Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemilihan Alternatif Trase Kereta Api Di Kabupaten Bangkalan Menggunakan Metode Ahp Astuti, Septiana Widi; Oka, AA. Bagus; Soimun, Ahmad
Indonesian Railway Journal Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 3 Nomer 2 Tahun 2019
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1552.735 KB) | DOI: 10.37367/jpi.v3i2.117

Abstract

Pulau madura pada masa kolonial belanda sudah menggunakan transportasi kereta api. Awalnya moda transportasi KA memang hanya digunakan sebagai sarana angkutan garam sebagai komiditi utama Madura antara Kalianget dan Kamal maupun sebaliknya. Sejak tahun 1984 jalur kereta api Madura di tutup secara keseluruhan dikarenakan angkutan transportasi kalah saing dengan angkutan umum lainya jarak pendek. Pada tahun 2009 dengan dibukanya jembatan Suramadu geliat pertumbuhan ekonomis sosial madura khususnya kabupaten Bangkalan mulai berkembang hal ini ditandai dengan rencana pembangunan Central Bussines District di daerah Sukolilo dan rencana pembangunan pelabuhan peti kemas di daerah tanjung bulu pandan yang memerlukan infrastruktur transportasi penghubung khususnya distribusi barang yang salah satunya adalah menggunakan kereta api. Penelitian ini bertujuan memilih trase kereta api terbaik di Kabupaten Bangkalan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan metode pengambilan keputusan, yang peralatan utamanya adalah sebuah hirarki. Penelitian ini memberikan 2 alternatif pemilihan trase diantaranya trase A trase eksisting yang sudah ada dari Pelabuhan kamal sampai Kota Bangkalan. Sedangkan trase B adalah trase yang diusulkan dalam penelitian ini dari ujung jembatan Suramadu sisi Madura sampai Stasiun Tunjung. Hasil penelitian menunjukan bahwa membangun trase kereta api baru menjadi alternatif terpilih dibandingkan dengan melakukan reaktivasi dengan kriteria tata ruang menjadi kriteria terpenting yang harus didahulukan dalam memilih alrernatif trase. Secara keseluruhan membangun trase baru dari Suramadu ke Bangkalan dirasa lebih penting oleh para responden jika dilihat dari segi tata ruang, desain, kerawanan bencana dan kebutuhan dana.
Pemilihan Alternatif Trase Kereta Api Di Kabupaten Bangkalan Menggunakan Metode Ahp Astuti, Septiana Widi; Oka, AA. Bagus; Soimun, Ahmad
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 3 Nomer 2 Tahun 2019
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/irj.v3i2.117

Abstract

In the Dutch colonial era Madura has already used rail transportation. Initially, the railway transport is only used as a means transport of salt distribution, as the main commodity in Madura, between Kalianget and Kamal and vice versa. The Madura railroad has been completely closed since 1984 due to short distance operation which made the train is less competitive with other public transport. In 2009, because of the opening of the Suramadu bridge the growth of economical and social aspect in Madura especially Bangkalan began to grow. It is characterized by the development plan to build Central Business District (CBD) in the Sukolilo area and also build a container port in the area of ​​Tanjung Bulu Pandan that requires transportation infrastructure for distribution, such as train. The purpose of this research is to choose the best rail alignment in Bangkalan. The method used in this study used Analytical Hierarchy Process (AHP) which is a method of decision-making plan. This study provides two alternative, first alternative is reactivated existing trace as trace A that is existing trace linking Kamal to Bangkalan. While alternative 2 is build new railway line as trace B which began from tip of the Suramadu bridge to Tunjung. The results showed that building a new railway line was the chosen alternative with spatial criteria being the most important criteria that must take precedence in selecting alternative. Overall, building a new alignment from Suramadu to Bangkalan was considered more important by the respondents when viewed in terms of spatial planning, design, disaster vulnerability and funding needs.