana, sekarang adanya tambahan pendapatan (melalui sertifikasi), para pendidik memilih untuk diam. Namun, sangat disayangkan bahwa pada prosesnya, kualitas pengajaran dan pembelajaran tidak berubah sama sekali. Sudah relatif sama. Bahkan tidak berubah. Semua hal pada akhirnya adalah kembali ke guru (dosen) dan siswa (mahasiswa) di mana pendidikan tinggi akan dibawa keberlangsungannya. Dalam istilah ini, teori fungsionalisme - struktural yang menjadi populer pada tahun-tahun sebelumnya, disajikan kembali; dengan harapan guru dan siswa dapat memperoleh manfaat darinya. Mungkinkah?
Kesiapan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Hendra, Djaja
JURNAL PENDIDIKAN Vol 29 No 1 (2020): March
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jp.v29i1.596

Abstract

Perubahan, bagaimana pun adalah suatu keniscayaan dan tidak pernah ada sesuatu di dunia ini yang tidak berubah. Tinggal, bagaimana orang, siap atau tidak, dalam menerima perubahan. Bagi mereka yang tidak siap menerima perubahan, tentu akan tertinggal di belakang atau menghindari perubahan dengan meninggalkan panggung pergaulan kehidupan. Perguruan tinggi adalah suatu sosok kehidupan yang siap untuk menerima perubahan tersebut. Khalayak pun sangat memahami dan menyadarinya. Itulah sebabnya, Revolusi Industri 4.0 meskipun baru, tentu perguruan tinggi siap untuk menerimanya. Namun jika dicermati, ternyata, kesiapan menerima Revolusi Industri 4.0 adalah sesuatu yang tidak ada kaitan langsung dengan perguruan tinggi dimaksud. Ia seperti lembaga yang lain, tentu dengan senang hati menerimanya, termasuk dalam pikiran-pikiran perguruan tinggi. Namun, jika sesuatu perubahan berkaitan langsung dengan dirinya, persoalannya, menjadi tidak mudah, apalagi jika sampai memasukkan dalam pikiran-pikirannya.
Perlu Kehati-hatian Dalam Pemberian Materi Pendidikan Di Indonesia Hendra, Djaja
JURNAL PENDIDIKAN Vol 30 No 2 (2021): July
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jp.v30i2.1356

Abstract

Dunia pendidikan di semua jenjang di Indonesia acapkali tidak bersesuaian dengan kenyataan di dunia Kerja. Akibatnya, pengangguran pun terjadi di mana-mana, terlebih di masa pandemi ini. Nampaknya, berbagai kebijakan telah pula dilakukan pemerintah tetapi persoalan pendidikan, luar biasa rumitnya ditambah dengan kondisi geografis negara kita, mau tidak mau, tentu ada sekolah yang merespons dengan baik dan yang kurang, dalam menanggapi berbagai kebijakan dari pemeritah itu. Contoh kurikulum berskala nasional, tentu harus dipedomani dan disikapi dengan baik karena merupakan aturan baku yang harus dirujuk secara tepat dan tegas. Tetapi dalam kenyataan, harusnya peraturan itu dipahami tidak kaku, elastis-elastis saja dan disesuaikan dengan kondisi di daerah masing-masing. Begitu kakunya, kadang-kadang, membuat parapenga-jar di berbagai tingkat dan jenjang pendidikan tadi, agak sulit dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh karena itu, wajar jika orang yang lebih dekat dengan pusat pemerintahan  di Jawa jauh lebih responsif, cepat dan informatif dalam menyikapi daripada mereka yang berasal dari Luar Jawa. Di sini hendaknya materi pendidikan janganlah melulu bersandar pada kurikulum nasional belaka. Jika demikian halnya, tidak mustahil orang-orang Luar Jawa akan selalu tertinggal dan menjadi penonton di daerah mereka sendiri. Dalam dua dasawarsa terakhir ini saja, sudah banyak orang-orang di Jawa --- dalam tes ASN misalnya --- mengikuti tes ASN di Luar Jawa, karena tingginya angka persaingan dan lapangan kerja di Jawa. Membandingkan kondisi demikian, sah-sah saja. Memang tes ASN di mana pun sama saja. Tetapi sulit kiranya peserta tes Luar Jawa dapat menyamai mereka yang berasal dari Jawa, apalagi sampai mengungguli. Itulah sebabnya -- pemerintah dalam pemberian materi pendidikan sesuai kurikulum -- hendaknya memberikan peluang yang kreatif dan inovatif kepada daerah maupun kepada parapengajarnya.    Kata-kata kunci: materi pendidikan, tes-ASN, kurikulum, parapengajar, daerah Luar Jawa
Sosiologi Pendidikan Dalam Pemikiran Ibnu Khaldun Hendra, Djaja
JURNAL PENDIDIKAN Vol 30 No 3 (2021): November
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jp.v30i3.1923

Abstract

Abstract: The thinkers assume that the 'Father of Sociology' must be Auguste Comte (France). Whereas about 4 centuries ago, before Comte was born, the behavior of the people had been discussed by Ibn Khaldun (Islamic Sociologist). At that time the term sociology was not yet known, let alone talking about the sociology of education. Sociology of education is deliberately displayed and tries to be explored and sought in the main points of Ibn Khaldun's thoughts when he is talking about people's behavior in his work entitled Mukaddinah. In the book, indeed, Ibn Khaldun does not talk specifically about the sociology of education, but we ourselves are trying to find the scattered fragments according to our field of knowledge in his work. The advantages of Ibn Kahdun when talking about the behavior of society as a whole, then where do we look for the sociology of education? Also, what should not be forgotten is that Ibn Khaldun also includes his teaching methods. Why is that? Ibn Khaldun is a thinker as well as someone who compares with the reality on the ground. This can happen because he is a thinker who is behind the desk as well as being in the government (demands field work). He theorizes as well as application.  Keywords: sociology of education, main ideas, community behavior