Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA PELAYANAN KANTIN UNIKOM Robecca, Julian; Pasaribu, Maya Veby Damayanti; Latifah, Anissa Nurul; Alfesa, Williana; Sitompul, Christin Putri R
Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Teknik Industri Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.105 KB) | DOI: 10.34010/iqe.v7i1.1726

Abstract

Kualitas pelayanan merupakan suatu fenomena yang unik, sebab dimensi dan indikatornya berbeda diantara orang-orang yang terlibat dalam pelayanan. (Tjiptono F & Diana. A, 2003). Kantin UNIKOM sebagai salah satu jasa tempat makan bagi mahasiswa. Hasil survei membuktikan bahwa saat ini kondisi kantin terlihat sepi dan kurang menarik pengunjung. Kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk makan ditempat lain dibandingkan untuk makan di kantin. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas peneliti melakukan penelitian Analisis Kepuasan Mahasiswa Unikom Terhadap Pelayanan Kantin Unikom. Service Quality merupakan dimensi kualitas jasa yang terdiri dari tangibles, reliability, responsiveness, assurance , dan emphaty. (Griffin, A. & Hauser, 1993). Konsep dasar QFD sebenarnya adalah suatu cara pendekatan untuk mendesain produk agar dapat memenuhi keinginan konsumen. QFD bermula dari suara pelanggan (Bradbury, 2004). Terdapat model mengidentifikasikan penyebab ketidakberhasilan penyampaian jasa dengan menggunakan model gap 5 yaitu Gap dalam pelayanan yang dirasakan adalah perbedaan persepsi antara jasa yang dirasakan dengan jasa yang diharapkan oleh pelanggan. Data costumer needs diperoleh melalui wawancara langsung dengan 40 responden dari kalangan mahasiswa UNIKOM. Diperoleh hasil wawancara terdapat 39 pernyataan costumer needs. Dengan mengukur tingkat kepentingan dan kepuasan untuk memperoleh tingkat kesenjangan (gap). Rata-rata nilai kesenjangan sebesar – 0.82, bernilai negatif artinya kepuasan pelanggan belum memenuhi kepentingan yang diinginkan. Pernyataan yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki adalah pernyataan yang memiliki tingkat kesenjangan yang paling besar. Untuk setiap pernyataan memiliki tingkat kuadran importance. Kuadran satu menjadi prioritas utama yang harus segera diperebaiki. Usulan yang diberikan yaitu harus meningkatkan fasilitas yang telah tersedia, menetapkan aturan dan variasi menu minuman diperbanyak.
PENGEMBANGAN FASILITAS LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS DI PT PLN (PERSERO) RAYON SIAK Andriana, Iyan; Alfesa, Williana
Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Teknik Industri Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1023.865 KB) | DOI: 10.34010/iqe.v7i1.1737

Abstract

PLN Rayon Siak merupakan perusahaan jasa yang memiliki peranan untuk melayani masyarakat, terutama yang berada di Kabupaten Siak. Kendala yang dihadapi PLN dalam proses melayani masyarakat diantaranya adalah masih kurangnya fasilitas listrik yang memadai. Fasilitas listrik yang terdapat di PLN diantaranya meliputi fasilitas pelayanan dan fasilitas jaringan listrik. Dalam melayani masyarakat, PLN harus meningkatkan atau mengembangkan fasilitas dari beberapa pilihan alternatif yang ada agar dapat menjadi lebih baik. Kemungkinan pilihan alternatif dalam mengembangkan fasilitas listrik ini diantaranya adalah dengan membangun posko pelayanan, pembangkit PLTMG dan Gardu Induk (GI). Metode yang dapat membantu mempermudah dalam menentukan pilihan alternatif dari permasalahan yang ada yaitu adalah menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Metode AHP merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan pilihan alternatif terbaik dari sebuah permasalahan yang tidak terstruktur dan atau semi terstruktur. Metode ini memiliki peran sebagai alat bantu yang dapat digunakan untuk memilih alternatif atau solusi dengan lebih cepat. Permasalahan yang terdapat dalam pengembangan fasilitas listrik ini merupakan permasalahan yang tidak terstruktur. Metode AHP sangat cocok digunakan dalam pengambilan keputusan pada permasalahan pengembangan fasilitas listrik. Pengambilan keputusan adalah tahapan dalam pemilihan alternatif pengembangan fasilitas pelayanan dan jaringan listrik. Hasil pengolahan data yang dilakukan diperolehlah pilihan alternatif terbaik yaitu membangun posko dengan persentasi 71,58%, PLTMG dengan persentasi16,42% kemudian gardu induk dengan persentasi 11,99%. Hasil akhir menggunakan metode AHP menunjukkan bahwa yang menjadi prioritas sebaiknya dilaksanakan terlebih dahulu adalah membangun posko karena memiliki persentasi tertinggi.