Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP LONJAKAN PERKAWINAN USIA ANAK DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Putra, Yudi Pratama; Maulana , Rikiandi Sopian; Muslimin , Muhammad Khairi; Zamzami , Kamila Nabil; Kusuma , Yogi Dian
IURIS NOTITIA : JURNAL ILMU HUKUM Vol. 1 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : Ninety Media Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69916/iuris.v1i1.42

Abstract

Era pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar bagi setiap orang termasuk dampak terhadap melonjak perkawinan usia anak di Lombok Tengah dalam kurung waktu 2019-2021. Pada tahun 2019 terdapat 8 %, 2020 terdapat 31%, dan 2021 terdapat 61% perkawinan usia anak. Dari banyaknya kasus tersebut maka tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya lonjakan perkawinan usia anak pada masa pandemi covid 19 di Lombok Tengah dan apa peran pemerintah dalam mencegah lonjakan perkawinan usia anak pada masa pandemi covid-19 di Lombok Tengah. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif empiris. Penelitian normatif empiris adalah penelitian yang menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan narasumber yang melakukan perkawinan usia anak, sedangkan data sekunder diperoleh dari peraturan, buku, karya ilmiah, dan internet. Hasil penelitian ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi melonjaknya perkawinan usia anak di Lombok Tengah selama masa pandemic covid-19 karena faktor ekonomi, faktor lingkungan, faktor married by Accident, faktor edukasi, dan faktor budaya merariq. Adapun peran pemerintah Lombok Tengah untuk mencegah perkawinan usia anak dengan mengeluarkan peraturan daerah terkait pencegahan perkawinan anak dan melakukan sosialisai perda tersebut. disahkan dan disosialisaikan perda tersebut berhasil mengurangi lonjakan perkawinan usia anak di Lombok Tengah.
Socialization of White Jack Bean Tempe Production as a Strategy to Reduce Stunting Rates in Gumantar Village, North Lombok Regency Putra, Yudi Pratama; Wrethykandayun, Luh Adhira; Zarleni, Tia; Fitriananda, Fitriananda; Irwandi, Agus Salim; Rahman, Muhamad Abdul; Wulandhari, Liliyan; Sadrian, Yunan; Sukma, Puji Indriani; Apriliana, Dewita; Apriliani, Baiq Dian; Jaya, I Komang Damar
Unram Journal of Community Service Vol. 5 No. 1 (2024): March
Publisher : Pascasarjana Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ujcs.v5i1.576

Abstract

Gumantar Village is in North Lombok Regency, West Nusa Tenggara. This village is classified as a developing village with many problems, including stunting. Stunting is caused by mothers and children's lack of adequate nutrition and nutrients, which impacts children's physical and mental growth as the nation's golden generation. Therefore, it is vital to prevent stunting in Gumantar Village, considering the village is the frontline in eradicating stunting. To prevent stunting, the KKN-PMD group of Mataram University initiated the utilization of white Jack bean (Canavalia ensiformis) as a raw material for making tempeh to replace soybeans to increase nutritious food and the economy in Gumantar Village. The activity was carried out from December 2023 to January 2024. This tempeh-making aimed to fulfill the community's nutritional intake through tempeh, which is rich in properties and nutrients and can become a community income to improve the economy. The method used through the work program to reduce stunting rates in Gumantar Village was healthy village socialization on stunting prevention, a stunting campaign through Posyandu, and nutritious food demonstrations to make tempeh from white Jack beans. Other activities carried out to prevent stunting were sexual education to children and socialization of early marriage to adolescents who are experiencing the puberty phase. The results of the socialization activities and demonstrations of processing white Jack beans as a primary ingredient for making tempeh were that the community had a better understanding of how to prevent stunting and how to make tempeh from white Jack beans—most of the community members like the tempeh both in terms of taste, shape, and texture. Participants well accepted sexual education and early marriage socialization.